Ditatap empat pasang mata itu nggak enak.
Testimoni dari Lee Jeno seorang ketika dia tiba di kantin seperti biasa, duduk di tempat kosong, kebetulan sebelahan sama Giselle yang lagi nugas (sempat-sempatnya anak ini konsen disaat rame orang-orang makan), dan musti berhadapan dengan tatapan Jaemin, Karina, Haechan dan Fanny. Yang entah kenapa bisa-bisanya mereka duduk di seberang Jeno, berlagak seperti hakim dalam sidang terdakwa kasus pembunuhan.
Jeno nggak bunuh orang, serius. Dia cuman... ketangkap basah jalan sama cowok yang nggak disukai teman-temannya karena bertepuk sebelah pantat.
Which is maybe not... for now?
"Jadi.. begini.." Aduh, dia bingung mau mulai darimana, ini kayak lagi minta restu sama orangtua karena tiba-tiba melamar seseorang tanpa pemberitahuan. Keempat sekawan selain Giselle tidak memotong maupun merampas hak bicara Jeno. Fanny sudah memastikan mereka akan tutup mulut selama Jeno bercerita. "waktu aku bilang di tender nggak ada yang cocok, sebenarnya aku ketemu Renjun di situ,"
Senyap. Tanda Jeno harus melanjutkan.
"Iseng sih ganti preferensi ke cowok, terus nemu profil, fotonya estetik banget, aku swipe ternyata kita match," Jeno menarik napas panjang, mencoba membaca sedikit air muka sahabat-sahabatnya. Well, tetap datar sedatar dada penulis. "aku chat ngajak kenalan, dan.. dibalas.. agak.. absurd.."
Di bagian sini, Jeno dapat melihat Fanny perlahan-lahan memegangi lengan Haechan. Seakan mengisyaratkan sesuatu tentang larangan membuka mulut sembarangan. Jeno menaikkan satu alis, terkadang keningnya berkerut-kerut kecil. Jaemin dan Karina pun sama ekspresinya, netral ingin mendengarkan sampai habis.
"Dia punya jasa gitu, yaaa urusan dia sih, awalnya aku nggak ngeh itu Renjun jadi biar kesan pertama nggak gagal, kita ngenak waktu itu. Sebetulnya aku kaget pas Renjun datang pertama kali, tapi kalian tahulah, kalau lagi mikir pake titit, segala sesuatu nggak bakal disadari kan?" Jeno menyelipkan cengengesan kecil, tapi sebentar aja soalnya nggak ada yang cengar-cengir sepertinya. Membuat dia berdeham hendak melanjutkan potongan terakhir, "eniwei, ya begitu jadinya, aku ditolak mentah-mentah dari awal, cuman aku nggak nyerah, jadi aku bayar dia buat temenin nonton,"
"Dan itu berlangsung selama?" suara Jaemin menaikkan bulu kuduk lakon utama.
Jeno menelan ludah, "S-sebulan." ia meringis canggung, "maaf ges, baru bisa cerita sekarang,"
"Kalau kamu nggak ketangkep basah mah kayaknya nggak bakal cerita, Jen," timpal Karina pelan, yap, sambil melirik ke tiga figur lain. Dia tidak dapat membaca muka Jaemin saat ini, tatapan kosong, tak tersirat arti apapun.
Haechan menghela napas panjang, memijat kening seorang seolah sedang menghadapi kasus terberat sepanjang dia berteman dengan Jeno, "Terus gimana? Ada progres?"
"Ng.." lelaki rambut cepak berpikir keras untuk menjawab, kemudian menggeleng lamban, "nggak tahu, yang pasti aku sama dia lebih kayak friend with benefit dibanding pelanggan,"
Fanny kembali memasang kode berupa lirikan sedikit tajam nan menuntut pada dua lelaki di samping, Jeno bisa melihat itu semua, dan dia sangat paham bahwa Fanny berupaya menghindarkannya dari siraman rohani tentang hubungan dia dan seorang pelacur (yang sialannya kebetulan pujaan hati bertahun-tahun, dibenci pula sama Haechan).
"Just be careful," Jaemin melemaskan kekakuan yang sekian menit ia pertahankan semenjak Jeno menampakkan batang kemaluan. "jangan sampai sakit hati dua kali,"
Jeno mengangguk, menggigit bibir agar menahan laju senyum yang ingin mengembang di permukaan wajah. "Yes, Sir. I won't disappoint you!"
Lain dengan Haechan, lelaki itu telah memiliki cara sendiri buat meminimalisir resiko Jeno sakit hati di kemudian hari setelah kedekatannya bersama Renjun saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/284449007-288-k67233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RJN (MOSTLY) ONESHOT🔞✅️
Fiksi PenggemarBOOK ONESHOT KESEK-KESEK MOSTLY NOREN (tapi ada sama renjun sama member lain juga kok). ⚠️ : DEWASA‼️ SMUT‼️; NOT FOR CHILDREN‼️ JANGAN DIBAWA KE MEDSOS‼️ KONSUMSI PRIBADI #noren #jaemren #markren #00z #nctdream #smut #mature