26

17 5 3
                                    

Setelah satu minggu lamanya Linn terjebak dengan ujian sekolah, akhirnya ini adalah waktu yang Linn tunggu. Libur sekolah selama dua minggu.

Baru satu hari libur Linn bingung harus melakukan apa. Bagaimana Linn bisa bertahan dengan rasa bosannya selama dua minggu ini. Linn membuka ponselnya karena bosan. Pandangan Linn jatuh pada notifikasi ponselnya.

Yang Penting Grub

Ola
Ngumpul yuk besok!
Di taman kota ( ≧∀≦)

Noe
Ngapain? Nyari cowok baru kamu?

Ola
Gatau, eh ide bagus tuh
Pacar baru ( ^ω^)

Zev
Gak jelas banget
Boleh deh, bosen

Ola
Idih, oke

Linn
Jam berapa?

Ola
Besok jam 2 siang, oke!

Setidaknya untuk besok Linn sudah memiliki acara. Walau sedikit tidak yakin dirinya bisa bertahan lama di taman kota.

"Linn! Ralu!" Sapa seseorang yang tengah berlaro sambil melambai-lambaikan tangan kanannya dengan tinggi.

Linn membalas lambaian tangan itu dengan pelan, sedangkan Ralu hanya menatap Ola yang perlahan mendekat ke arah mereka.

Mereka bertiga duduk di salah satu bangku taman berbentuk melingkar, bangku itu melingkari meja kayu di tengahnya. Dengan posisi Linn berada ditengah, Ralu berada di samping kiri Linn, lalu Ola yang berada di samping kanan Linn.

Tak lama kemudian Zev datang dengan kucingnya yang tak lain adalah Gendut. Dengan wajah malasnya dia terpaksa membawa kucingnya itu karena jika saja dibiarkan lama-lama di rumahnya tanpa pengawasan orang lain, hancur sudah rumahnya.

Salahkan sifat kucing oranye itu, karena saat bosan dia bisa memberikan cakaran mautnya pada hampir setiap benda di rumah Zev.

"Gendut!" Ola dengan semangat, berdiri dan berlari menuju Zev untuk mengambil kucing oranye itu.

"Haloo, ih lucu sekali kucing orang," ucap Ola seraya menggendong kucing itu.

Zev yang baru saja datang menatap Ola dengan sinis, Zev seolah tidak dianggap kedatangannya.

"Noe mana sih?" tanya Ola disela-sela kegiatan mengelus-elus kucing itu.

"Kamu yang biasanya nebeng dia," ucap Zev sebagai jawaban.

Di sisi lain, Linn dan Ralu hanya melihat interaksi mereka berdua. Ola dan Zev berjalan mendekat ke arah bangku taman itu.

"Hai," seorang laki-laki berlari ke arah mereka.

"Baru dateng, tumben," ucap Ola pada lelaki itu.

"Ketiduran," jawab lelaki itu sambil tersenyum, yang tak lain adalah Noe. Dia duduk tepat di samping Zev.

Seperti biasanya Ola akan membuka pembicaraan dengan segala topiknya, dilanjut dengan reaksi Noe dan Zev. Linn dan Ralu hanya mendengarkan perbincangan mereka.

"Ini, dari ayah," ucap Linn sambil menaruh dua kotak kue yang berisi enam kue disetiap kotaknya.

"Ayah kamu baik deh!" ucap Ola sambil bergerak membuka satu kotak kue itu.

Di dalam kotak itu, terlihat berbagai macam kue. Linn tersenyum melihat teman-temannya mengambil kue-kue itu, kecuali Zev. Zev kurang tertarik dengan makanan manis.

EDELSTENEN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang