09. Benarkah Mimpi?

188 102 178
                                    

Hallo semua
Apa kabarnya nih?

Absen dulu dong kalian bacanya kapan

Jangan lupa vote dan komen ya
Itu ngartis jadi jangan sampai kelupaan

Spam love birunya dong
Ramein setiap paragraf

Happy reading

:_CARVANDELA HIGH SCHOOL_:

Rumah ini sangat sepi. Memang biasanya juga sepi tapi karena Kevan nampaknya sedang tidak baik-baik saja membuat ia merasa rumah ini sepinya tidak wajar. Tiba-tiba bayangan dari kejadian di mimpi itu kembali terulang membuat Kevan terduduk di lantai.

Empat orang jatuh dari atas gedung. Operasi tadi. Organ manusia yang nampaknya bekas mutilasi. Orang-orang dalam tabung dan wanita yang mirip setan itu. Ia memejamkan matanya dengan deru napas dan degup jantung yang masih sangat buruk.

Kevan panik setengah mampus. Ia menatap kanan dan kirinya. Ia merasa sedang diawasi dan diperhatikan orang misterius. Ia menatap jendela besar yang terletak di ujung lorong. Ia merasa ada sesuatu yang baru saja lewat disana.

Ia melihat seperti bayangan hitam melintas melewati jendela kaca besar dan tingginya hampir 2 meter itu. "Gue halusinasi?"

Kevin yang sedang lewat untuk menuju ke kamarnya bingung melihat tingkah Kevan yang nampaknya sedang tidak baik-baik. Ia mendekati kakak laki-lakinya itu lalu bertanya.

"Kenapa ge?"

Kevan langsung mencengkram bahu Kevin cukup keras dan ia sedikit menguncangnya. "Lea mana? Kakak kamu di mana, Vin? Alea dimana?" tanyanya dengan napas yang tidak beraturan.

Kevin menaikan alisnya bingung. Ada apa sebenarnya dengan kakaknya ini? Ia memandangi wajah Kevan yang penuh keringat. "Ya di markasnya dong. Gege mimpi buruk atau gimana nih?"

"Eh?" Kevan diam. Ia menyekat keringat yang melekat di pelipisnya. Ia lalu berbalik dan kembali masuk ke kamarnya tampa memberikan penjelasan apapun kepada Kevin. Ia sedikit tersenyum dan tertawa kecil. "Ais, kenapa lah gue ini. Gak jelas banget."

Ia menutup pintu. "Mimpi doang padahal, napa panik sih?" gumamnya lalu melompat ke atas kasur. Ia menghembuskan napasnya panjang, memandangi ke arah luar dimana langit mulai oranye pertanda siang telah usai.

"Enaknya jadi langit, gak usah ngerjain apapun dan melakukan apapun yang berat. Cuman gitu-gitu aja, tapi dikagumi, huhf," katanya sambil menghela nafa panjang. Ia menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Masih berusaha melupakan mimpinya yang terlihat nyata.

"Ahk, demam gue," ucapnya saat merasakan tubuhnya yang terasa tidak baik ini. Hehehe, demam ya teman-teman. Hanya demam, seolah yang sampai muntah darah tadi bukan apa-apa.

Ting

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CARVANDELA HIGH SCHOOL (Revisi Setelah Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang