Dikediaman keluarga Danuarta.
Kedatangan seungkwan dan Zahra mengusik dara yang tadinya asyik membaca novel di ruang tamu.
Ia begitu terkejut dengan penampilan Zahra saat ini, Baju merah muda yang tadinya bersih kini bercampur dengan tanah.
"Ya ampun Zahra!, kamu habis kecebur di mana sih dek?" Tanya dara
"Tadi dia main masak-masak an kak" jawab seungkwan
"Terus gak kamu awasin adeknya?, ini main Sampek kotor gini loh. Kwan"
"Lah kok aku, orang awalnya aku ikut bunda arisan. Pas ke taman Zahra udah kayak gini bentukannya, kak"
Zahra pun hanya menunduk, "haduh nanti kalo bunda tau kamu pasti di marahin dek, masalahnya kamu udah mandi sebelum main tadi, malah kotor lagi."
"Maaf kak" ucap Zahra dengan lirih
"Tadi katanya kamu ikut bunda, bareng Kwan kok kotor-kotoran sih?"
"Sebelum berangkat, Zahra dia ajak bang dikey kak tadi" jawab seungkwan
Dara pun menghela nafas, "Yaudah yuk mandi lagi, sebelum bunda pulang"
Selang beberapa jam kemudian. Seorang wanita berusia hampir kepala empat itu pulang ke rumah dengan menjewer telinga kedua anak laki-lakinya.
"Dibilang udah mau Maghrib disuruh pulang malah ga nurut ya kalian ini huh?" Omelnya
"Berapa kali bunda kasih tau?, huh. Kalo main jangan sampai magrib, ini apa?, temennya udah pada di rumah kalian masih keliaran di luar?, mau kalian di culik sama penjahat?"
"Bukan cuma maling Dalemannya pak RT doang ya, yang rame di omongin ibu ibu, maling anak juga banyak, tau klean ha?"
Hoshi dan dokyoem hanya bisa terisak, "paham bunda" lirih mereka bersamaan.
"Kalau paham kenapa ga pulang dari tadi, mau klean di culik-"
Suara bel berbunyi menandakan kedatangan tamu, yang membuat Omelan Wira. Terhenti "ha senang kalian ada tamu?, bunda ga jadi lanjut marah, tunggu nanti ya"
Wira pun berjalan untuk membuka pintu "eh, Pak Mahen, sama istrinya"
"Iya buk, ini saya mau kasih bingkisan sekalian mau kenalan sama keluarga di komplek ini"
Dengan senang hati Wira menerima bingkisan tersebut "ya ampun buk Rosa kok repot repot, Ayuk sini masuk dulu, ih ini anaknya juga ganteng sama cantik"
"Makasih Tante" ucap Vernon dan Vella bersamaan
Mereka pun memasuki rumah keluarga Danuarta, Wira pun menyuruh mereka duduk di ruang tamu "bentar ya, saya panggilin anak anak dulu". Rosa pun tersenyum dan mengangguk
Wira mengetuk pintu kamar milik anaknya, "anak anak ayo keluar dulu ada tamu, dara bantuin bunda bikin minuman yuk"
Yang pertama keluar dari kamar ialah seungkwan disusul Hoshi, dokyoem, Zahra, kemudian dara.
Sampai di ruang tamu seungkwan langsung mematung, "Vella Cantik" batinnya
Kedua kakak laki lakinya pun bingung melihat tingkah seungkwan, Hoshi hanya menaikkan bahunya
Sementara Zahra langsung menghampiri Vella karena sudah mengenalnya "hai, kak Vella"
"Hai Zahra cantik, ternyata kamu tinggal di sini?"
Zahra pun mengangguk ia pun beralih ke Rosa lalu Salim, "halo Tante aku Zahra"
"Hai sayang, kamu cantik sekali" zahra pun tersenyum sendiri karena mendapat pujian. Lalu duduk di samping Vella
"Lah aku ga di anggap?" Batin Vernon
Wira pun datang dengan membawa minuman, sementara dara membawa beberapa gelas. Mereka pun saling berbincang dan mengenalkan anaknya.
.
.
.Beralih ke tetangga sebelah, tak lain ialah keluarga Wijaya. Yang tengah berkumpul di ruang keluarga menikmati waktu bersama.
Hingga suara bel berbunyi, mereka kompak menoleh ke arah pintu.
"Jeonghan, sana buka pintunya!" Pinta sang ayah
"Aku sibuk, Joshua aja" jawabnya
"Jihoon aja lah, aku lagi asik nonton ini"
Sementara yang namanya di sebut tidak menoleh sama sekali, ia hanya fokus menatap game boy miliknya.
Satu-satunya anak perempuan di keluarga ini pun menghela nafas, "udahlah biar Jihan aja, yang bukain" usulnya
Seketika semua anggota keluarga bersorak setuju.
(Satu keluarga ga ada yang waras, cuma Jihan doang yang waras)
"Eh Vella sama Vernon, oh malam Tante, om" sapanya
"Malam juga, ini kita Dateng kesini niatnya mau kenalan sekaligus mau kasih bingkisan" kata Rosa
"Wah iya Tante, silahkan masuk dulu. Kebetulan ibu sama ayah lagi di Ruang keluarga".
.
.
.
.Selesai bertamu di beberapa rumah komplek ini, Mahen pun mengajak istri dan anaknya ke rumah tetangga terakhir di sini.
"Nah kalau ini rumah keluarga widarja, kalau ga salah mereka ada keturunan China nya" jelas Mahen
Rosa pun mengangguk, dan Mahen kembali memencet tombol bel rumah di depannya.
"Haiya, ini siapa bertamu malam-malam a" gerutu lelaki setengah tua, yang hanya mengenakan sarung dan kaos putih.
"Wah, pak Mahen a?, ada perlu apa malam-malam berkunjung a?" Tanyanya
"Malam kong, maaf mengganggu ini saya membawakan bingkisan. Sekaligus mengenalkan istri dan anak saya"
"Haiya, lu orang nikah tak ada undang oe ha?. Macam mana lu ha?, tak punya sopan santun"
Mahen pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "gini kong, pernikahan saya ini berlangsung di malang, dan cuma di hadiri keluarga aja" ucapnya
"Jadi saya baru sempat kasih taunya sekarang, maaf ya kong"
"Tak apalah, Oya lu orang semua mari masuk dulu la, oe kenalkan sama oe punya cucu a~"
Keluarga Mahen pun duduk di ruang tamu menunggu Akong memanggilkan cucunya. "Lu orang mau minum apa Lo?". Tanya Akong
"Seadanya aja kong, ga perlu repot-repot" kata Mahen
"Okelah kalau gitu, di rumah cuma ada air putih a" ucap Akong kemudian melenggang ke dalam
Vella dan Vernon pun saling menatap tak percaya.
"Haiya, ini anak-anak oe durhaka semua Lo"
"Oe sudah tua, mereka titip mereka punya anak Lo"
"Ini cucu oe, dari anak pertama. Dia punya nama Junhui, ini namanya Dino a, tak ada muka Chinesenya Lo, cuma dia punya mata itu sipit a" Dino pun memberikan tatapan kesalnya. Sementara kakaknya, Vella dan Vernon menahan tawa.
"Ha kalau ini a, dari anak ke dua oe, yang ini anak pertama namanya arin, ini anak bedel satu a dia punya nama minghao, satu lagi si bungsu namanya celine" Celine pun melambaikan tangan menyapa Vella
.
.
.Selesai sudah mereka berkunjung ke rumah tetangga, dan akhirnya saling mengenal siapa saja tetangga yang ada di komplek ini.
Mereka pun pulang ke rumah, dan di sambut ke 3 anak cowok yang sudah menunggu di ruang tamu mereka.
Bersambung