Tiga - Choi Lena

149 27 21
                                    

°°°

Permaisuri siuman setelah matahari naik setinggi kepala. Seluruh pelayan pribadi tengah sibuk membantu mempersiapkan segala yang dibutuhkan permaisuri mulai dari kain lap dan air hangat karena tabib belum mengizinkan untuk mandi. Lalu makan siang namun berakhir permaisuri menolak karena tenggorokannya yang sakit.

Tabib memeriksa keadaan permaisuri sebelum seseorang masuk kedalam kamar permaisuri. Perawakan tubuh yang lebih kecil menunduk memberi salam dengan suara sejernih air danau.

"Salam sejahtera untuk permaisuri."

"Masuklah, Jimin." Taehyung memperhatikan Park Jimin -sepupu Kaisar dengan senyuman lembut terpatri di bibirnya.

"Yang mulia, kenapa bisa sampai seperti ini.." Jimin berujar lemah saat tubuhnya duduk ditepi ranjang, dwimanik sewarna zamrud itu menatap leher dan telapak tangan Taehyung yang sedang diganti perban.

"Ini bukan apa-apa. Tenanglah, kau seperti akan menelanku bulat-bulat." Taehyung terkekeh saat Jimin mengerucutkan bibirnya kesal akan tingkah permaisuri.

Dia khawatir. Tapi sahabat yang bermain bersamanya sejak kecil itu enggan menunjukkan kesedihannya.

Jimin tahu seberapa tersiksa Taehyung selama ini. Taehyung adalah korban yang Jeongguk lukai tanpa sengaja hingga Taehyung membenci kaisar. Lalu tentang selir itu, Park Jimin tak habis pikir dengan jalan pikiran saudara sepupunya itu.

Taehyung memang membenci Jeongguk. Tapi siapapun faham jika cinta dan benci hanya memiliki perbedaan yang tipis bahkan tak lebih tebal dari kertas perkamen. Taehyung sangat membenci Jeongguk sekaligus mencintainya.

Taehyung tidak sudi berbagi kasih sayang dengan siapapun. Lalu kejadian yang sama sekali tak pernah Taehyung pikirkan kini terjadi. Jimin tahu seberapa hancur pria ini hingga berakhir memiliki luka separah ini.

Berita soal calon selir sampai ditelinga Jimin saat dirinya baru pulang dari perjalanan ke negeri seberang. Setelah memberikan obat yang dibelinya di negeri yang memakan waktu dua hari itu Jimin langsung bergegas pergi menuju istana. Lalu Jimin yang kecewa akan tindakan kaisar semakin merasa kecewa sekaligus marah. Ibu suri menceritakan tentang kejadian Taehyung yang bertengkar dengan Jeongguk dan berakhir Taehyung yang berniat bunuh diri.


"Tabib, kapan lupa permaisuri akan kering." Jimin bertanya saat melihat luka robek di leher Taehyung cukup dalam.

"Jika permaisuri rutin meminum ramuan tiga hari kemudian lukanya akan kering, Tuan." Jimin mengangguk puas. Namun sepersekian detik wajahnya menekuk saat kalimat ujaran tabib masuk kedalam telinganya.

"Memar di tubuh Yang mulia akan sembuh lebih lama. Benturan itu sangat keras, Yang mulia. Saya sangat menyarankan Yang mulai permaisuri tidak melakukan kegiatan berat selama proses penyembuhan."

Taehyung harus sembuh sebelum upacara penobatan selir.

"Park Jimin kau marah padaku?" Taehyung bertanya saat matanya bersinggungan dengan manik hijau Jimin yang memerah dan rahang yang mengeras.

Jimin mengusap air matanya asal namun gagal. Tubuhnya bergetar lalu kepalanya menunduk dalam.

"Kalian keluarlah. Aku bisa memakai pakaianku sendiri." Taehyung memerintahkan tabib dan pelayannya meninggalkan Jimin bersamanya.

"Jimin.." Taehyung mengelus pundak Jimin yang terbalut hanfu berwarna hitam dengan lembut. Berusaha menenangkan.

"Mengapa Yang mulia kaisar tega melakukan ini. Bahkan beliau membanting tubuh permaisuri. Apa orang gila itu hilang akal?!" Park Jimin berteriak mengumpati Kaisar. Tubuhnya yang lebih kecil Taehyung bawa dalam pelukan. Sebisa mungkin agar tak bersinggungan dengan area leher dan tangannya yang terluka.

The Empress Ordered; KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang