tujuh;the beginning

0 0 0
                                    

hari keberangkatan ke kampung buah delima, Sagara, Mahesa, dan Radeva sudah duduk dengan benar di kursi belakang mobil.

selama perjalanan, Mahesa dan Radeva sibuk memainkan handphone nya, sampai sudah setengah jam mobil berjalan, Mahesa berucap pada Sagara

"mi buka hp lo"

"gamau"

"cepet buka anjir"

"gamau"

Mahesa tak habis pikir padahal sedari tadi ia sudah mengirimkan beberapa pesan teks di grup mereka.

"kalo mau ngomong langsung aja, gue gakuat liat hp kalo lagi naik mobil"

dan pernyataan Sagara membuat kedua temannya menahan ketawa hingga mampus.

Mahesa yang duduk di pertengahan, mendekatkan dirinya kepada sagara lalu berbisik.

"lo kenapa bisa temenan sama dia anying?"

tanya Mahesa dengan matanya yang menunjuk ke depan, kepada orang yang mengemudikan mobil tersebut.

"ga papa, gratis juga" jawab Sagara tapi ia tak berbisik.

"gimana kalo dia punya niat jahat" bisik Mahesa lagi.

"kita bertiga, dia sendiri, kita yang bakal menang, udahlah gue beneran pusing banget anying bau stella, mau turu lah gue"

Sagara pun memejamkan matanya, sementara Mahesa dan Radeva menjadi canggung karena orang di depannya.

Arjuna yang menjadi tersangka hanya bisa menghembuskan nafas dan tak mengatakan apapun.
________

sesampainya di tempat tujuan, mereka berempat turun lalu berjalan mengikuti Arjuna yang memimpin.

"lo emang tau rumah Anin?" Mahesa yang berada di paling belakang mengeluarkan suara nya.

"tau, kebetulan bokap gue pernah tinggal di daerah sini"

mereka yang mendengarnya ber oh ria.

sampailah mereka di rumah sederhana dengan halaman luar dipenuhi beberapa tanaman sayuran pokok.

"permisi"

sudah kali ketiga mereka memanggil penghuni rumah namun tak muncul-muncul jua, hingga lewat lah kakek tua di jalan depan rumah.

"ujang, nu gaduh bumi na ge te aya nuju di kebon"

mendengar itu, Sagara planga plongo, tak mengerti dengan ucapan yang dikatakan si kakek tua begitupun dengan Arjuna dan Radeva, kecuali Mahesa yang malah menghampiri kakek tua itu lalu bertanya.

"kinten-kinten mulang na tabuh baraha nya bah?"

"ngkin, tabuh dua belasan, sakantenan netepan"

Sagara melihat Mahesa yang mengobrol dengan si kakek secara lancar, lalu tak lama, Mahesa menghampiri mereka.

"abangnya Anin lagi di kebun, pulangnya jam dua belasan, sekarang baru jam sepuluh jadi gue minta ke kakeknya buat anterin kita ke makam dulu, baru abis tu kesini lagi, dan kebetulan kakeknya mau jalan ke arah yang sama jadi sekalian" jelas mahesa panjang lebar.

mereka pun mengiyakan ajakan Mahesa dan langsung pergi ke tempat Anin di kebumikan.
________

pulang dari tempat pemakaman umum, Arjuna mengajak mereka untuk ber istirahat di sebuah rumah.

"woy ngajak ya ngajak, tapi ini rumah siapa pe a" Mahesa memperhatikan bangunan itu dari luar sambil sesekali berdecak kagum.

"ini rumah bokap gue, kan gue bilang, bokap gue pernah tinggal di sini"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang