Part 1

45 23 0
                                    

"Yee lu mah nge sad mulu. Happy atuh happy"

~Aldi Ilyas~

»»——⍟——««

Setelah kejadian yang membuat Alaska merasa dongkol tadi. Akhirnya sekarang waktunya istirahat dan banyak siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin dan ada yang mau ketemu sobat karib yang sayangnya berbeda kelas itu.

Bagaimana dengan Alaska? Dia sebenarnya tidak begitu mood keluar kelas. Dia masih mengingat dengan jelas ucapan teman sekelasnya tadi.

Namanya itu Rudi Permana. Sifatnya memang sudah keliatan calon bad boy super bandel. Mungkin karena orang tua dia lumayan berkecukupan mendekati kaya. Tapi tenang orang tuanya bukan donatur seperti cerita pada umumnya. Dan nama teman-temannya itu yang bilang alas kaki, namanya Dani Pradika. Serta teman satunya lagi Opik Taufik. Yah mereka berdua sudah berteman dengan Rudi sejak SD katanya jadi gitulah sebelas duabelas.

~ALASKA~

Alaska berniat untuk mencari makanan ke kantin dan berniat untuk di makan di kelas. Daripada menyiksa diri menahan lapar. Lapar iya puasa engga yakan. Lebih baik jajan lah.

Di perjalanan menuju kantin, tidak banyak yang menyapa dirinya. Bahkan dia jalan sendiri seakan tidak punya teman. Udah biasa si mau bagaimana lagi. Alaska tidak begitu akrab dengan siapapun. Kalaupun ada teman SD nya cuman sekeder menyapa, basa basi kamu masuk kelas mana? Dan lain lain, udah cukup.

Sesampainya di kantin. Mendengar orang lain panggil ibu kantin dengan sebutan "teteh" Yaudah Alaska pun menirunya.

"Teh ini aku beli bakwan sama lontong nya jadi berapa ya?" Tanya Alaska dengan merogoh saku celananya dan melihat uang jajan yang dia bawa hari ini.

"Semuanya jadi 5 ribu ya dek."  Si teteh menjawab ucapan Alaska yang tangannya masih sibuk dengan alat penggorengan.

"Ouh ini teh uangnya." Alaska memberikan uang 10 ribu. Ya ternyata dia hari ini membawa uang 10 ribu dan harus menyisakan 5 ribu lagi buat hari besok.

"Bentar dek. Ini kembaliannya." Ucap si teteh menyodorkan uang kembalian kepada Alaska.

"Iya teh makasih ya." Ucap Alaska mengambil uang kembalian dan berniat kembali ke kelas. Namun langkahnya harus terhenti ketika si teteh berbicara.

"Gak di makan disini dek?" Tanya si teteh kantin.

"Gak teh di kelas aja lagian ini udah mau masuk bentar lagi. Aku nya telat keluar kelas tadi hehe. Mungkin besok atau lain kali bisa." Jawab Alaska menjelaskan dan melanjutkan niatnya untuk segera pergi ke kelasnya karena takut keburu bel.

~ALASKA~

Sekembalinya dari kantin Alaska langsung duduk di kursinya. Kebetulan dia sebangku sama cowok yang gak bandel kayaknya.

"Eh darimana lo kok gak ngajak?" Tanya Aldi sok akrab. Ya benar namanya Aldi Ilyas.

"Heh bukannya lo yah yang gak ngajak gua tadi. Harusnya itu gua yang ngomong." Ucap Alaska gak kalah sokab alias sok akrab.

"Eh sorry sorry gua tadi mampir ke kelas sebelah kebetulan temen SD gua disana. Besok ngantin bareng yu tenang aja besok gak tinggalin lagi! " Ajak Aldi ke Alaska yang sedang sibuk makan bakwan.

"Dasar. Kelas sebelah yang mana? B atau D? Gak terlalu berharap si bisa aja lo ninggalin gua. Sendiri juga gakpapa gua mah dah biasa." Ucap Alaska mendramatis sehingga Aldi jadi menatap dengan iba.

Ia juga merasa kasian di hari pertama dia sekolah. Malahan pas perkenalan lagi, Alaska lansung dapat ejekan yang mantap sekali lagi. Dia bertekad harus menjadi teman Alaska. Karena Aldi cukup tau sepertinya anak kecil yang beranjak remaja ini menanggung masalah yang cukup berat.

"Eh ngapain lo liatin gua kayak gitu? gua diem diem gini juga normal ya bukan berarti gak suka cewe!!" Sewot Alaska sambil menyuapkan bakwan terakhir.

"Wih ternyata lo cerewet juga ya. Kirain bisu tadi gak nyaut nyaut pas lagi sharing sharing sama bu Anin." Timpal Aldi menarik bibir nya untuk tersenyum tipis. Ya dia menyukai teman yang seperti Alaska ini. Apa adanya, mungkin tapi siapa yang tau?

"Gak tau reflek padahal baru kenal lagi sama lo. Efek anak terakhir mungkin jadi kayak gini. Lagian lo kayaknya baik jadi ya itu sikap gua. Kalau gak suka gakpapa." Jawab Alaska mengangkat bahu acuh.

"Yee lu mah nge sad mulu. Happy atuh happy. Tenang aja gua bukan kayaknya lagi emang baik gua hehe. Sebagai gantinya tadi gua tinggalin sendiri lo di kelas dan sebagai tanda kita berteman besok gua traktir deh." Hibur Aldi.

"Idih sok sok-an lu traktir gua. Emang punya duit berapa? Gak usah deh kasian takut jajan lo kurang juga. Lagian berteman, berteman aja gak usah traktir gitu." Timpal Alaska.

"Tenang aja ada kok. Yaudah nanti pulang lo bareng gua ya. Lo gak bawa motor kan?" Tanya Aldi.

"Oke deh. Makasi ya di lo mau temenan sama gua hhe. Lah anjirr bentar lagi udah masuk aja. Perasaan baru semenit istirahat." Heboh Alaska.

"Heh semenit matamu. Lo aja yang kurang sat set tadi ke kantin nya. Dasar tidak sadar diri rupanya." Aldi pun tak kalah sewot.

"Hehe. Dahlah kayaknya tu bu Anin deh. Cepet banget udah masuk lagi." Ucap Alaska yang merasa kekurangan kasih sayang eh maksudnya kekurangan jam istirahat.

Bu Anin pun memasuki kelas Alaska. Dan bu Anin pun membahas bagaimana bisa mau sekolah disini, kesan sekolah ini kayak gimana dan masih banyak lagi.

Karena ini hari pertama dan belum memasuki masa pembelajaran.

Dan untuk Alaska dan Aldi ya mereka bukan cowok dingin ataupun so cool gitu. Mereka lebih ke extrovert kadang-kadang. Tapi kalau orang yang baru kenal dan gak cocok, banyak yang first impression ke Alaska itu di kira anak sombong. Padahal engga yaa.

Tak Di Dengar (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang