!JANGAN LUPA FOLLOW!
NANTI JANGAN LUPA
VOTE JUGA YA....!SELAMAT MEMBACA!
Tiba-tiba mereka menatap bela dengan ragu.
"Mau kemana kamu? Bawa koper segala lagi." Tanya sang ayah.
"Aku mau pergi dari sini pah"
" Mau tinggal dimana kamu hah?"
"Punya uang lo buat ngekost atau beli makan".tanya sang kakak.
"Gak kak. Tapi aku tetap pergi dari sini". Jawab Bela menahan tangis.
"Ya sudah. Pergi sekarang. Dan ingat, jangan pernah kembali ke rumah ini lagi" sambung sang ibu dengan nada marah.
"Dan asal kamu tahu. Kamu bukan anak saya. Kamu hanya anak buangan yang saya pungut di jalanan"ucap ayah.
Degg
Seketika tubuh Bela terasa kaku dan tidak bisa berkata-kata usai mendengar perkataan dari ayahnya barusan.
Air mata Bela tak dapat tertahan lagi. Dan, kemudian Bela pun menangis dan membuat sungai kecil di pipinya."M-aksud papa?" Tanya Bela yang sudah menangis terisak isak.
"Iya."
•••••••••
Oktober,2006
Sifa dan orangtuanya sedang jalan-jalan. Mereka sangat bahagia."Maa. Mau esklim"ucap Sifa.karena waktu itu Sifa baru berumur 2 tahun, jadi belum lancar bicara.
"Iya tunggu ya sayang. Papa lagi beliin ya". Bujuk sang ibu.
Beberapa menit menunggu, ayah Sifa pun datang membawa 3 eskrim. Ayah Sifa memberikan 1 untuk Sifa, satu untuk mama Sifa,dan satu untuk ayah Sifa.
Mereka asyik memakan eskrim sambil menceritakan hal-hal random.
Tiba-tiba...
"Oeee... oeeeee.oeeee.oooeee".
Mereka mendengar suara tangisan bayi. Mereka tidak menghiraukan. Semakin lama, suara itu semakin kuat, dan tidak jauh dari tempat mereka berada.
"Oooeee.... ooooeeee....oeeeee."
"Mama.itu kayak suala dede bayi".Ucap Sifa meyakinkan kedua orangtuanya.
Mama Sifa hanya mengangguk. Mereka berjalan mengikuti arah suara tersebut.Dan,ternyata benar, itu adalah suara bayi.
Mereka melihat sekitar, tidak ada orang yang berada didekatnya. Ibu Sifa menggendong bayi tersebut dengan hati-hati.
"Mas kasihan ya anak ini. Siapa sih yang tega buang anak sekecil ini?" Ucap ibu Sifa sambil mencari pemilik bayi itu.
"Iya sayang. Kasihan bayi itu. Bagaimana kalau kita bawa aja kerumah." Ucap ayah Sifa.