21.
Jungwon mengenakan pakaian model turtle neck hari ini. Tak ia sangka kejadian yang menimpanya kemarin memiliki bekas secara fisik. Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia memiringkan kepalanya lalu menurunkan sedikit area kerah pakaiannya.
Tanda kemerahan hampir melingkar di leher jenjangnya itu masih hangat terasa.
Jungwon menyentuh area tersebut dan tak dapat menahan helaan napas seraya bertanya-tanya.
Apa yang salah darinya?
Mengapa Jay melakukannya?
---
Jay di lain sisi pun sedang menatap pantulan dirinya. Ia bahkan tak sanggup melihat terlalu lama matanya sendiri.
Bagaimana perasaan Jungwon tiap kali menatap mata dingin ini?
Mengapa Jungwon membiarkan Jay mendekatinya?
Mengapa Jay... tidak menyingkirkannya?
Jay menunduk menatap kedua telapak tangannya yang masih terasa sepanas hari itu.
Jay memejamkan matanya, kepalanya dipenuhi banyak tanya.
Apa yang salah darinya?
Mengapa ia melakukannya?
22.Jay berjalan beriringan dengan Heeseung. Mood-nya tak begitu baik dan Heeseung menyadari itu. Sedari perkuliahan pagi hingga hampir usai, Jay tak sekalipun memulai pembicaraan.
"Kamu ada masalah?" tanya Heeseung. "Aku ada di sini, kalau kamu butuh apa-apa, Jay." sambungnya dengan lembut.
Jay menoleh pada Heeseung. Tidak, Heeseung tidak mengerti. Tak akan ada yang mengerti apa yang telah ia lakukan pada Jungwon. Tak akan ada yang peduli, tak akan ada yang bisa memahami.
Jay lebih pantas merenung sendiri.
"Nggak ada. Gue cuma pengen tidur, ngantuk." balasnya mengelak.
Jay tak lagi berbicara dengan Heeseung setelahnya. Ia berjalan sembari melamun, masih dihantui rasa risau dalam benaknya. Langkahnya terhenti tepat di samping motor besar miliknya. Sekali lagi, ia meredam rasa hampa.
Ada sesuatu yang hilang dari perasaannya.
---
Kini, Jay berdiri tepat di depan gedung kos Jungwon. Ia memijit pelipisnya setelah sadar apa yang sedang ia lakukan sekarang.
Jay ingin menemui pria itu. Jay ingin menjelaskan situasi yang terjadi kemarin. Jay ingin Jungwon tahu ia melakukannya dengan tidak sengaja. Jay ingin... membela dirinya.
Jay memarkir motornya seolah ia pun tinggal disana. Langkahnya semakin memberat tat kala dirinya mendekati kamar yang menjadi saksi kejahatannya.
Apa yang akan ia katakan?
Apa yang harus ia katakan?
Apa yang harus ia ucapkan pada Jungwon agar memahami kekacauan akibat perbuatannya?
Jay kini sudah berdiri di depan kamar itu. Lampunya menyala, maka bisa kecil diartikan pria cantik itu ada di dalamnya.
Jay menyentuhkan telapaknya pada pintu itu. Ia mencoba mengetuk, namun urung. Ia sekali lagi mengepalkan tangannya, namun urung. Hal itu terus menerus terjadi hingga Jay mulai gemetar sendiri.
Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Tak ia sangka, ia akan sejauh ini hanya untuk seorang pria.
"Pintunya nggak dikunci kok, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
peiskos : jaywon
Fanfiction(n.) the feeling of enjoying the warmth from a fireplace. a feeling like home. started : 09-02-2024 ended : -