PROLOGUE

144 11 2
                                    

Happy Reading And Enjoy The Story

---

2 Tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 Tahun yang lalu ... Lebih tepatnya akhir tahun di musim dingin, tanggal 21 November. Pertemuan atau kisah keduanya dimulai.

Di dalam sebuah ruang yang terletak di lantai paling atas sebuah gedung di tengah kepadatan kota metropolitan, terdapat dua insan yang sedang berbincang serius sambil saling melontarkan tatapan tajam dan perdebatan.

"Wedding? Just wasting my time, Young Lady," celetuk seorang pria yang sedang duduk di atas kursi kerjanya dengan remeh.

"Then, let's make a deal," pinta sang wanita yang sedang berdiri di seberang meja pria tersebut dengan nada sedikit keras.

Pria itu lantas mengukir senyuman tipis di bibirnya, bukan sebuah senyuman tulus nan ramah melainkan mocking smile yang memuakkan. "Apa yang saya dapatkan?" tanyanya kala tatapan matanya bertemu dengan tatapan wanita itu.

Wanita tersebut sontak menghembuskan napas panjang dan memutar otaknya selama beberapa saat. "Pernikahan kita hanya sebatas bisnis dan bukan ditujukan untuk cinta, sebut saja 'pernikahan kontrak'. Dengan begitu perusahaan anda semakin berkembang, begitu juga dengan milik saya. Ketika kita menemukan ketidakcocokan, kita cerai," jelasnya sambil tersenyum sinis.

"Ada syarat tertentu, benar?" tebak pria itu dan mendapat anggukan dari wanita itu.

"Kita akan berpisah kamar, ranjang, kendaraan dan barang-barang pribadi lainnya ... Lastly, hide it from people." Pria itu langsung tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Interesting ..." gumamnya pelan.

"Anda tertarik?" tanya wanita itu dengan mata sedikit berbinar-binar.

"Ya, tapi tidak mudah bagi saya untuk menerimanya secara cuma-cuma."

"Bilang saja anda menginginkan syarat tersendiri," balas wanita itu sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Correct. Sesuai kesepakatan awal ketika menemukan ketidakcocokan kita cerai. Namun, jika kita menemukan kecocokan, kuharap kita bisa memperpanjang pernikahan itu, mungkin sampai selamanya."

Wanita itu lantas terdiam dan berpikir sejenak sembari menatap tajam pria tersebut. Yah, keduanya tak akan pernah menemukan kecocokan satu sama lain, jelas sekali bahwa sebentar lagi keduanya akan berpisah.

"Fine ... Besok saya kirim surat perjanjiannya, jangan mempersulit saya dan cepat tanda tangan. Terima kasih, Tuan Laurine."

WITHOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang