[REVISI]
"Ciciii, mau kiss duluu,"
"Ini Ci, pake helmnya dulu. Sini, dedel pakein,"
"Ci, cici kerumah sakit sekarang ya ci"
"Adel, Ci.. "
Ingat ini cuman cerita fiksi ya!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- - - -
Mereka semua beranjak pergi ke rumah sakit tempat Adel berada. Papi yang mengemudi, sementara Shani dan Mami Gracia duduk di belakang. Selama dalam perjalanan ke rumah sakit, Shani tak henti-hentinya menangis dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang dialami adiknya.
"Dedel pasti baik-baik aja, Ci. Dedel itu anak yang kuat," ujar Gracia mencoba menenangkan.
"Iya, sayang, Adek kamu itu anak yang tangguh," tambah Antonio sambil terus fokus pada jalan.
Shani menggigit bibirnya, tangisnya semakin deras. "Ini semua salah Cici. Kalau aja Cici bisa ngontrol emosi Cici..."
Shani mengingat kembali momen saat ia melepaskan amarahnya pada Adel, betapa ia berteriak dan bahkan menampar adiknya. "Kalau aja Cici nggak bentak Dedel, nggak nampar Dedel, pasti Dedel masih di rumah sama kita," isaknya penuh penyesalan.
Papi mengemudi dengan cepat namun hati-hati, memikirkan putrinya yang tengah berjuang di rumah sakit. Mami berusaha tegar meski air mata terus mengalir di pipinya, merasakan kesedihan dan ketidakpastian.
Setelah sekitar 20 menit, mereka akhirnya tiba di rumah sakit tempat Adel dirawat. Mereka segera masuk dan menuju meja resepsionis dengan langkah tergesa-gesa.
"Sus, pasien atas nama Adelia Florenza Maheswara ada di mana ya?" tanya Papi dengan nada cemas.
Suster yang sedang bertugas segera mengecek data. "Sebentar, Pak," ujarnya sambil mengetik di komputer. Setelah beberapa saat, suster itu mengangkat kepala dan berkata, "Pasien atas nama Adelia Florenza Maheswara sedang ditangani dokter di IGD."
"Baik terimakasih Sus, " ucap Papi.
"Ayo, semua. Dedel ada di IGD," ajak Papi kepada Shani dan Mami. Mereka bertiga segera menuju ruang IGD tempat di mana Adel berada.
Sesampainya diruang IGD terlihat Flora dan ibunya sedang duduk didepan ruangan tersebut. Shani yang melihatnya kemudian berlari kearah Flora dan menanyakan bagaimana keadaan sang adik.
"Flo, gimana keadaan Adel, Flo?" tanya Shani dengan suara gemetar, sangat khawatir dengan adiknya.
"Nak Flora, bagaimana keadaan Adel?" tanya Mami dan Papi secara bersamaan.
Flora menghela napas panjang, matanya terlihat lelah dan sedih. "Kita masih belum tahu, Ci, Om, Tante. Adel masih ditangani dokter, dari tadi dokter belum keluar," jawab Flora dengan nada lemah.
"Iya, kami juga belum dapat kabar pasti. Dokternya masih di dalam," tambah bunda Flora.
Mami Adel yang mendengar hal itu sangat kaget dan hampir terjatuh kalau saja Papi tidak sigap menahan tubuhnya. Antonio segera mendudukkan tubuh istrinya di bangku yang ada di sana dan mencoba menenangkan.