OPAT

150 25 5
                                    

Happy Reading

Sepulang sekolah Seno bersama keempat temannya memilih pergi nongkrong disamping sekolah, ada sebuah warung kecil tetapi tempat itu menjadi saksi bisu dimana anak anak nakal berkumpul dan bolos berjamaah.

Penampilan Seno udah kaya gembel, Seno mengganti celana panjangnya dengan celana pendek hitam selutut yang ia bawa dari rumah, Seno juga memakai sendal jepit ijo bajunya tetap seragam sekolah. Perpaduan yang sangat pas.

Bukan tanpa alasan mereka berkumpul diwarung Bu Iseh, tujuan mereka berkumpul disana karna sedang menunggu beberapa teman lain nya. Mereka diajak tawuran sama anak SMA Antara.

"Mana nih bocahnye, lama banget. Gua ngantuk mau tugan" Seno berbicara dengan ketus.

"Tugan apalagi mek"

"Turu ganteng slebew!"

"Dih najis banget sat" cibir Pange.

Disaat Seno dan Pange sedang berdebat, ketiga temannya hanya mampu menggeleng. Mereka seperti anjing dan kucing, selalu ribut kalo ketemu.

Terdengar banyaknya suara membuat mereka mengalihkan pandangan, akhirnya sampai juga. beberapa pemuda mulai menghampiri mereka, ditangan mereka terdapat benda yang biasa dipakai untuk tawuran.

"Heh kan tawuran pake tangan kosong ogep" ucap Seno, menatap teman nya yang lain.

"Kita harus tetap waspada Seno." balas Samuel, mengelus surai hitam Seno.

"Benar, mau bagaimanapun Antara tidak jauh dari kata licik." Timpal Damian, mereka udah peka dan hafal kelakuan anak SMA Antara saat tawuran, kecuali Seno.

Pange dan Guntur mendekat kearah mereka bertiga, mereka bersiap untuk pergi menuju tempat yang sudah ditentukan.

"Lu jangan sampe lengah sen, Gilang itu licik. Dia pasti bakal ngincer lu" Guntur berucap dengan tangan menepuk pundak Seno.

"Kalo Gilang udah mulai keliatan tantrum, lu gunain aja keahlian lu itu. apa namanya? tendangan monyet ya?" tanya Pange.

Seno mencubit perut Pange dengan kesal.

"Tendangan harimau tolol, bukan monyet!"

••••

Total anggota mereka sekitar 11 orang, adapun beberapa senior mereka yang bergabung, Mereka sampai ditempat yang sudah ditentukan.

Dapat Mereka lihat, kedatangan mereka sangat ditunggu tunggu sama anak Antara. Gilang, menyeringai saat melihat kedatangan Dewanta.

"Selamat datang Dewanta, gua pikir kalian ga akan datang. karna takut mungkin?" ucapan Gilang, mengundang tawa remeh yang tertuju pada Seno dan yang lain.

"Takut? yaelah kecebong bantet kaya lu semua. hari ini bakal habis ditangan Dewanta!" balas Seno dengan suara lantang.

"uy me-nge-ri-kan.." Seno merasa terpancing sama ucapan remeh gilang.

"GAUSAH BANYAK BACOT ANJING, SERANG!!"

Tawuran tidak bisa dihentikan, Dewanta dan Antara sama sama tidak bisa dihentikan. Mereka saling memukul satu sama lain, diantara mereka ada yang menggunakan senjata. untung aja Dewanta juga membawa senjata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHICAGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang