|JIWA DAN RAGA|
- special episode -
..
.
Pagi hari, aku sudah bersiap dengan apapun itu. Yap! Hari yang benar-benar di nantikan, kelulusanku tiba. Aku sudah bersiap, dengan pakaian formalku. Jas, kemeja putih, ah sudah semua!.
Aku menggoeskan sepeda agar bisa berjalan, dan yah. Awan dan arus udara menyambut pagiku, sungguh perasaan dag dig dug. Campur aduk, senang, sedih, takut. Kayaknya lengkap nih?
Di setiap jalan dan perjalanan, melewati mobil-mobil besar. Yah indahnya suasana kota, aku tak sabar ingin bertemu Halilintar dan Taufan.
Tiba-Tiba Bagas dan mobilnya berada di sampngku, menawarkan tumpangan untukku "Gemma!!! lo kenapa gak bareng gue aja!!! gak papa kok.."
Gempa hanya tersenyum dan membalasnya, "Gausah Gas! gua bisa. Sekalian olahraga ae ini mah!!"
Bodohnya, aku gak liat ke arah jalan. Malah liat ke bagas, dan pas aku memfokuskan pandangan ke jalanan....
....
.......
BRUKKKK!!!!!
Suara tabrakan yang sangat keras, benar-benar tabrakan yang sangat mengerikan di hadapanku. Ah bayangkan saja....
habis mengobrol, tau-tau di hadapan sudah ada truk sebesar itu?
ahk...sakit ....
Waktu itu, mukakku hancur. Aku tak kuasa menahan perih dan yah, darahku bercucuran kemana-mana. Yang aku ingat hanyalah, Bagas yang menolongku bersama para pemotor yang lewat. Dan truk itu hanya kabur tanpa meminta maaf sekujur kata pun.
Aku gak menyangka kalau bakal mati kaya gini, semuanya terasa cepat. Yang ku ingat cuman...
"Gua mohon, jangan kasih tau Taufan dan Halilintar ya?"
"Tapi gem.."
"Permohonan terakhir gua, bagas."Itu malah jadi ke egoisan ku, karna... Halilintar dan Taufan mencariku 5 tahun ini. Dan yak? yang di dapatkan hanyalah berita hilangnya jiwaku.
Saat meninggalnya aku, tak ada yang aku lihat. Gelap, yang ku lihat hanyalah diriku.
Dan yah..
"Makasih, sudah berusaha hidup."
Memeluk diri sendiri, sampai aku lega untuk berkata terimakasih karna sudah kuat.
Dari sini pun aku juga belajar-
Kematian juga datang secara tiba-tiba. Tapi, kehidupan akan selalu membenahi kita.Yang ku harapkan hanyalah doa dari semua manusia, dan kebahagiaan mereka.
Dulu, kalau ada orang yang ber alasan mau bundir. Aku selalu menghalangi mereka, yah ... salah satunya Taufan.
.
.
.
Jangan pernah sekalipun berfikir untuk melakukannya, karna tak semua arwah atau jiwamu akan tenang. Syukuri dan bahagialah apa adanya,
"Lu pernah nge gagalin gua untuk mati, gem."
"Tapi kalau kematian lu kali ini, gua gabisa. Karna emang kehendak tuhan."Yah, untuk sekali ini...aku pikir aku telah hidup bahagia kembali, setidaknya aku pergi tanpa membawa luka lagi kan?
Makasih.
- Kutipan singkat dari Gempa -
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA ―
Teen FictionGemma Saputra Anterrama. Atau biasa dikenal sebagai Gempa, mahasiswa universitas Brawijaya. Lelaki yang tangguh dan tekad terhadap apapun yang akan ia perjuangkan, Seorang anak- yang selalu diajarkan untuk bekerja keras dengan hasilnya sangat maksim...