Sepuluh.

308 35 2
                                    

Selamat membaca!

-----

Dilain sisi ada Sisca yang sedang melamun sendiri, ia takut dan gelisah akan kedatangan Ariel yang tiba tiba ini. Gadis itu sudah ada di depan mata nya, gadis itu sudah ada di kota yang menjadi tempat ia tinggal saat ini

"Assalamu'alaikum bu" Ucap seorang gadis yang baru saja datang, "Waalaikumsalam" Jawab Sisca dari dalam, ia sudah mengetahui bahwa orang itu adalah anaknya, Oniel.

Sisca tersenyum getir dengan kedatangan Oniel, ia tak tahu apa yang harus ia bicarakan kalau Oniel bertanya mengapa ia gelisah seperti ini

"Ibu kenapa?" Tanya sang gadis terhadap nya, pertanyaan yang ia takuti sejak tadi, "Ah ibu gapapa sayang" Jawab Sisca dengan senyum yang terlihat ia paksakan itu

"Ibu bohong, aku tau" Ujar Oniel meyakini bahwa ucapan ibu nya itu adalah kebohongan, Sisca berhenti tersenyum, senyuman itu hilang di wajah nya yang cantik nan ayu itu

"Bu, Ariel kembali lagi. Ibu sudah tahu?"

Sisca kaget mendengar ucapan Oniel barusan, bagaimana bisa ia sudah mengetahui lebih dulu tentang kedatangan Ariel di kota ini. "K-kamu sudah t-tahu nak?" Tanya Sisca, ia terkejut bukan main

"Sudah bu" Jawab Oniel dengan suara pelan

"Keluarga Ichwan ternyata masih mempunyai dendam sama keluarga kita nak. Ariel, dia membuat cerita palsu ia berkata bahwa kamu lah yang menyelingkuhi Ariel. Ibu takut kamu terjerat dalam kesalah pahaman ini, belum lagi masalah ayah kamu dengan keluarga mereka" Ucap Sisca dengan panjang lebar, hal yang ia takuti sejak lama kini sudah ada didepan mata nya

"Bu, Ariel juga meminta aku untuk kembali sama dia, tapi aku gamau bu. A-aku sudah nyaman sama orang lain"

"Tapi aku takut kalau aku tidak meng iyakan permintaan Ariel, aku takut ia akan berbuat hal buruk ke ibu" Ucap Oniel menatap sang ibu lekat dengan air mata yang sudah menumpuk di kelopak mata nya itu

"Orang lain? siapa nak, kamu kok ga cerita ke ibu?" Tanya Sisca. "Ah iya bu aku lupa cerita ke ibu intinya teman kampus ku bu" Ucap Oniel menjawab pertanyaan ibu nya

"Ibu mohon, iyakan saja perkataan Ariel nak, ibu takut terjadi satu hal kalau kamu tidak menuruti perkataan dia" Ucap Sisca sembari menatap mata milik anaknya. "T-tapi bu a-"
"Sudah ya, turuti perkataan ibu, ibu mohon" Ujar Sisca memohon tentang hal itu kepada Oniel. Gadis itu melemah dan mengangguk pelan

Apakah ini artinya Oniel harus menjauhi Indah? mengapa disaat ia sudah menemukan tempat ternyaman nya justru ia harus terpaksa untuk melepas orang itu








"Indah, maafkan aku"

***

3 hari berlalu

Indah merenung menatap kearah jendela yang memperlihatkan hujan begitu deras mengguyur kota istimewa itu. Ia melamun tat kala memikirkan mengapa Oniel tidak membalas pesan nya selama 3 hari ini? Ia tidak menghubungi Oniel begitupun sebaliknya, padahal baru saja Oniel berkata kalau ada waktu ia akan menghabiskan waktu itu bersamanya. Namun, mengapa Oniel tak ada kabar? Indah terus memeluk boneka lotso pemberian dari Oniel, boneka yang akan menjadi boneka kesayangan nya

"Indah. hei, lo kenapa?" Tanya Ashel peka melihat temannya yang sedang merenung itu

"S-shel, g-gue kangen Oniel" Ucap Indah menatap Ashel dengan air mata yang sudah menumpuk di kelopak mata nya. "Dia kemana shel? udah 3 hari dia ga bales chat gue, di kampus gue juga ga ketemu sama dia" Ucap Indah melanjutkan perkataan nya yang tadi

"Indah sayang sabar yaa mungkin Oniel nya lagi sibuk t-" Belum selesai Ashel berbicara namun ucapan nya sudah dipotong sama Indah. "Se sibuk sibuk nya dia, dia pasti bales chat gue, Shel" Ucap Indah dengan penuh penekanan dan air mata yang sudah ngalir deras di wajah nya yang cantik itu

Dengan perasaan yang tak bisa Indah ungkapkan dia memilih untuk segera tidur dan menangis dalam tidurnya

Ashel, dia tak bisa melihat temannya seperti itu terus, Ashel juga gatau kenapa Oniel tidak menghubungi Indah. Setiap Ashel chat Adel pasti Adel selalu mengalihkan topik, Setiap mereka ketemu dengan teman teman Oniel mereka tak melihat kedatangan Oniel disitu

"Gue harus chat Adel" Gumam Ashel sembari melihat punggung Indah dari belakang yang sudah tertidur itu, entah memang sudah beneran tidur atau ia hanya pura pura saja. Ashel tak tahu, ia pun menyalakan benda pipih miliknya dan mencari sesuatu disana

"Oniel, aku kangen..." Ucap Indah didalam hati nya, dada nya terasa sesak, air mata tak kunjung berhenti mengalir dari pelupuk mata nya. Indah merasa kehilangan orang yang sudah membuat nya nyaman dan tenang


























"Indah. Ia kehilangan, Oniel"


***


Vote nya jangan lupa ya, jangan cuma lewat doang tapi ga di pencet bintangnya

Komen juga ya biar aku lebih semangat lanjutin ceritanya, jangan jadi readers pendiam yaa 🤗🙏

Maaf banget aku baru up harusnya kemarin aku up karena hari sabtu, tapi kemarin graduation concert ci shani hehehe, jadi aku gabisa fokus buat nulis

Maaf ya kalau alur nya ga nyambung, dan ngebosenin 🙏🙏🙏

Dear Oniel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang