4. Pms

2.6K 504 19
                                    


Jennie pov.

Aku mengelus perutku, hari pertama menstruasi sangat sakit rasanya menyiksa sampai ke tulang-tulang.

Perutku terasa kram, tubuhku terasa ingin rontok sekarang.

Untung saja sekarang hari Minggu, jika itu di hari Senin makan aku pastikan aku akan pingsan di lapangan.

Ting!

Aku mengambil hp ku dan melihat Lisa mengirim ku pesan beruntun.

Lisa

Hai cantik

Jennie ada janji ga hari ini?

Kalo enggak kita jalan yuk

Jennie sibuk ya

Ya udah deh lain kali aja kita jalan bareng

Have fun cantik

Lisa perut aku sakit

Aku akhirnya membalas agar Lisa tidak salah paham.

Sakit kenapa?

Udah minum obat belum

Masih sakit banget ga perutnya

Aku ke rumah Jennie yah

Aku khawatir banget sama Jennie

Otw

Aku tersenyum meskipun aku sangat lemas, ini yang aku suka dari Lisa, dia sangat perhatian.

Aku lagi pms sa

Sakit banget sampe aku lemes

Aku lagi di jalan

Tunggu ya aku bentar lagi nyampe

Astaga aku tidak habis pikir secepat ini Lisa bertindak.

Lisa jangan main hp sambil bawa motor, bahaya!

Aku marah serius

Iya Jennie maaf

Hati-hati di jalan

Udah sekarang jangan di bales lagi

Lisa menurut berhenti membalas pesanku.

Sepuluh menit kemudian aku mendengar suara motor dari luar.

Itu pasti Lisa.

Dengan pelan aku turun dari tempat tidur, keluar dari kamar dan menemui Lisa.

Ceklek

"Jennie" Lisa langsung memelukku.

Aku bisa mendengar suara detak jantung Lisa.

Pelukan Lisa sangat hangat dan nyaman.

"Masih sakit perutnya?" Lisa melonggarkan pelukannya dan menatapku.

Aku mengangguk dengan lesu.

"Tadi minum obat apa?" Lisa mengelus-elus pipiku.

"Ga minum obat apa-apa" aku menggeleng.

Lisa menghela nafas pelan.

"Kamu marah?" Aku melengkungkan bibirku kebawah, perlu diingatkan kaum wanita adalah makhluk yang sangat sensitif jika sedang menstruasi, salah satunya adalah aku.

"Enggak aku ga marah, aku khawatir Jennie. Aku bawain kamu obat pereda rasa sakit, ayo masuk aku mau ngompres perut kamu" Lisa menarik lembut tanganku masuk kedalam.

"Kamu duduk aja biar aku yang ambilin minum" Lisa mendudukkan ku di sofa, mengambil bantal lalu meletakkannya di punggungku.

Lima menit Lisa kembali dari dapur, dia membawa air air hangat, ada roti dan pengompres perut.

"Ini kamu makan dulu rotinya" Lisa menyupapi ku.

"Aku ga selera sa" aku bersandar lemah di pundaknya.

"Dikit aja biar Jennie minum obat"

Aku menurut mengigit roti sedikit.

"Dikit lagi, aa" Lisa kembali menyodorkan rotinya.

Aku berdecak mau tidak mau memakannya sedikit lagi.

"Ini obatnya" Lisa memberikan sebutir obat berwarna merah muda.

Aku menerimanya dan meminumnya dengan cepat.

"Aah air angetnya enak banget di perut"

Lisa tersenyum mengacak gemas rambutku.

"Jennie baringan ya, aku mau ngompres perutnya biar enakan"

Aku mengangguk berbaring terlentang sambil menatap Lisa.

"Maaf yah" Lisa mengelus lembut perutku sebelum mengompresnya.

Aku memejamkan mata menikmati kompresan Lisa.

Rasanya memang enak dan melegakan.

"Jennie tidur aja" Lisa mengelus lembut kepalaku.

Aku memegang tangan Lisa lalu membuka pejaman mataku.

"Maaf udah ngerepotin"

"Aku ga ngerasa di repotin"

Lisa sangat perhatian, dia juga pengertian dan aku pribadi sangat suka di perlakukan lembut olehnya.

Rugi jika aku menyia-nyiakan manusia langkah seperti Lisa.

"Nunduk bentar aku mau bisikin sesuatu"

Lisa menurut mendekatkan telinganya padaku.

"Aku suka sama kamu"

Chup

Aku mencium pipi Lisa setelah itu aku memejamkan mataku tidak berani melihatnya.

Aku malu..

•••

Tbc

08/05/24

Mau satu yang kaya Lisa, cie cie Jennie cieee.

Vote komen lanjut.

pdkt [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang