Beberapa tahun kemudian ✨✨
Pukul 2.00, ke dua remaja kembar yang berbeda gender itu sedang duduk di depan pintu utama sekolah menengah pertama. Menunggu kedatangan kakak mereka untuk pulang bersama.
Namun sampai saat ini, ke tiga kakaknya itu tak menampakkan batang hidungnya.
"Haaa!!, non abang-abang kita lupa apa gimana sihh?, kalau kita masih di sini?" Keluh Vella
"Mana gue tau, emangnya gue peramal. Apa?"
Vella pun menghela nafas, tak ada gunanya berbicara dengan kembarannya itu. Ia pun merogoh sakunya barang kali uang sakunya masih tersisa namun ternyata nihil.
"Saku Lo sisa berapa?" Tanya Vella lagi
"Ga tau, sisa sepuluh ribu kayaknya"
Vella tersenyum miring, "duit lu gue pinjem ya, buat ojek di depan noh" pintanya.
"Dih gitu ya Lo, inget lu kita dari dalem kandungan barengan. Jadi susah seneng kudu barengan"
"Enak aja Lo, duit gue mau gue pake beli mercon di warung ege" batin Vernon
"Idih pelit amat Lo Ama sodara"
"Ya terus?, Lo mau ninggalin gue sendirian gitu??, helooo sorry ye, kalo kembaran Lo ini kenapa-kenapa gimana coba?. Lo nanti nyesel kehilangan kembaran seganteng gue, mana mirip Leonardo Dicaprio lagi" ucap Vernon di akhiri dengan mengusap rambutnya kebelakang.
Vella pun memasang wajah mau muntah.
Hingga sebuah motor pun berhenti di depan mereka, "hello anak baru puber" sapa orang itu
"Bang jeonghan?"
"Yo, Vella ngapain nih kalian ngemper di depan sekolah ga mau pulang?"
"Nunggu Abang kita bang" jawab Vernon
Jeonghan pun mengangguk, "lu berdua nunggu disini juga ga bakal Dateng mereka pada"
"Lah kok gitu?, mereka kan harus jemput kita dulu" sahut Vella
"Masih pada latihan basket mereka mah"
"Terus, bang Han?. Kok ga latihan"
"Alasan tadi, gaenak badan jadi pulang duluan deh"
Jeonghan pun kembali memakai helm nya dan melirik Vella. "Cill. Mau nebeng sekalian gak?, mumpung baik nih".
Dengan cepat Vella pun mengangguk, dan naik ke boncengan motor jeonghan, Vernon pun melotot ke arah Vella "lah terus gue gimana bang?" Tanya Vernon
Jeonghan pun menunjuk ke belakang Vernon dengan dagunya "noh di temenin gembul" setelah itu jeonghan langsung menancap gasnya.
Vernon menoleh ke belakang ternyata sudah ada seungkwan yang mematung tak percaya di sana, "lu ngapain diem di situ?"
"Ha?, itu anu ga tau lah ah, LU NGAPAIN NGEBOLEHIN VELLA PULANG SAMA BANG HAN SIH???" tiba-tiba nada seungkwan meninggi
"Lah kenapa ni bocah?" Ia pun melangkah menjauh dari seungkwan hendak menyusul para abangnya yang lucnut.
"WOI BULE, MAU KEMANA LO HA?, GUE BELUM SELESAI PROTES YA!!" teriak seungkwan ia mengejar Vernon, sambil terus ngedumel.
.
.
."La, udah makan belom?" Tanya jeonghan.
Karena jeonghan mengendarai motor cukup kencang, suaranya pun terendam angin."Ha?, balon?. Bang Han mau beli balon?, buat apaan?." Jeonghan hanya menggelengkan kepalanya. Ia pun membelokkan arah motornya ke sebuah warung nasi.