Dikarenakan dirinya sedang dibebankan Laporan Perjalanan Waktunya yang sebentar lagi akan diserahkan kepada Gong Ru, sehingga membuat Runi lebih sering beribadah di rumah saja.
Tapi kali ini gadis itu akan menyempatkan diri untuk ke surau, “Pak, Bu aku pamit ke surau dulu ya. Kalian berdua salat dirumah saja tak masalah, sekalian jaga rumah soalnya sejak tahun 1946-1948 lagi banyak penjarahan jadi kalian harus berhati-hati ya.”
“Tenang saja Runi, bapak sama ibu bakal berhati-hati kok. Kamu juga hati-hati takutnya berpapasan dengan tentara KNIL.” ujar Pak Andi sedikit khawatir kepada putrinya.
“Itu mah bisa diatasi, Pak. Kayak gak kenal aku aja,” ucap Runi karena dirinya sudah biasa mengatasi cecunguk Londo itu.
Gadis itu pun berjalan menyusuri jalan kampung dengan ditemani angin pagi hari yang segar dan sejuk, apalagi kalau Runi lewat di pinggiran sawah beuh lebih berasa anginnya sampai bikin kulitnya menggigil.
Dengan ditemani senter jadul yang diberikan oleh tangganya tempo lalu, “gila bener bawa senter doang rasa bawa barbel. Beratnya gak ngotak, lebih enakan bawa petromak,” keluhnya.
Modelan senter jaman dulu memanglah berat dengan diisi batu baterai yang besar sebanyak tiga biji. Bahkan gadis setinggi anak SMP itu membawanya dengan dua tangan.
“Misal aku ketemu demit di jalan bakalan aku lempar ni senter ke demitnya biar benjol tuh,” oceh Runi disertai tawa jahatnya.
Tiba-tiba saja Runi disenggol sesuatu yang datang dari arah belakang lalu melaju dengan kencang seperti angin, ternyata sosok yang tadi menabraknya langsung menghilang bagai asap “Ya Allah, ta-tadi yang lewat itu apa?” tanya Runi.
Mendadak suasana yang tadinya damai, berubah menjadi sunyi dan mencekam. Runi menelan salivanya susah payah, apa dia harus lari secepatnya.
Tiba-tiba saja ada benda jatuh tepat di belakang Runi, dengan tubuh yang bergetar hebat gadis itu memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.
Benda yang jatuh tadi itu berbentuk bulat, tapi anehnya seperti ada rambut yang menutupi benda itu, mendadak benda bulat itu bergerak memutar ke arahnya “huaaa….ada hantu kepala!!! Tolong!!!” Teriaknya berlari sekencang mungkin.
Beberapa menit sebelumnya.
“Huh, bagaimana bisa Achmad meninggalkan aku begitu saja, awas saja nanti,” gerutunya dengan wajah kesal.
Tampaknya ada seorang pemuda yang sedang tergesa-gesa karena tadi ketiduran, sampai dia mengenakan bajunya sambil berlarian. Manto ditinggal oleh adiknya gara-gara ia ketiduran sehabis salat tahajud tadi.
Entah kenapa setelah salat tahajud tadi Manto diserang rasa kantuk yang teramat sehingga dia tertidur di tempat salat. Saat azan subuh berkumandang barulah dia terbangun dan bergegas bersiap untuk pergi ke surau.
Di tengah perjalanan dia bertemu dengan seorang wanita yang berjalan dengan senter jadulnya, karena masih dalam keadaan mengantuk Manto tak sengaja menabrak orang itu.
“Maaf Mbak!” teriak Manto dari jarak yang sangat jauh.
Pria itu menyempatkan diri untuk menoleh kebelakang, takutnya wanita tadi jatuh terpental karena bertabrakan dengan dirinya yang memiliki postur tubuh tinggi gagah seperti gapura kabupaten.
![](https://img.wattpad.com/cover/267199726-288-k300921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Hazel Eyes [END]
Historical FictionFIKSI SEJARAH 1. {Behind Hazel Eyes} 📍Pasca Kemerdekaan - Agresi Militer Belanda II Historical || Advanture || Romance Demi bisa mendapatkan pekerjaan, Runi rela melakukan perjalanan waktu ke Pasca Kemerdekaan 1945 hingga Agresi Militer Belanda II...