13

70 8 0
                                    

"udah,,lo disini,selesain masalah lo berdua. Gue ngga mau temen gue berantem okey". Bisik Apo.

--BibleBuild--

.

.

.

Setelah memberikan senyum tipis apo meninggalkan Biu dan Bible yang saling diam.

Cukup lama keheningan diantara mereka berdua. Hanya angin malam yang semakin dingin menusuk.

"Bib,,". Ucap Biu meemcah keheningan.

"hmmm?".

"jujur gue masih marah sama lo,,tapi gue minta lo jangan ngulangin lagi kaya tadi". Ucap Biu menatap lurus kearah Bible.

"yang tadi apa? Gue ngga ngerti".

Biu menggeram menahan emosinya. Percuma bicara sama makhluk ngga ada otak gini.

"jangan pura-pura amnesia".

"bener,,coba jelasin ke gue,perlakuan gue yang mana?". Ucap Bible dengan wajah serius.

"mikir aja sendiri,,percuma ngomong sama lo".

Biu beranjak dari duduknya. Percuma. Mending ngomong sama air laut dari pada ngomong sama Bible.

Bible berlari kecil dan berhasil menahan tangan Biu.

"Biuu,,,lo kalau ngomong yang jelas,,lo minta gue jangan lakuin apa? Suka sama lo? Ngga ,,itu ngga bakalan karena mulai detik gue katakan sekali lagi,,gue suka sama lo Bi dan gue ngga bakalan berhenti".

"lo kenapa maksa gini sih Bib?".

"Atau maksud lo ciuman tadi?ck,, Apalagi itu biu,,ngga mau,gue ngga mau berhenti". Bible akui dirinya terlanjur terbuai dengan ciuman Biu.

"maksud lo?" Biu melebarkan matanya marah. Dasar sinting.

"Biu,,,liat gue".

Bible melepaskan genggamannya beralih memegang kedua pundak Biu. Berharap Biu mau mendengarkan dirinya.

"gue suka sama lo,gue sayang sama lo..". ucap Bible dengan intonasi lembut. 

Dengan perasaan campur aduk Biu menatap manik mata milik Bible. mata yang seperti tak ada kebohongan disana. Tapi biu sendiri sering dibuat bingung dengan tingkah Bible.

"bib gantian lo dengerin gue . ok gue terima lo suka ,lo sayang sama gue,,tapi bukan berarti gue milik lo kan? Bib ini hanya kebetulan saja lo dan gue tinggal serumah,,wajar jika ada perasaan nyaman satu sama lain. Lo udah gue anggap sebagai ade gue".

"adek? Hahaha". Bible tertawa hambar. Hatinya seakan ditumbuk beribu jeruji besi.

"Bib..please,,gue hargain perasaan lo. Tapi jangan kek gini. Bagaimana dengan paman? Lo ngga mau kan bikin ayah lo sedih dan marah ke gue?. kita masih keluarga Bib".

Bible menghembuskan nafas berat sebelum menarik Biu dalam pelukannya. Pelukan yang sangat kuat membuat Biu merasa sesak. Air matanya jatuh membasahi pipinya. Sakit. Perkataan biu seperti belati yang menyayat hatinya.

"kalau gitu,,ijinkan gue buat mastiin sesuatu ".

"m,,ma,,maksud lo?mastiin apa?".

"mastiin ,,sampai kapan gue dan lo bisa bertahan dalam hubungan persaudaraan ini".

Degg. Hati Biu ngilu. Dirinya kini benar-benar dilema.

"Bib,,".

Bible melepaskan pelukannya. Menatap Biu dan mengelus lembut pipi biu yang dingin.

"buktiin ke gue,,sejauh mana lo dan gue bisa menjaga jarak. Bahkan saat ini gue ingin sekali mencium bibir ini".

Jarinya kini bermain di bibir Biu.

"bib,,tolong jangan seperti ini. jangan bermain dengan perasaan seseorang".

"katakan itu pada diri lo Biu. Yang pasti gue ngga bakalan berhenti. Gue terlanjur suka sama lo. Jadi jangan pernah meminta gue untuk berhenti."

Biu sudah tidak tahan. Dia menangis. Entah kenapa perasaan Bible padanya justru membuat dirinya sedih seperti ini. Biu tidak pernah mengharapkan ini.

Biu menangis dalam pelukan Bible. bisakah dia memutar waktu? Memutar waktu dimana dia tidak ingin mengenal Bible dalam hidupnya?.

"jika lo udah siap buat buka hati buat gue,gue dengan senang hati nerima lo,,gue bakalan nunggu sampai kapanpun".

Cupp...

Bible mengecup ujung kepala biu.

"udah jangan nangis,,gue ngga bikin onar kok nangis". Ucap Bible menghapus air mata dipipi Biu.

"sialan,,"

"masuk yukk,,nanti masuk angin".

-----------------------

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY ANNOYING COUSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang