i. the night we met

311 23 0
                                    

Agustus perlahan lenyap ditelan waktu dan liburan musim panas resmi berakhir, esok hari mahasiswa harus kembali disibukkan dengan dunia perkuliahan yang memuakkan. Demi Tuhan, lagipula siapa yang akan berpesta ketika kenyataannya hari libur harus berakhir juga pada akhirnya? Ah, mungkin ada saja orang-orang istimewa yang lebih menyukai business day daripada holiday yang dianggapnya membosankan.

Ting!
Ting!
Ting!

Dan malam sebelum menjadi mahasiswa semester lima, di sinilah tokoh utama kita berada—dengan perangainya yang tenang ia melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja belajar sejak beberapa jam yang lalu ketika mendengar notifikasi masuk ke dalam benda pipih itu. Ia menghentikan kegiatan tangannya yang hendak memasukkan kertas berukuran besar ke dalam tas tabung berwarna hitam. Dengan tenang ia membuka notifikasi pesan seseorang yang dikirim melalui aplikasi berwarna hijau di sana.

Yoo Seungeon
[8.28pm] Ricky, lagi free nggak?
[8.28pm] <Send a location>
[8.29pm] Sini temenin nugas :D

You
belum juga masuk kuliah, tugas apa?
[8.29pm]

Yoo Seungeon
[8.30pm] Hehe tugas semester kemarin
[8.31pm] Temenin gue ya, please? :(
[8.31pm] Nanti gue traktir matcha!!

You
oh my Lord...
tunggu, 10 menit lagi aku sampai
[8.32pm]

Yoo Seungeon
[8.32pm] ㅋㅋㅋ OK!
[8.32pm] I really love you a lot~

Ricky. Shen Ricky namanya. Ia adalah seorang mahasiswa berambut pirang natural yang merantau dari Cina ke Korea untuk mendalami ilmu Arsitektur. Ricky dikenal sebagai anak yang ambisius dan banyak disenangi karena kepribadiannya. Di tahun kedua kuliahnya ia berhasil ditunjuk sebagai perwakilan dari departemen Arsitektur yang dipindah program ke Jerman selama enam bulan lamanya.

Dalam perjalanan program exchange-nya ia berhasil menyelesaikan project assignments pertamanya yang disponsori oleh seorang aktor ternama sekaligus pengusaha yang sangat berpengaruh di Cina dan beberapa orang besar lainnya dari berbagai negara PBB. Membuat namanya ikut tersorot media karena pencapaiannya.

Setelah mengenakan jaket, topi, hingga masker hitam untuk menutupi wajah tampannya, Ricky langsung beranjak keluar mengambil mobilnya di parkiran asrama dan pergi ke alamat sebuah kafe yang sebelumnya telah dikirim oleh Seungeon sang sahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengenakan jaket, topi, hingga masker hitam untuk menutupi wajah tampannya, Ricky langsung beranjak keluar mengambil mobilnya di parkiran asrama dan pergi ke alamat sebuah kafe yang sebelumnya telah dikirim oleh Seungeon sang sahabat.

Meskipun ia baru kembali ke Korea dua hari yang lalu dan hampir melupakan beberapa hal-hal tentang negara tempat ia menimba ilmu sejak dua tahun yang lalunya ini—seperti halnya lidahnya yang mulai melupakan cita rasa Jajangmyeon atau bahkan ingatan tentang rute dari asrama kampus menuju Sungai Han yang semakin memudar Ricky bersyukur karena ia masih mengingat tempat-tempat yang biasanya ia dan Seungeon kunjungi setiap pulang dari perploncoan di kampus, termasuk alamat kafe yang dikirim oleh Seungeon tadi.

𝓑eautiful Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang