Jennie pov.Aku mengelus perutku, hari pertama menstruasi sangat sakit rasanya menyiksa sampai ke tulang-tulang.
Perutku terasa kram, tubuhku terasa ingin rontok sekarang.
Untung saja sekarang hari Minggu, jika itu di hari Senin makan aku pastikan aku akan pingsan di lapangan.
Ting!
Aku mengambil hp ku dan melihat Lisa mengirim ku pesan beruntun.
Lisa
Hai cantik
Jennie ada janji ga hari ini?
Kalo enggak kita jalan yuk
Jennie sibuk ya
Ya udah deh lain kali aja kita jalan bareng
Have fun cantik
Lisa perut aku sakit
Aku akhirnya membalas agar Lisa tidak salah paham.
Sakit kenapa?
Udah minum obat belum
Masih sakit banget ga perutnya
Aku ke rumah Jennie yah
Aku khawatir banget sama Jennie
Otw
Aku tersenyum meskipun aku sangat lemas, ini yang aku suka dari Lisa, dia sangat perhatian.
Aku lagi pms sa
Sakit banget sampe aku lemes
Aku lagi di jalan
Tunggu ya aku bentar lagi nyampe
Astaga aku tidak habis pikir secepat ini Lisa bertindak.
Lisa jangan main hp sambil bawa motor, bahaya!
Aku marah serius
Iya Jennie maaf
Hati-hati di jalan
Udah sekarang jangan di bales lagi
Lisa menurut berhenti membalas pesanku.
Sepuluh menit kemudian aku mendengar suara motor dari luar.
Itu pasti Lisa.
Dengan pelan aku turun dari tempat tidur, keluar dari kamar dan menemui Lisa.
Ceklek
"Jennie" Lisa langsung memelukku.
Aku bisa mendengar suara detak jantung Lisa.
Pelukan Lisa sangat hangat dan nyaman.
"Masih sakit perutnya?" Lisa melonggarkan pelukannya dan menatapku.
Aku mengangguk dengan lesu.
"Tadi minum obat apa?" Lisa mengelus-elus pipiku.
"Ga minum obat apa-apa" aku menggeleng.
Lisa menghela nafas pelan.
"Kamu marah?" Aku melengkungkan bibirku kebawah, perlu diingatkan kaum wanita adalah makhluk yang sangat sensitif jika sedang menstruasi, salah satunya adalah aku.
"Enggak aku ga marah, aku khawatir Jennie. Aku bawain kamu obat pereda rasa sakit, ayo masuk aku mau ngompres perut kamu" Lisa menarik lembut tanganku masuk kedalam.
"Kamu duduk aja biar aku yang ambilin minum" Lisa mendudukkan ku di sofa, mengambil bantal lalu meletakkannya di punggungku.
Lima menit Lisa kembali dari dapur, dia membawa air air hangat, ada roti dan pengompres perut.
"Ini kamu makan dulu rotinya" Lisa menyupapi ku.
"Aku ga selera sa" aku bersandar lemah di pundaknya.
"Dikit aja biar Jennie minum obat"
Aku menurut mengigit roti sedikit.
"Dikit lagi, aa" Lisa kembali menyodorkan rotinya.
Aku berdecak mau tidak mau memakannya sedikit lagi.
"Ini obatnya" Lisa memberikan sebutir obat berwarna merah muda.
Aku menerimanya dan meminumnya dengan cepat.
"Aah air angetnya enak banget di perut"
Lisa tersenyum mengacak gemas rambutku.
"Jennie baringan ya, aku mau ngompres perutnya biar enakan"
Aku mengangguk berbaring terlentang sambil menatap Lisa.
"Maaf yah" Lisa mengelus lembut perutku sebelum mengompresnya.
Aku memejamkan mata menikmati kompresan Lisa.
Rasanya memang enak dan melegakan.
"Jennie tidur aja" Lisa mengelus lembut kepalaku.
Aku memegang tangan Lisa lalu membuka pejaman mataku.
"Maaf udah ngerepotin"
"Aku ga ngerasa di repotin"
Lisa sangat perhatian, dia juga pengertian dan aku pribadi sangat suka di perlakukan lembut olehnya.
Rugi jika aku menyia-nyiakan manusia langkah seperti Lisa.
"Nunduk bentar aku mau bisikin sesuatu"
Lisa menurut mendekatkan telinganya padaku.
"Aku suka sama kamu"
Chup
Aku mencium pipi Lisa setelah itu aku memejamkan mataku tidak berani melihatnya.
Aku malu..
•••
Tbc
08/05/24
Mau satu yang kaya Lisa, cie cie Jennie cieee.
Vote komen lanjut.
![](https://img.wattpad.com/cover/368065389-288-k759765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pdkt [Jenlisa]√
FanficLisa menginginkan Jennie sebagai pacarnya. plagiat menjauh cok! start : 05/05/24 end : 15/05/24 Hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 28.