Dirinya sudah ada di pusat pembelanja kota. Mencari sebuah barang untuk diberi kepada Kian. Masuk ke toko-toko tapi dia merasa kurang suka. Sampai dengan bodohnya dia baru sadar bahwa sebagus apapun, Kian tidak bisa melihat barangnya. Dengan semangat dia berlalu pergi dan melajukan mobil kesebuah toko buku besar.
Menanyakan ke pegawai disana, buku untuk pembaca tunanetra. Saat sampai dirak bagian buku braille Malvin berpikir, genre apa yang suka dibaca oleh Kian? Apakah romance? Aksi? Laga? Atau triler?
Malvin melihat sekeliling rak, ada sebuah Buku yang menarik minatnya. Membaca bagian belakang lalu tersenym. Sepertinya ini cocok untuk Kian.
Malvin mengambil buku tersebuat lalu berjalan kearah kasir. Membayar lantas pergi lagi. Satu lagi dia akan membeli bunga. Mawar merah cocok dengan keperibadian Kian.
Pukul setengah satu, Malvin sudah duduk manis disalah satu restoran yang sudah direservasi oleh Kian. Beberapa makanan sudah tersaji, tapi Kian tdak kunjung datang juga. Padahal Zio tadi bilang pukul 12, ini sudah lebih 30 menit. Malvin masih berusaha berpikir positif mungkin saja jalanan macet.
1 jam berlau begitu saja. Pegawai sudah bolak balik menanyakan untuk beberapa makanan yang belum keluar apakah akan disajikan sekarang atau nanti.
Sampai pukul 2 Kian tak memberi tanda-tanda akan datang. Malvin berhak marah bukan? seseorang yang tidak menepati janji. Apakah Kian memainkan dirinya?
Tepat pukul 2.30 malvin memanggil pelayan disana. menyuruhnya untuk membungkus semua makanan lalu menitipkan ke resepsionis, sekaligus dengan barang yang akan diberikan kepada Kian nanti. Malvin pergi dengan kekecewaan. Sudah seexcited ini ternyata malah seperti ini jadinya.
Malvin kembali kekantor untuk menghadiri rapat.
***
Lain ditempat, nampak Zio tergesa masuk kedalam restoran. Melihat kesana-kemari tapi tidak ada orang. Memilih untuk bertanya, dan benar saja Malvin baru saja pergi. Menyesal bukan main, dirinya yang membuat janji temu malah dirinya pula yang tak bisa datang tepat waktu. Sedangkan orang dibelakangnya malah diam saja tak menampilkan sorot menyesal sama sekali.
"Kan dibilang pasti udah pulang." Ujar Kian terbilang sangat santai.
"Ya ini gara-gara kamu.""Aku tau."
Zio sudah terbiasa dengan perilaku Kian seperti ini. Memutar bola matanya malas, lalu membawa duduk Kian, "kamu harus minta maaf!" dijawab dengan anggukan.
"Permisi kak, orang tadi menitipkan semua makanan di resepsionis" Seorang pegawai memberitahu pesan dari Mavin.
Setelah mengetahui itu, Zio mengantarkan Kian terlebih dahulu ke mobil sedangkan dia balik lagi mengambil makanan, "makasih." ucapnya seraya tersenyum.
Zio duduk dikursi kemudi lalu mengeluarkan berbagai makanan dihadapan Kian, "ini semua harus dimakan!" titahnya.
Kian mencebikan bibir, "aku gak mau makan."
"Makan atau aku anterin kamu ke kantor Malvin?!" Ancaman Zio berhasil membuat Kian memakan makanan ditangannya.
"Malvin ngasih kamu buku."
"Buat apa?" Menjadi Zio memang harus memiliki exra sabar."Dia beliin kamu buku braille tentang kehidupan."
Sesaat Kian berhenti mengunyah, nampak berpikir."Kita juga harus bawa barang buat Malvin." Ucapan Zio membuat Kian bingung.
"Emang kita mau kesana sekarang?"Zio melihat kearah nasi kotak yang masih banyak, dengan gemas dia mengambil alih kotak itu dan memilih menyuapi Kian, "harus kesana, sekalian minta maaf langsung."
"Belanja dulu ya."
-Vote & koment-
By: Dhey
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon struck [Jaeyong]
Fanfiction"𝚞𝚗𝚊𝚋𝚕𝚎 𝚝𝚘 𝚝𝚑𝚒𝚗𝚔 𝚘𝚛 𝚊𝚌𝚝 𝚗𝚘𝚛𝚖𝚊𝚕𝚕𝚢, 𝚎𝚜𝚙𝚎𝚌𝚒𝚊𝚕𝚕𝚢 𝚋𝚎𝚌𝚊𝚞𝚜𝚎 𝚘𝚏 𝚋𝚎𝚒𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚕𝚘𝚟𝚎." Link AU: https://twitter.com/itsmeCherryy_/status/1779131205751083306?t=H7-Vf3nzVeIN6D2AW3U0FQ&s=19 Based Au in twitter/X...