2

4 4 0
                                    


Kini mereka telah sampai di depan gerbang kastil tua itu. Mereka saling bertatap tatapan ketika melihat sosok berpakaian serba hitam dengan gaya kuno menghampiri mereka.

Sosok itu semakin mendekat dan mereka melihat ternyata sosok itu adalah seorang pria parubaya yang umurnya mungkin sekitar delapan puluh tahun.

Wajahnya keriput dan tirus sehingga terlihat lekukan tulang wajahnya, pinggiran matanya sedikit hitam seperti kurang tidur, hidungnya mancung bengkok, cukup membuat mereka berlima di sana sedikit merinding.

"Kalian siapa.. sedang apa kalian di sini?"terdengar suara serak keluar dari mulut pria itu. Gadiza yang melihat teman temannya hanya diam pun berbicara mewakili yang lain.

"Kami tersesat, bolehkah kami meminta sedikit makanan dan minuman?" Tanya gadiza yang di angguki oleh pria itu.

"Kalau begitu ikuti aku" ucap pria itu sambil berjalan mendahului.

Mereka pun mengekori pria yang sedang berjalan menuju ke dalam kastil. Mereka sedikit kaget melihat dalam kastil tersebut, mereka kira kastil ini adalah rumah seseorang ternyata mereka salah, Kastil ini adalah sebuah sekolah.

Terlihat dari beberapa anak seusia mereka yang sedang berjalan sambil membawa buku di tangan mereka dan mereka juga menggunakan seragam atau bisa di bilang jubah. Bahkan mereka berlima di tatap heran oleh murid murid yang ada di sana.

"Mengapa mereka melihat kita dengan tatapan aneh begitu" bisik Eni ke telinga Azmi.

" Jelas mereka melihat kita aneh, kita masih mengenakan seragam sekolah kita" ucap Azmi yang di angguki oleh Eni.

Lama mereka jalan akhirnya mereka berhenti ketika melihat pria yang tadi berhenti di depan sebuah pintu. Lalu pria itu membuka pintu tersebut dan masuk ke dalamnya mereka berlima pun masuk juga ke dalam.

Mereka melihat seorang pria yang umurnya mungkin bisa di katakan seumuran dengan pria yang membawa mereka ke sini sedang duduk sambil melihat mereka berlima dengan bingung.

"ada apa Arby, dan siapa yang kau bawa ini? Aku tidak pernah melihat mereka di kastil ini" tanya pria itu heran.

"aku melihat mereka di depan kastil, tadinya aku ingin memarahin mereka ku pikir mereka berlima adalah murid tetapi ketika melihat baju yang mereka pakai aku sadar mereka bukan murid di sini, katanya mereka tersesat dan butuh makanan dan minuman" ucap pria yang di sebut oleh pria satunya lagi dengan nama arby.Mendengar penjelasan itu pria tadi pun mengangguk.

"aku ada kelas sekarang jadi aku serahkan mereka kepadamu" ucap pria bernama Arby sambil meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah pria bernama Arby itu keluar, pria tersebut beralih menatap mereka.

"kalian berasal dari mana kelihatannya kalian bukan berasal dari sini? Oiya perkenalkan namaku Andrian, aku adalah kepala sekolah di sekolah ini"

"Kami berasal dari Indonesia pak"jawab Rahma sambil melihat lihat ruangan ini. Pak Andrian  mengerutkan dahinya.

"Indonesia?! Dimana itu? Apakah kalian bukan berasal dari dunia sihir?"tanya pria yang ternyata adalah kepala sekolah di kastil itu.

"DUNIA SIHIRR?!" tanya mereka kompak, terlihat kepala sekolah tersebut sedikit terlonjak kaget.

"Astaga kalian mengagetiku"ucapnya sambil mengelus dadanya."jadi benar kalian bukan dari dunia sihir, jadi bagaimana kalian bisa memasuki dunia sihir?"tanyanya lagi.

Rantina yang sedari tadi sibuk memperhatikan foto foto yang di pajang di ruangan itu pun menjawab "kami terhisap ke dalam sebuah buku" ucapnya sambil membersihkan debu di pundak Eni.

Trapped In The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang