Rival?

3 0 0
                                    

15 Maret 2023

Pagi hari..kini aku dan AAU (Arek Arek Ultramen) sedang makan siang di kantin. Masing masing semangkok bakso dan es kopi. Yang bayar siapa? Jawabannya Hasya. Bukan kami yang meminta, justru Hasya yang memaksa kami jadi yasudah kami ditraktir deh.

"Makasih baksonya Sya, kapan kapan gue yang traktir deh!" Ara berucap dengan santai sambil terus menambahkan sambal dan saos sambal ke mangkok baksonya.

"Idih, kek punya duit ae lu" Kiel malah menambahkan mayones ke dalam bakso uratnya sambil berkata menyindir untuk Ara. "Heh, yang tiap kali minta mainan jadul ama Hasya siapa ya? ~"

Akhirnya terjadi lah perang lewat tatapan tajam dengan Hasya sebagai penengah. Hatinya sangat sabar dan penuh kasih sayang terhadap dia sahabatnya yang sering bertengkar hal sepele.

"Wah lagi pada makan nih~"

Pertengkaran–pembicaraan kami terhenti karna suara seseorang yang menuju kemari. Kami mengedarkan pandangan kami ke seluruh penjuru kantin, mencari sumber suara.

"Kami di sini bitchi~"

Ketemu, dari arah pintu masuk kantin. Entah hanya aku saja atau..memang kami semua menatap tajam ke arah sana. Suara orang yang kami benci, suara yang paling tak ingin kami dengar di sekolah atau pun di kelas, suara yang benar benar menjijikan. "Rosalina Josephia"

"Kok pada diem?" aku berbalik badan menatap orang tersebut. Seorang gadis yang ku pikirkan tadi, orang yang paling kami benci, satu kelas dan merupakan pemimpin dari grup yang sering kami panggil Kazuha.

Si ketua kelas 8R-2, Rosalinna Josephia

"Mau apa lu?" tanya ku. Jujur saja, walau dia adalah ketua kelas aku tidak mengakuinya. Dia hanya seekor ular sanca yang nyasar.

"Heh yang sopan dong, kan Rosa ketua kelas! ah ya, dia tak sendirian. Bendahara 1, Faneshia Ruth.

"Yaudah kalo gitu ga usah ganggu dong" kali ini Novita yang menjawab. Dari nada bicaranya aku yakin Novia sedang menahan marah.

"Lah? Kita kan ga ganggu, kita cuma--"

"Cuma mau ngeledek hah..?".

Hening sesaat. Semua pada pikiran masing masing. Harus diketahui, kami dan mereka adalah rival. Selalu bersaing, baik dalam pelajaran, skill, atau kekuasaan. Dari dulu sejak kelas 7, kami saling membenci. Semua ini karna suatu alasan.

Tak hanya itu, mereka selalu menganggu kami, terutama Hasya. Mereka selalu ingin memeras Hasya dengan menaikkan pembayaran uang kas yang seharusnya 10 ribu menjadi 20 ribu. Tak hanya itu, tak jarang mereka mengancam Hasya hanya untuk mendekati ketiga abangnya. Dan yang lebih parah lagi, mereka selalu menaruh kecoa di dalam tas Hasya yang memang phobia akan serangga.

"HALO WIH ADA HASYA! HALO SAYANG~!"

HAH?! Apa apaan?! Aku menoleh ke sumber suara. Seorang laki laki--salah, rombongan. Orang orang dengan otak sedeng, paling dekat dengan rombongan Rosa, salah satu diantara mereka adalah mantan anak tawuran.

"Ck.. Ular sialan"
Para rombonga laki laki pihak Rosa, Black Snake.

"Hey! Sopan kah begitu?!" Puncak amarah Novia. Dia sudah mulai muak dengan keadaan.

"Dih, Anjing? Kita mah orang bukan anjing" ucap orang dengan kepala botak, Arkan Falco, dia seorang satgas tapi perilaku nya minta di tebas.

Merasa tak nyaman, kami langsung meminta Hasya untuk pindah namun tak diindahkan olehnya.

"Ayo kita pergi Sya, banyak monyet disini, tar kena kutunya lagi" Ara menatap jijik orang di sekelilingnya, wajahnya mulai merah menahan amarah.

кιℓℓєя gιяℓ'ѕ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang