☠️Kenzolia🚩

5.4K 295 486
                                    

[komen kalian plus meningkatnya view cerita ini bikin penyakit aku terasa hambar. hahaha.]

komennya gabisa dbls satu satu ya hiks, tp separuh(bukan separuh napasku) udh aku baca. maksiiii doa-doa baiknyaaaa. kalian jgg jaga kesehatan ya cinta 🤞

aku udh balik. kangen bangetttt.

di part sebelumnya ga tembus komen tp its ok. viewnya naik udh bikin aku bangga ke kalian. lovvvvv.

•••||•••||•••><kangen Kenzolia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••||•••||•••
><
kangen Kenzolia?

















Tirta.

Lelaki bertubuh besar, rambut pirang, panjang terikat. Muka datarnya yang terkesan dingin, tatapan mematikannya mendesak tiap mata yang yang bersetatap dengannya.

Cowok berkulit sawo matang itu melirik Atlas untuk sekilas, menarik smirk tipisnya ketika melihat tangan itu mulai mengepal.

"Lo--"

Kenzo menahan Atlas, meliriknya, mengisyaratkan agar Atlas tetap berdiri ditempat. Semua anggota memasang kuda-kuda, siap menghabisi Tirta jikalau dia berniat buruk kepada sang ketua yang sedang menjabat tangan tamunya itu.

"Sepertinya, semua anggota lo sangat takut gue bakal bunuh lo?"

Kenzo tergelak. Membunuhnya? Yang benar saja!

Ucapan Tirta membuat Kenzo menarik senyum simpulnya. Seorang Kenzo tak takut mati. Dia mempersilahkan Tirta untuk duduk di sopa.

"Ken. Kenapa lo bawa dia kesin--"Kenzo mengangkat tangannya, mendongakkan kepalanya menatap Atlas datar.

"Diam."

Atlas mengeraskan rahangnya kemudian melangkah pergi dari sana. Hanya dengan melihat wajah Tirta emosinya tak bisa di stabilkan.

"Sepertinya dia masih dendam sama gue?"

Kenzo mengangguk. Dia tak perduli dendam yang Atlas simpan untuk cowok dihadapannya, yang jelas tujuannya harus tetap di nomorsatukan ketimbang dendam pribadi temannya.

"Antara masalah pribadi kalian, gue gak akan ikut campur,"ujar Kenzo. "Tapi jikalau mengenai Iexglez, gue akan pastikan lo hancur kalau sampai ngebunuh salah satu anggota kesayangan gue." Tekannya membuat tawa Tirta meledak.

Apa bedanya perkataannya itu?

Tirta hanya mengangguk kemudian menfokuskan tatapannya pada Kenzo. Yang jelas, memusuhi anak Iexglez adalah pilihan yang berbahaya. Niat Tirta mendatangi markas besar mereka bukanlah untuk menyerahkan nyawanya, dia tidak terlalu bodoh jikalau harus mencari masalah sama ketua Iexglez itu.

KENZOLIA||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang