V - Son of The Goddess

208 13 0
                                    


Hallo semua, apa kabar?

Setelah kepergian Abel kembali ke Esmerée. Seekor burung merpati putih datang dengan sebuah surat kecil yang digulung pada salah satu kakinya. Merpati putih berputar-putar mengitarinya dengan kepakan sayap yang membuat rambutnya berantakan.

"Arzetha."

"Tuanku Enigma." Balas sang merpati setelah mengubah wujudnya menjadi seorang gadis Omega yang rupawan.

"Sebuah surat dari Kaisar." Balasnya memberikan secarik kertas bergulung bertuliskan.

Carpe diem, quam minimum credula postero

- petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok. (memanfaatkan waktu sebaik mungkin.)

"Kaisar sedang diambang kematian Tuanku. Mereka mengadakan sidang terbuka didepan para rakyat. Dan menyerahkan segala keputusan berada ditangan rakyat."

Mendengar penuturan Arzetha, Evan mengepalkan tangannya kuat, beberapa tanaman melayu dan hangus terbakar karena amarah sang Enigma.

Dengan tubuh gemetar dan feromon yang mencekik lehernya Arzetha menjatuhkan dirinya berlutut didepan Evan dengan pertahanan yang ada, ia menambahkan. "Dengan cara kotor yang masih melakukan propaganda dan menindak tegas kepada para rakyat dengan pemaksaan, jika tidak berpihak kepada mereka, rakyat akan dibunuh"

Telak amarah berada di puncaknya, ia hampir tak terkendali lalu tanpa sadar membakar habis pohon dibelakang Omega itu hingga menghanguskan tepian sungai tempat mereka berdiri.

Lalu sang merpati yang terkulai lemas menutup matanya tak kuasa menahan feromon sang Enigma yang menyesakkan.

"Aku membutuhkan buah Apel."

🍎🍎🍎

Beberapa orangnya belum juga memunculkan batang hidungnya sejak dirinya pergi meninggalkan istana. Hanya sesekali merpati itu datang membawa kabar dari sang Ayah.

Memilih pakaian yang terlihat lusuh untuk menyamarkan diri dihadapan para rakyat. Evan berniat mencari para bawahannya untuk membantu dalam menaklukan kekaisaran kembali berada ditangannya.

Meninggalkan Arzetha yang masih tertidur yang ditemani oleh Hosea. Adiknya tidak boleh ikut untuk permasalahan ini. Karena kekaisaran adalah tanggung jawabnya

Memacu kuda didalam hutan dan mencari jalan menemukan tepian perbukitan yang memperlihatkan bagaimana keadaan seluruh kota dan istana.

Beberapa daerah sudah mulai kacau dengan mayat yang tergeletak dijalanan akibat para penghianat kekaisaran. Evan memejamkan matanya, mendengarkan seluruh alam dihadapannya.

Beberapa kali telinganya bergetar mendengar jeritan para wanita dibawah sana yang melihat suaminya dibunuh karena tidak ingin berpihak pada Gorthia -nama gabungan dari Gorth dan Lamia.

Pohon-pohon pun menunduk, hembusan angin kencang menerbangkan daun-daun kering turun kebawah sana. Awan hitam gelap membawa badai pun datang bergerak ke arah kota dan istana. Hujan deras mengguyur seluruh daerah dibawah sana demi menghentikan semua perbuatan Gorthia yang membantai para rakyatnya.

Kekecewaan dan kesedihan datang bertubi-tubi menyesakkan hatinya. Evan jatuh terkulai, mengepalkan tangannya kuat. Menahan diri agar tidak memancing percikan api dalam dirinya.

"Tuanku Evane Lancaster"

Dirinya terpanggil, melihat siapa yang memanggilnya, sesosok pria berkuda datang diikuti dengan kuda lainnya. Orang-orang yang ia cari datang. Menemukannya diujung bukit dengan duduk berlutut. Spontan mereka pun turun dari kuda kemudian berlutut mengikuti Tuannya lalu memberi hormat dengan menundukan kepala.

Wolves || HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang