chapter end

452 28 1
                                        

Akhirnya Taufan pun masuk ke

Kamar inap  halilintar di sana hali

Sadang duduk di kasur sambil

Memandang langit

Taufan : anu bang hali

Halilintar pun menoleh ke Taufan

Halilintar: Taufan tumben banget kamu jenguk Abang

Taufan: maaf maafkan aku bang ( sambil menangis)

Halilintar: Abang sudah maafkan mu ko fan

Taufan pun langsung memeluk hali

Taufan: maaf maafkan Taufan selama ini jahat sama Abang maafkan ufan bang

Halilintar pun mengelus rambut

taufan

Halilintar: sudah ufan jangan nangis lagi Abang sudah maafkan Abang ko

Dan akhirnya mereka berempat pun

Meminta maaf atas kesalahan yang

Mereka buat akhirnya ketujuh

Adik adik hali bisa berkumpul

dengan hali lagi malam harinya

Bunda datang ke kamar rawat inap

Hali sambil membawa palu

Bunda : saya  sudah muak selamat tinggal hali

Bunda pun memukul halilintar

dengan palu itu berkali kali

Suster: tuan hali waktunya pemeriksaan

Suster itu terkejut melihat kejadian

itu

Suster : siapa anda satpam

Suster itu pun teriak bunda pun lari

namun bunda tertangkap oleh

Satpam : ayo Bu ikut saya ke penjara

Esokan harinya Taufan datang ke

Rumah sakit untuk menjenguk

Halilintar namun banyak polisi di

sana

Taufan : maaf suster ada apa ya ini

Suster : ooh itu mas pasien ruang 401
Di habisi oleh seorang ibu ibu pakai palu semalam

Taufan: itu kan kamarnya

Taufan pun berlari ke kamar rawat

inap kakak nya dia terkejut banyak

polisi di sana

Taufan : bang hali

Suster : apa anda keluarga pasien

Taufan pun masuk ke kamar itu

Taufan ; bang hali

Seketika air mata nya pun jatuh

Suster : maaf apa anda keluarga pasien

Taufan : iya saya adik nya

Suster : kami maaf paisen mengembuskan napas terakhir pada kejadian itu maafkan keteledoran kami

Taufan : apa enggak mungkin bang hali

Dia langsung termenung sambil

Menangis melihat jasad Abang nya

Taufan : enggak mungkin ini pasti mimpi bang hali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taufan : enggak mungkin ini pasti mimpi bang hali

Taufan pun menangis menjadi jadi

Melihat jasad Abang nya akhirnya

Halilintar pun di makam kan di

Dekat makam ayah mereka dan

Bunda pun di tangkap atas

perbuatannya kepada halilintar

Gempa : selamat jalan bang semuga abang Tengan ya di sana.

Duri : kami akan selalu mendoakan Abang ko dari sini

Solar : maafkan kami ya bang selama ini telah menjolimi Abang

Ice : kami sayang Abang

Blaze ; tunggu kami yah bang di sana

Taufan : maaf maafkan ufan bang

Mereka semua menangis menjandi

jadi di makam Abang mereka

bertahun tahun pun berlalu duri pun

Pergi ke taman favorit Halilinta

Duri : sudah satu tahun Abang tiada gimana ya kabar Abang di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duri : sudah satu tahun Abang tiada gimana ya kabar Abang di sana

Duri pun melihat pemandangan

Taman itu

Duri : pemandangan nya indah Lo bang sekarang Abang enggak tidak capek dan lelah lagi kan Abang pasti bahagia di sana jujur duri kangen sama Abang

Tiba tiba gempa pun datang

Gempa : disini kau rupanya duri

Duri : eh bang gempa

Gempa : jom pulang

Duri : duri pamit pulang ya bang

Akhirnya duri pun pulang bersama

Gempa.

The end

H

ai teman teman terimakasih sudah membaca cerita ini sampai tamat sempai jumpa di cerita selanjutnya 😁 👋 👋 👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

rumah dan lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang