"MAMII???" Teriak Jaki karena mimpi buruk itu.
"Syukur syukur cuma mimpi" Jaki membatin.
Ya, seluruh yg di ceritakan kemarin hanyalah halusinasi semata, karna buktinya hingga sekarang Caine masih ada.
"Jaki mimpi buruk mi" adu Jaki ke radio.
"Mimpi buruk apa?" Tanya Caine.
"Mami di tembak sama papi" Jaki menahan tangisnya jika mengingat mimpi itu kembali.
"Jaki, ngomong nya gaboleh gitu" Key manyahuti Jaki.
"Lah aku ngomong beneran, aku mimpi key..." Jaki berbicara.
"Udah udah iya, toh mami sekarang masih ada?" Caine bersuara.
"Iyaa mii"
"Tapi jujur Jaki masih ngantuk, cuman takut tidur lagi" Jaki meluapkan emosional nya.
"Kenapa?" Caine bertanya.
"Aku takut mimpi itu kelanjut tau mii".
"Ohh, mau di temenin?, mami kesana" Caine meneruskan.
"Boleh boleh mi" Jaki merasa senang.
"Anjay, rencana gue berhasil aw" Jaki senang dikarenakan rencana ingin ditemani sang mami tidur berhasil.
Dengan perasaan yg campur aduk, Jaki posisi gemetar di karenakan mimpi, namun ia juga senang akibat sang mami akan menemani tidurnya kali ini.
Sebuah mimpi yg sangat nyata, Jaki mengira itu bukan sungguhan, banyak orang yang terpukul atas kehilangan Caine, Jaki juga tak menyangka bahwa mimpi se nyata ini.
"Halusinasi ku ternyata berat ya?" Jaki berbicara sendiri sedari tadi seperti orang gila.
"Lelah, ngantuk, mau ke kamar dulu".
"Mami, nanti kalo sampe langsung ke kamar ya, aku di kamar duluan" Jaki menyampaikan pesan ke radio.
"Iya iya, duluan, nanti mami ke kamar langsung" Caine menjawab.
***
Rion mendengar pembicaraan di radio.
"Apalah apalah, mimpi aneh" Rion bergumam tak jelas.
Bagaikan Pasang surut air laut, emosional Rion terombang-ambing, dari amarah berubah jadi kesedihan, dari kesedihan berubah menjadi bahagia.
Sudah kayak perempuan aja, moodnya berubah ubah.
"Mood lo berubah ubah Rion".
Seseorang di samping Rion yg kita sangat mengenal nya, Caine.
Siapa sangka? Seorang RION mau mengantar Caine ke rumah? Amazing.
"Iya iya sudah, biar saja" Caine menjawab.
"Aku mimpi, tapi ga gitu juga" Rion berdecak kesal.
"Ngapain?, gausah kesel" Caine bergurau.
"Jgn nyari kesempatan dalam kesempitan" Rion menatap caine.
"Kamu mikirnya apa hayo?" Caine tau isi pikiran Rion.
"Apalah otak ku, maaf maaf" Rion berkata sambil menepuk nepuk jidatnya.
"Gapapa gapapa" Caine melihat Rion seperti anak kecil tingkah nya.
"Rion lucu" Caine bergumam kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TNF family (Belum End)
Teen Fictionbxb yes, sad end maybe?, harsh word, fiksi, dan pastinya karya nya aku