11.
"Kak, habis ini boleh minta tolong panitia ospek diarahin ke barisan depan?"
Jay mendengar sayup pembicaraan Jake dengan Minji di dekatnya. Jake mengiyakan permintaan tersebut karena akan ada penampilan puncak dari para adik tingkat mereka.
"Jay, ke depan ya, sama gue?" ajak Jake. Lalu, pria lain di sebelah mereka ikut menoleh.
"Oalah, Jay aja? Aku enggak?" tanya Heeseung dengan kerucutan bibir.
Jake tertawa pelan, "Mas juga.." balasnya manis.
Jay lagi-lagi mendapati momen antara dua pria yang diam-diam menyukainya itu. Ia tersenyum simpul, Seriously, they will be a good match to each other, kayak... cocok banget.
"Gue duduk di belakang aja, Jake, Mas. Kalian maju deh, ajak yang lain biar acara adik-adik rame."
Jake menoleh tajam, "Ah! Taik!" sahutnya kesal.
Heeseung hanya bisa tersenyum, ia pikir, mungkin Jay memang masih berduka. Padahal Jay hanya malas saja.
Acara puncak malam keakraban itu hampir sampai, adik-adik kimia seangkatan berjoget ria ala-ala flashmob di depan para kakak panitia ospek.
Jay menjauh dari sumber cahaya. Ia berjalan sembari melipat lengan di depan dada, dingin. Ia mengisolasi dirinya jauh dari area pentas berlangsung karena terlalu berisik.
Ia duduk di tepian paving. Lalu memandangi hebohnya pentas akhir dari makrab di depannya.
Hampir puncak, suara pekikan heboh terdengar nyaring kala para performer a.k.a para maba itu mengeluarkan sekuntum bunga dari balik tubuh mereka satu persatu.
Jay dapat sedikit melihat Jake disana, berjingkrak girang sembari merangkul Heeseung di pinggang akibat diberi beberapa bunga dari beberapa maba berbeda.
Oh, sepertinya memang tujuan bunga-bunga ini dikhususkan untuk panitia ospek "favorit" mereka masing-masing.
Jay tersenyum simpul. Ia merogoh sakunya, mencari kotak rokok yang tadi ia selipkan di celananya. Tak kunjung ketemu, ia bangkit, mengecek ke belakang tubuhnya, mungkin terjatuh di bawah atau semacamnya.
Dan benar, ketemu.
Jay memungut kotak rokoknya. Lalu kembali duduk dan langsung menyalakan korek guna membakar ujung lintingan nikotin itu.
Jay memejamkan mata, menyesap bakau itu dalam-dalam. Wah, segar. Asapnya seolah menemani dingin-nya malam itu. Menemani dingin-nya hati Jay maupun fisiknya.
Ia tersenyum, lagi.
Mata elangnya ia buka.
Jay dapat melihat seseorang berjalan pelan mendekatinya. Sudah hampir sampai nampak ragu. Menembus kegelapan dengan siluet bahu lebar, namun pinggang yang terlampau ramping.
Intinya, siluet yang indah sekali.
Jay hembuskan asapnya ke kiri, lalu kembali menatap siluet seseorang yang datang mendekatinya itu lagi.
Jay menaikkan alisnya ketika siluet itu mulai diterangi sedikit penerangan lampu jalan, juga temaram sinar rembulan.
"Kak Jay.." panggilnya lembut, malu-malu.
Jay menyesap rokoknya kembali, tak tahu bahwa bibir tipisnya sudah semakin miring tinggi. Tersenyum tanpa terkendali.
"Sini.." ucap Jay seraya menghembuskan asapnya ke kiri lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
peiskos : jaywon
Fanfiction(n.) the feeling of enjoying the warmth from a fireplace. a feeling like home. started : 09-02-2024 ended : -