04

231 25 1
                                    

"bisa stop ngikutin saya gak? suara motor kamu ganggu!"

jevan membalikkan badan nya dan menatap kesal orang yang membuat nya kesal di siang hari yang panas ini.

oknum yang di duga membuat jevan kesal terkekeh melihat wajah kesal jevan,"jangan marah marah dong kak, masa setiap ketemu saya gak pernah ramah itu muka."

"ya kalo orang nya kamu semua orang juga bakal kesel jeremy."

"dari pada marah marah mending balik bareng saya lagi mau gak kak?"

"gak," yang di balas oleh jevan dengan nada ketus.

melihat tingkah jevan, jeremy hanya bisa menahan senyum nya. gimana bisa ada orang lagi marah marah tapi di mata jeremy bukan nya seram malah terlihat menggemaskan.

"yakin? oh iya, cireng yang saya kasih di kantin enak gak kak? itu makanan kesukaan saya tau, ya walaupun kaya nya enakan kakak sih," jevan melirik jeremy yang saat ini sedang menaik turunkan kedua alis nya. menyebalkan.

jevan berhenti dan menghadap ke arah jeremy.

"mau bareng?"

bukan nya membalas omongan jeremy, jevan menendang ban motor jeremy agak lumayan kencang.

"kamu berisik! jangan ikutin saya, saya mau naik angkot aja!" dan jevan langsung menghentikan angkot yang lewat.

"bodo amat mau salah angkot, yang penting gue lepas dulu dari ini mahluk satu."

jeremy diam menatap kepergian jevan, dan melajukan motor nya.

















•••

"kamu ini, kemaren udah bisa taat peraturan sekarang kenapa berulah lagi sih?"

saat ini jevan tengah memarahi beberapa siswa, tepat nya satu orang yang saat ini terlihat tak peduli dengan ucapan jevan.

"ray kamu urus deh temen kamu, aku mau ngasih hukuman ke yang lain," saat hendak pergi tangan jevan di tahan oleh jeremy.

"kamu tau kan kak yang bisa ngasih hukuman ke saya itu cuma kamu," jevan menatap jeremy kesal dan melepaskan genggaman tangan jeremy.

"gak peduli, mau kamu gak di hukum mau enggak saya gak peduli."

"ya terserah sih, saya tinggal bikin ulah lagi. gampang kan?" jevan membuang nafas nya pelan saat mendengar ucapan jeremy.

"heh! apaan sih lo," itu raya, yang juga bertugas bersama jevan.

jevan berbalik,"ray tinggalin aja. biar dia aku yang urus," raya mengangguk.

melihat jevan yang kini ada di hadapan nya jeremy tersenyum lebar,"nah sekarang. kak jeje mau hukum saya apa?"

"lari keliling lapangan sampe saya bilang stop," bukan nya protes jeremy menganggukkan kepala nya,"boleh aja. asal kakak tetep ada di pinggir lapangan, deal?" bukan nya menjawab jevan berjalan ke arah lapangan meninggalkan jeremy di belakang.

saat ini sudah terhitung lima putaran sudah jeremy lewati dan jevan tidak ada niatan untuk menghentikan itu.

padahal wajah jeremy sudah terlihat memerah karena panas nya matahari, dan jangan lupakan keringat yang kini sudah membuat baju nya basah.

lapangan sekolah mereka tidak bisa di bilang kecil. lari sekali mengelilingi lapangan saja sudah membuat nafas tidak beraturan, apa lagi jeremy yang sudah memasuki ke enam kali nya.

"van lo gak kasian apa? liat itu muka nya udah merah, lo mau bikin anak orang pingsan?"

jevan menghampiri jeremy yang kini terlihat sudah mulai memelan,"stop," helaan nafas bisa jevan dengar saat diri nya mengatakan stop.

lumpia basah » jeonghyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang