Hello readers tersayang, makasih udah read book ini. Sebelom mulai, Hana minta maaf kalau banyak huruf kapital dan tanda baca yang ngga sesuai ^^
Correction are really appreciated, happy reading!
*Bugh*
"Woi, liat liat dong kalau jalan! Masih pagi mata tuh dipake ya, jerk!"
"Ups, maaf sengaja, haha."
Tiada hari tanpa keributan di International Highschool Bandung, yang disingkat menjadi IHB. Pelakunya adalah dua insan di koridor kelas saat ini. Keduanya dikenal sebagai duo E, Evan dan Evelyn. Keduanya selalu bertengkar dimanapun dan kapanpun mereka berada, meskipun begitu, banyak sekali yang merasa gemas dengan mereka.
Evan dan Evelyn kini sedang beradu tatap, namun dipisahkan oleh bel masuk yang telah berdering.
"Awas saja, akan kubalas kau nanti," tantang Evelyn.
"Tch! Iya nih gue awasin," jawab Evan dengan nada meremehkan.
Ingin sekali rasanya Evelyn menjadikan Evan samsak, namun karena ia juga tidak ingin terlambat masuk kelas, ia pun segera bergegas dengan Evan yang sedari tadi memandanginya hingga masuk ke kelasnya.
Evan memutarkan bola matanya malas, "ada ya, cewe seaneh dia. Huek, cantik cantik tapi kerjaannya marah mulu."
"Halah halah, aneh aneh gitu juga nanti lo juga suka ye. Udah apal gue sama alur ginian." Seseorang keluar dari tempat persembunyiannya, Leo, sahabat Evan.
"Cuih, ogah banget sama cewe kaya dia. Sok ngejaksel, cerewet, bawel, ngajak ribut mulu kerjaannya. Ga banget, Le."
Pembicaraan mereka terpotong dikarenakan datangnya seorang guru ke arah mereka, "cabut, cabut. Gas ke kantin belakang." Ucap Leo sembari berlari.
---
"Yoo, dateng juga lo berdua. Abis darimana?" Ucap Givano yang diselingi tawa ledekan oleh Leo.
"Biasalah, berantem dulu noh sama ayang Elyn." Leo memanas manasi insan disebelahnya itu.
"Ayang ayang matalo, tu anak duluan yang gajelas. Ketabrak aja langsung marah marah." Teman temannya hanya tertawa, lalu datanglah seorang dari temannya yang terlihat sedang membawa amplop merah dengan sepucuk surat didalamnya.
"Weh tuh Gara dateng, Gar sini Gar. Bawa apaan tuh bro?" Tanya Givan. Mereka semua pun duduk melingkar di meja yang sudah di sediakan.
Gara menghela nafas kasar, "geng sebelah ngajak sparing, tapi feeling gue gaenak.."
Merasa digantung, Leo pun mengambil surat tersebut sambil membacanya,
'Ayo sparing besok di Jalan Braga, gue udah sewa jalannya. Taruhannya, yang menang boleh ngelakuin apapun itu tanpa pengecualian. Kalau lo ga nerima tantangan gue, gue anggep geng dan sekolah lo pengecut.
- BD'
"Geng BD? Blood Diamond? Bukannya mereka udah lama bubar ya?" Ucap Givan.
"Ya mungkin sekarang mereka mulai hidup lagi, bukannya mereka dulu bilang mereka bakal balik lagi?" Terdengar suara yang mendekati arah keempat remaja itu.
"Wehh Haga, tumben lo bolos. Sini sini gabung," Haga pun ikut duduk bersama mereka berempat.
"Tadi maksud lo mereka balik lagi, jadi mereka bakal balik ke arena juga, Ga?" Tanya Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Between Us
Teen Fiction"Melihatnya saja sudah membuatku muak." "Aku membencinya!" Jangan membenci seseorang, kau takkan pernah tahu apa yang akan terjadi nantinya. Evan dan Evelyn, bukankah nama yang serasi? Sayang sekali jika mereka hanya bermusuhan.