EPS 28 : Berkat Mangga Kepsek

53 6 1
                                    

Telah direvisi pada 04 Mei 2024
Telah dipublikasikan pada 07 Mei 2024

"And when I'm back in Chicago I feel it, another version of me I was in it"
—End of Beginning, Djo

『✎﹏ 』

"HEI JANGAN LARI KALIAN BERTIGA!!"

"B*ngs*t, larinya cepet banget!!"

"Mereka anak osis atau atlet lari, sih?!"

Naren, Jovan dan Gavin berlari sekuat tenaga dari kejaran dua anak OSIS bagian keamanan. Mangga yang ada di genggaman Jovan tak sengaja jatuh. Pemuda itu bermaksud akan mengambil mangganya yang jatuh, namun Naren berseru dan memberitahu jika nyawa lebih berharga dari pada mangga setengah matang tersebut.

"Pikirkan masa depan lo, Van!!" teriak Naren kemudian lari meninggalkan Jovan yang masih sempat mengambil mangga hasil curiannya yang jatuh di rerumputan.

Tiga remaja itu berlindung di balik gedung IPS, sama-sama terengah-engah dengan keringat yang membasahi seragam dan rambutnya. Niat hati ingin mengambil mangga milik kepala sekolah, malah ketahuan anak-anak OSIS yang sedang berjaga di area sekolah.

Dalang dari semua ini adalah Jovan, misal pemuda itu tidak mengajak Naren dan Gavin mengambil mangga bersama-sama, pasti mereka berdua tidak akan menjadi buronan OSIS saat ini.

Devan tiba-tiba muncul dari balik semak-semak. "Kalian curi mangga lagi? Gue laporin kalian bertiga."

"Lama-lama pohon mangganya habis kalau kalian ambil semua," ketus Ardika ikut keluar dari semak-semak.

Naren dan Gavin terkejut bukan main melihat Ardika dan Devan tiba-tiba muncul di depan mereka. Jovan  menepuk jidat dan membisikkan sesuatu kepada dua temannya. Menuturkan jika nyawa mereka bisa terancam bahaya karena Devan dan Ardika juga termasuk anak OSIS.

Gavin mengeluarkan uang sepuluh ribu dari dalam saku seragamnya, memberikan uang kertas tersebut ke Devan dan Ardika.

"Apaan, nih?" tanya Ardika.

"Susuk, ya duitlah!" balas Gavin sedikit menaikkan suara.

"Oh, ceritanya lo mau nyogok kami berdua biar nggak cepu ke anak-anak OSIS? Tidak semudah itu Ferguso." Devan menarik tangan Naren, "Angkut mereka, Ka."

"Siap, Komandan." Ardika langsung menarik tangan Jovan dan Gavin.

Dua anggota OSIS itu membawa Gavin, Jovan dan Naren keluar dari tempat persembunyian. Sudah berulang kali Naren berusaha melarikan diri namun tetap saja tidak Gavin berjanji akan membayari mereka dengan uang lebih, namun syaratnya dia dan dua temannya tidak dilaporkan ke bagian keamanan. Namun baik Ardika maupun Devan, dua-duanya tidak mau mendengarkan.

Tok! Tok! Tok!

Gita orang pertama yang mengetahui ada seseorang yang mengetuk pintu kelas, ia terus memandangi pintu tersebut tanpa ada niatan untuk membukakannya.

Devan membuka pintu, diikuti Ardika di belakangnya. Murid-murid perempuan heran melihat Naren, Jovan dan Gavin ikut masuk ke dalam kelas bersama Ketua dan Wakil Ketua. Lantas Devan menyebutkan bahwa Naren memiliki banyak mangga dan mengajak satu kelas untuk makan mangga bersama.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang