Bagian 4 : Hal tak terduga

336 141 73
                                    

Jangan lupa vote juga komen.
(☞⁠ ̄⁠ᴥ⁠ ̄⁠)☞🌟🗨️

Lagu : Red - Taylor Swift.

Lagu : Red - Taylor Swift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Aduh ... Kenapa harus mimpi itu sih," ucap Lavanya yang baru saja terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin.

'Aku takut,' batin Lavanya.

Lavanya bermimpi tersambar petir yang membuatnya meninggal di kehidupan sebelumnya, dan tentunya membuat Lavanya trauma.

Meski ia telah mengulang waktu, rasa trauma itu menghantuinya, bahkan begitu banyak, sehingga ia tidak menyadarinya bahwa beban yang ia pikul sangat berat.

Petir yang membuat Lavanya kehilangan nyawa, karena energi listrik luar biasa, sehingga membuatnya meninggal akibat serangan jantung. Namun, di sisi lain, Lavanya bersyukur karena ia bisa kembali ke masa lalu.

Di kehidupan sebelumnya, Lavanya mengalami hal berat serta penyesalan yang sangat banyak. Lavanya telah melakukan banyak kesalahan, sehingga sebelum ia kembali ke masa lalu, dirinya ditimpa musibah berturut-turut.

Mulai dari keracunan yang mengakibatkan pita suaranya rusak, lamaran kerjanya ditolak belasan kali karena kekurangannya, hingga terakhir, ia tersambar petir membuatnya meninggal karena serangan jantung dari energi listrik yang luar biasa.

Tok tok tok.

Ketukan pintu membuat Lavanya yang sedang melamun pun tersadar, ia segera berdiri dari duduknya. Namun, ia malah terjatuh karena rasa pusing di kepala tiba-tiba menyerang.

Bruk.

Gio mendengar suara jatuh di dalam kamar Lavanya, ia segera membuka pintu tersebut dengan tergesa-gesa.

"Lavanya!" Gio dengan panik segera mengangkat tubuh Lavanya lalu ia pindahkan ke kasur.

"Kalau jalan tuh hati-hati! Kalau lo luka gimana?! Nanti gue yang kerepotan!" Omel Gio mengerutkan keningnya dan mengecek panas di kening Lavanya.

'Nah, mulai deh,' batin Lavanya kesal.

"Gak panas," gumam Gio.

"Aku gak apa-apa Kak, mending Kakak cepet berangkat kerja aja, nanti telat," ucap Lavanya yang melihat Gio yang sudah berpakaian rapih dengan tas hitam dia gendong.

"Emang udah telat, gara-gara buat bekel untuk lo."

Lavanya tersenyum sinis, ia tak habis pikir dengan tindakan kakaknya. 'Serius deh, perhatian tapi kasar tuh emang gak pernah berubah dari dulu!'

Gio menghela napas panjang lalu menggendong depan tubuh kecil Lavanya.

"Nanti sarapannya habisin! Kotak bekelnya dibawa juga, sebentar lagi tante bakal kesini," ucap Gio dengan tegas.

Back to the Past (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang