Prolog -00-

1.8K 160 44
                                    

Happy reading!
!Warn Typo!

"Kau ini memang pembawa petaka!, denger gak bocah goblok?!,"

"Asal kau tau, (Name). Orang tuamu tiada, karena kau."

"(Name).., kamu pindah aja ya?," Tanya lelaki jangkung bersurai putih itu, berusaha menenangkan adik manis nya. "Samatoki nii san
.., kau juga membenciku ya?." Tanya gadis itu berusaha menatap kakaknya.

Lelaki itu menggeleng pelan. "Nggak..(Name). Nii san, gak benci kamu. Tapi, daripada kamu disini terkucilkan? Kamu gak mau punya temen emangnya?," Tanya lelaki bernama Aothitsugi Samatoki. Kakak tertua (Name).

"Aku gak butuh!, aku gak mau. Main sama anggota Yakuza yang lain udah cukup!," Jawab (Name) sudah tak berani menatap mata tajam kakaknya. "(Name). Kamu gak bisa selamanya kayak gini.., Memangnya kamu tahan sama omongan pedes keluarga kita?."

(Name) Masih menunduk tak ingin melihat wajah kakaknya yang mirip dengannya itu. "Diam mu, kuanggap iya. Dan aku sudah menentukan kau akan pindah kemana, (Name.)" Gadis itu menampakkan ekspresi tak terima. Ia mengangkat wajahnya menatap tajam kakaknya.

"Aku gak mau. Aku mau disini sama kak Samatoki sama Kak Nemu juga!, kenapa kalian bersikeras banget buat pindahin aku?, aku tahan sama omongan mereka, asalkan bisa sama kalian!."

"Diam! Aku tak menyuruhmu bicara, Aothitsugi (Name)!. Keputusan ku mutlak!, Patuhi itu."

Ketika (Name) mendengar logat bicara kakaknya, gadis itu bungkam seribu bahasa.

Fyi: Yakuza tuh punya logat khas mereka pas bicara, ntah Yakuza nya aja atau termasuk ke keluarganya juga(?).

Nemu, Kakak perempuan (Name) datang dan melerai keduanya, "Samatoki nii, kau terlalu keras memaksanya..," Ucap perempuan bersurai putih itu. "Tch. Aku tak bermaksud begitu." Gumam Samatoki memalingkan wajahnya.

Nemu menepuk pundak (Name), tersenyum penuh perhatian pada adik tercintanya. "(Name) chan.., ini juga untuk kebaikanmu. Kami gak mau kamu hidup dengan terus mendengarkan perkataan mereka. Mau ya? Kami akan mengunjungi mu sesekali."

(Name) Masih menundukkan kepalanya. "Tapi- Nee chan..," Gumam (Name), Nemu menghela nafas. "(Name), Aku dan Samatoki nii san, tak bisa selalu bersamamu. Kami harus bekerja, mana mungkin kami tega meninggalkan mu sendirian, dirumah terkutuk ini?." Ucap Nemu melirik kearah Samatoki.

"Uh..yaudah!, janji ya? Kalian akan menemuiku setiap bulan?," Tanya (Name) menatap iris mata ruby milik Nemu. "Tentu saja, (Name) chan. Ayo aku bantu berkemas ya?, mungkin kau akan berangkat beberapa hari lagi."

(Name) Mengangguk. Yasudahlah, memangnya ia bisa membantah lagi?.

...

"Nii san, (Name) akan pindah kemana?." Tanya Nemu, melihat Samatoki yang sedang merokok di teras kamar pria itu.

"Aku lupa nama kotanya. Tapi yang pasti, SMA Furin." Nemu membelalakkan matanya mendengar jawaban kakaknya, sedangkan Samatoki malah menyeringai. "Bukankah sangat cocok dengan (Name), ya kan? Nemu?."

Nemu yang masih syok lalu mengangguk dan tersenyum, "Ya. Semoga dia bisa membuka lembaran barunya di Furin."

Sedangkan (Name) dikamar nya sedang misuh misuh sendiri, ia pengen ngamuk tapi gak bisa.

Di tempat ini juga dia dikucilkan dan tak diterima, apalagi dilingkungan yang baru ia kenali?, tapi sisi positifnya adalah, SMA Furin merupakan sekolah yang berisi tawuran dan perkelahian.

Itu sedikit membuat (Name) sableng ini bersemangat. Ia mengemas pakaian, Action figure, manga, bahkan dakimakura nya dengan cepat.

Semoga ia bisa beradaptasi nantinya.

Absoluty Girl! Wind breaker X Reader! : On going.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang