Tsundere 🔞🔞🔞

4.8K 197 7
                                    

Reva menarik nafas panjang sebelum benar-benar menceritakan hidupnya 7 tahun ke belakang. Perasaannya sedikit ragu, tapi ia percaya Zee masih orang yang sama.

"Aku tanya dulu, kamu kemana selama ini? Waktu dulu kamu bilang mau sekolah asrama trus pulang sebulan sekali, bulan pertama aja kamu udah ngilang Zee. Kamu gak bisa dihubungin sama sekali. Bahkan tante Shani sama tante Gracia pun sama, kalian ngilang gitu aja dari hidup aku."

Kini, gantian Zee yang menarik nafas panjang. Ia tersenyum seakan sudah siap menceritakan ini semua.

"Seminggu aku di asrama, waktu lagi belajar tiba-tiba ada satu guru nyamperin aku, dia bawa aku pulang waktu itu. Aku belum tau ada apa dan kenapa, padahal asrama itu ketat banget penjagaan sama masalah waktunya."

"Aku dianter pulang, dan kamu tau apa yang aku liat? Rumah aku disana kebakaran, bener bener gak nyisain apapun. Baru pertama kali di hidup aku, aku liat api segede itu."

Reva kaget, ia segera mendekatkan dirinya ke Zee. Siap menampung semua cerita gadisnya.

"Nenek sama Bunda dulu lagi belanja bulanan, jadi mereka lagi gak ada di rumah. Kakek aku ditemuin udah gosong akibat kebakaran itu. Aku shock, histeris bahkan mungkin bisa gila liat mayat kakek."

"Trus, tante Shani gimana Zee?"

Sebelum bagian ini lagi-lagi Zee menarik nafas panjangnya.

"Mama ditemuin di belakang rumah dengan kondisi meninggal, dia dibunuh Rev."

"Astaga... kok bisa Zee?"

"Karena Mama ahli forensik, beliau berhasil nyelesaiin kasus pembunuhan besar di Australia. Pelakunya ternyata anggota dewan kalo di Indonesia ya ibaratnya, dan ya antek-anteknya gak terima ketuanya di penjara. Akhirnya Mama dibunuh sama mereka."

"Dan dari situ aku kehilangan semuanya. Aku juga gak bisa nemuin kontak kamu dan yang lain karena alat komunikasi kita habis kebakar. Aku juga gak bisa akses internet lebih karena asrama juga."

Reva mengangguk sambil terus menatap netra indah dihadapannya. Tak percaya bahwa ternyata hidup gadis ini juga susah.

"Kamu mau liatin aku terus Rev? Gak mau cerita?"

Zee mencolek ujung hidung Reva sebelum wajah Reva memerah karena salah tingkah. Reva sedikit memundurkan badannya dan bersandar di sofa.

"Dua tahun itu aku coba hubungin kamu Zee, aku selalu kirim pesan tiap hari. Aku gak bisa nemuin sosial media kamu karena kamu emang gak main itu kan. Sampe akhirnya aku bener bener hopeless trus mutusin buat stop hubungin kamu."

"Aku jalanin hidup aku kayak biasa, aku juga mulai coba lupain kamu. Dulu aku gak nyangka cerita kita tuh kayak gini. Sampe akhirnya di semester 4 waktu aku kuliah, Ibun meninggal."

"Ibun meninggal karena ada kelainan di rahimnya, ternyata aku sama Manda dulu bayi tabung, Zee. Ada infeksi serius di rahim Ibun karena dia ambil jalan bayi tabung 2X. Dari situ aku selalu nyalahin hidup aku, aku nyesel lahir di dunia. Aku dulu sampe mikir mau bunuh diri aja, aku claim diri aku sebagai pembunuh Ibun."

"Reva...."

"Sampe akhirnya aku dirujuk ke psikolog sama Mommy, aku berobat dua tahun. Waktu selesai pengobatan, Mommy ikut nyusulin Ibun sama Manda."

Disini, tangis Reva pecah. Mengingat memori kelamnya membuat hatinya sangat teriris. Cerita Reva terpotong karena Zee memilih memeluk Reva sebagai penenang.

Saat dirasa sudah tenang, Reva melanjutkan ceritanya.

"Aku milih berobat lagi, aku nekat buat pulih sendiri tanpa bantuan siapapun. Rumah yang dulu kita tempatin juga aku jual, tapi belum laku. Dan akhirnya aku bisa lanjutin hidup aku sampe detik ini Zee. Aku berhasil gapai mimpi aku sendiri."

RIVAL (Zeedel) Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang