"Jaem, ayo ke kantin." Ajak Yeonjun, "Gue traktir sebagai permintaan maaf gue." Lanjutnya.
"Ngga."
Bukannya Jaemin yang menjawab, malah oknum disampingnya yang ikut campur. Mau marah, tapi Jaemin keburu ngomong gini.
"Ngga, maaf ya Yeonjun. Aku makan bekal buatan bubu."
Kan Yeonjun jadi ngga enak mau ngajak Jaemin. Karena udah ditolak Jaemin dia berencana buat jajan sendiri, eh ternyata tangannya ditarik sama si ketua kelas.
Waduh, Yeonjun terpesona. Gantengnya. Ngga kaya ketua kelas di kelasnya, burik (menurut Yeonjun).
"Makan sama gue aja. Jangan ganggu mereka, lu mau di geprek sama Jeno?" Katanya masih tetap menarik Yeonjun menuju kantin.
Sementara Jaemin tengah memberikan sekotak susu rasa strawberry miliknya kepada Jeno.
"Maaf ya, bubu ngga tau kamu ngga suka strawberry." Kata Jeno menusuk pipet ke susu kotak itu lalu meminumnya.
Jaemin menggeleng. "Gapapa, maklum, akunya juga jarang datang kesana."
Saat ditengah tengah makan romantis- eh, makan siang mereka, lagi lagi Karina mendorong bahu Jaemin. Jaemin yang terkejut pun tersedak candi Borobudur.
"Udah dibilang jangan gatel, masih aja gatel." Protes Karina melihat Jaemin tak kunjung menjauh dari Jeno.
Jeno yang panik memberikan air putihnya pada Jaemin. "Pergi." Tekannya tak mau dibantah.
Karina melenggang pergi meninggalkan mereka dengan kaki dihentak hentakkan kesal.
"Kamu gapapa?" Khawatirnya melihat wajah merah dan mata berkaca kaca Jaemin. Ngga, Jaemin ngga nangis. Perih aja ges.
"Gapapa kok, cuma tenggorokan aku aja sakit dikit."
Melihat Jeno yang hendak bangun membuat Jaemin menahan pergelangan tangannya. "Mau kemana?"
"Ngasih pelajaran ke tuh cewe."
"Jangan." Pinta Jaemin dengan wajah memelas andalannya. Tak lama datang Winter bersama temannya, Ningning.
"Udah tenang aja Jen, Karina biar gue yang labrak." Katanya percaya diri. Ningning cuma bisa ngangguk ngangguk doang mendengar perkataan winter.
"Lo sama Jaemin pelukan aja disini, ngga ada yang larang kok. Hehe." Cengirnya, lalu beranjak pergi menarik tangan Ningning.
Kini Winter tengah mendatangi Karina yang berada di pojok taman sekolah bersama Giselle.
"Heh, pelakor! Eh salah, heh pacar tidak sahnya Jeno, lo yang bikin Jaemin kesedak kan? Ngaku aja lo!"
"Siapa lo? Dateng dateng misuh misuh sendiri."
"Gue? Gue temennya Jaemin, dan gue ngga ngerestuin hubungan lo sama Jeno. Heh, Asal lo tau ya dek! Lo ngebuat kapal gue ngga adem ayem, gue maunya nerima asupan manis setiap hari, bukan muka asu lu." Katanya emosi sambil nunjuk nujuk muka Karina pakai jari telunjuk imutnya.
Karina menggenggam jari telunjuk yang lucu itu. "Terus? Gue harus apa? Minta maaf sama lo?"
Winter melotot melihat Karina mulai menatapnya dari atas sampai bawah, hingga akhirnya terpaku di belahan bibirnya.
"Apa lo liat liat? Gaseneng hah?!" Emosi banget Winter karena tangannya tak bisa terlepas dan Karina tidak berbicara apapun.
"Ning, bantuin gu- Ning?" Winter celingak celinguk mencari keberadaan Ningning. Perasaan tadi Ningning disampingnya, kok ilang?
"Lo nyari cewe yang datang sama Lo tadi? Dia udah pergi sama temen gue." Kata Karina seakan tau apa yang dicari Winter.
"Yaudah sih. Lepas lah anjing?"
Karina melepaskan genggamannya, membiarkan Winter pergi. 'Lucu'
Okey, beralih. Kini kita melihat Jeno yang berbaring dilantai dan paha Jaemin sebagai bantalannya.
Dia asik bermain game mobile legends di hpnya. Sementara Jaemin membaca novel yang direkomendasikan Haechan untuknya.
Mereka tampak santai dan acuh tak acuh dengan pandangan yang diberikan sekelompok ciwi ciwi fujo.
Keberadaan mereka yang berdelapan orang itu bertambah saat bokem nya di Jeno masuk.
"KAK NANA!!" Panggilnya antusias.
"RIBUT GYU!" Protes Jeno.
"Yaudah sih, mang Napa sih, sokab banget sih, apaan sih."
"Gyu, kenapa kemari?" Potong Jaemin saat merasa akan ada perdebatan. "Itu kak, mau ngga temenin Gyu main?"
Jaemin memiringkan kepalanya. "Main apa?"
"ToD"
Mengangguk, Jaemin menyetujuinya. "Yaudah bentar ya kak, Gyu panggil tyun dulu." Katanya lalu melenggang pergi.
Jaemin mengusap rambut Jeno yang tampak tidak peduli dengan hal itu dan hanya fokus pada gamenya. Sontak hal itu membuat para ciwi ciwi mengeluarkan hp mereka, dan mulai merekam.
"Nono." Panggil Jaemin tidak memberhentikan usapannya.
"Hm?" Sahut Jeno lembut.
"Memangnya sempat main tod? Jam istirahat tinggal 10 menit lagi loh?"
Terdengar suara 'defeat' dari ponsel Jeno, dia lalu menaruh ponselnya kedalam laci. "Oh itu. Sempat kok kan jamkos."
"Hah, beneran?" Tanya jaemintidak percaya.
"Beneran. Kamu ngga tau?" Pertanyaan Jeno dibalas gelengan oleh Jaemin. "Kita jamkos karena gurunya rapat, palingan pulang cepat." Jelasnya. Jaemin mengangguk dengan wajah mengerti.
"KAK!"
"BERISIK JUNG BEOMGYU!"
Jaemin menutup mulut Jeno dengan (kuat) sayang. "Ish, apalah apalah." Sinis Beomgyu pada kakak tercintanya.
"Udah, ayo main."
.
Sore hari menampilkan senja dengan warna oranye dan gradasi kuning.
Jeno sudah selesai membawa Jaemin berjalan jalan mengelilingi kota."Aku masuk ya, kamu hati hati." Peringat Jaemin. Pasalnya Jeno kalau bawa motor sendiri suka ngebut.
"Iya Naa. Masuk gih, aku tungguin sampai kamu masuk." Jeno tersenyum dengan senyum termanisnya.
"Iyaa, hati hati ya, jangan jatuh nanti luka, jangan ngebut juga. Yaudah Babay, aku masuk ya, kalau udah sampai nanti kabarin. Hati hati."
Selesai dengan sesi melambaikan tangan dan melihat Jaemin yang sudah masuk ke rumahnya, Jeno memakai helm full facenya, lalu menancapkan gas menuju jalan pulang.
"Ayah, bunda, Nana pulang."
"Sama Jeno lagi?" Pertanyaan dengan nada tidak ramah dilontarkan ayahnya. "Iya, yah." Jawab Jaemin seadanya lalu duduk di sofa, bersebelahan dengan sang ayah.
Yuta, ayahnya menaruh kepalanya pada pundak Jaemin. "Ayah cemburu sama Jeno, masa dia kamu peluk, ayah ngga."
Jaemin terkekeh. "Ayah kan ngga punya motor." Canda Jaemin. "Bunda dimana?" Tanya Jaemin mulai membuka hpnya, memeriksa pesan.
"Tuh kan, kamu chattan sama si Jeno. Ih nama kontaknya ada love. Ayah juga mau."
Jaemin mengernyitkan dahinya. "Yah? Kita jumpa setiap hari loh?" Heran Jaemin.
"Malu maluin kamu yut." Kata Winwin, bundanya yang baru datang dari dapur membawa satu mangkuk kaca berisi cookies, meletakan nya di atas meja.
Lalu dilanjutkan dengan perdebatan ringan kedua orang tuanya serta Yuta yang protes dengan Jaemin yang lebih memihak bundanya.
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
Votmen juseyo 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
ー Ship ★
FanfictionSebenarnya kehidupan sekolah di kelas 11 biasa biasa dan normal normal saja. Sampai ada kejadian Jaemin tenggelam di kolam renang gedung olahraga sekolah mereka yang membuat geger seluruh siswa. Bukan, bukan karena Jaemin tenggelam. Tapi karena Jen...