01

4 0 0
                                    

"Mempelai wanita dipersilahkan mencium tangan mempelai pria" ucap penghulu.

Pernikahan terlaksana dengan sangat lancar, 2 keluarga telah bersatu saling melengkapi kekurangan.
.
.
.

Keluarga baru itu telah memasuki rumah mereka, 5 anak kecil. Berjalan bersamaan. Di ikuti ke dua orang tuanya

"Seungcheol, antar adik mu ke kamarnya ya!, suruh mereka istirahat. Sekalian kamu juga" ucap sang ayah

Seungcheol pun mengangguk, "ayok, ikutin aku" ia pun berjalan terlebih dahulu

Ke empat adiknya hanya mengikuti dari belakang. "Nah disini kamar kita, kata papah rumah kita belum seratus persen jadi, untuk sementara waktu kita berempat 1 kamar disini" tunjuk seungcheol pada kamar di sebelah kiri

"Karena Vella cewek jadi kamarnya di sini" lanjutnya menunjuk kamar sebelah kanan

"Karena kita sekarang udah jadi saudara kita harus akur ya?" Ucap seungcheol

"Iya bang meskipun kita ga sekandung kita bakal jadi adek yang baik kok" ucap Vernon

Seungcheol pun tersenyum pada Vernon, "oke kalau gitu kalian semua istirahat ya, oh iya Vella kalau kamu butuh bantuan dari Abang-abang mu ini jangan sungkan ya?"

Vella pun mengangguk antusias, "tenang aja Abang Cheol aku ga akan sungkan kok" ucapnya

Mingyu pun tersenyum senang, "kalo gitu nanti sore aku mau kenalin kalian sama anak kompleks sini mau gak?, anak sini seru-seru kok"

Vernon dan Vella pun mengangguk setuju
.
.
.

Pukul 15.10 Mingyu mengetuk pintu kamar Vella, karena tak ada sahutan dari dalam sana. Mingyu pun membuka pintu kamar Vella untuk membangunkannya.

Sementara seungcheol, wonwoo dan Vernon menunggu di ruang keluarga.

Mingyu perlahan mendekat ke kasur Vella, ia melihat adik perempuannya itu sedang tertidur pulas.

"Bangunin gak, ya?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Kasian, tapi masak ditinggal sendirian" gumamnya

Akhirnya ia pun memutuskan untuk membangunkan Vella, "Vella bangun yuk" ucapnya sambil mengusap rambut Vella

"Kita mau main ke taman komplek nih, kan aku mau ngenalin kamu ke temen temen" ucapnya lagi

Sementara yang di bangunkan hanya menggeliat, tak bangun.

"Vella, di rumah ga ada orang sama sekali nanti kalo kita ber empat ke taman kamu sendirian loh, ayok ikut apa enggak?"

Akhirnya Vella membuka matanya, "emang mamah sama papah kemana bang?" Tanya Vella

"Mereka keluar bentar cari makanan kayaknya" Vella pun mengangguk paham, namun ia masih malas untuk beranjak dari kasurnya

"Jadi ikut nggak?, bang Cheol, bang wonu, sama Vernon nunggu di ruang keluarga"

Vella pun mengangguk lagi, "tapi aku males bangun" ucapnya memelas

Mingyu pun menghela nafas, akhirnya berjongkok di samping kasur Vella. "Naik sini Abang gendong"

"Gak papa?, bang?"

"Karena akhirnya aku punya adek cewek jadi gak papa, ayok"

Dengan senang hati Vella pun menerjang punggung Mingyu, memeluk lehernya erat, dan tangan Mingyu pun berada di kedua kaki Vella.
.
.
.
.

Vernon melihat kembarannya sedang di gendong Mingyu pun menganga, "bang lo gak berat itu, bawa karung beras?" Tanyanya sambil meledek Vella

Vella pun melotot ke arah kembarannya itu, "empeng gini, karung beras dari mananya?" Ucap mingyu, mendengar pembelaan dari sang kakak Vella pun menjulurkan lidahnya.

7teen sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang