Part 3

276 40 8
                                    

.

.

.

___________________

“Momen singkat yang kulalui bersamamu, aku tak ingin hanya sekedar menjadi kenangan.”

___________________

.

.

.

“Hah … aku lelah sekali,” keluh Hinata sambil menyandarkan diri di kursi. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

“Kamu terlihat kurang tidur, Hinata.” Gaara memperhatikan mata panda gadis di depannya. Ia sedang membereskan perlengkapan studio.

Hinata memejamkan mata. “Aku banyak pikiran dan banyak endorsement.”

Yah, banyak memikirkan seorang pria yang bahkan belum tentu memikirkanku, sungguh sangat menguras jam tidur.

“Bagus, dong. Bukankah penghasilan utamamu memang dari channel youtube dan instagram?”

“Iya, tapi aku lelah harus selalu tersenyum di depan kamera. Aku mau bekerja di sini karena tidak perlu menunjukkan ekspresiku, walaupun aku tetap harus terdengar semangat.”

Gaara tersenyum. “Nikmati saja. Banyak yang ingin menjadi dirimu. Setidaknya, jangan sia-siakan orang yang sudah memberikan dukungan untukmu.”

Hinata diam tak merespon, tahu bahwa ia tak pantas mengeluh di saat banyak orang yang tidak seberuntung dirinya. Ia hanya lelah dan ingin mencurahkan isi hati, itu saja. Sementara Gaara melanjutkan pekerjaan, Kakashi datang memasuki ruang studio mereka.

“Hinata, kamu sudah selesai, ‘kan? Pak Naruto datang ingin menemuimu.”

Kalimat terakhir Kakashi membuat Hinata membuka mata. Ia terkejut bukan main, sampai-sampai hampir terjungkal dari kursinya. “Apa?! Si—siapa, Pak?”

“Pak Uzumaki Naruto, Pak?” Gaara memastikan kembali, sorot matanya berbinar. Oh, jadi karena pria itu, gadis di sampingnya ini sampai susah tidur?

Kakashi mengangguk. “Iya,” jawabnya singkat, ia kemudian menatap Hinata yang masih terpaku. “Kamu sudah selesai, ‘kan, Hinata? Pak Naruto menunggumu di taman atap, lebih baik kamu segera menemuinya.”

Masih tidak merespon juga, Kakashi menarik napas. “Hinata ….”

Gadis itu terlonjak saat Gaara memukul bahunya. “Ah, iya, Pak! Sa—saya ke sana. Saya ke sana,” sahutnya sambil berjalan linglung meninggalkan ruangan, sementara Gaara hanya menggelengkan kepala tak habis pikir.

Deg … Deg … Deg …

Jantung Hinata terasa berdetak lebih cepat dari biasa, keringat dingin pun membanjiri tubuhnya. Ia menjadi lebih gugup. Hinata meyakini, bahwa Naruto datang karena posting-an cover lagu semalam. Ia berpikir, ada dua alasan pria itu datang.

Pertama, untuk menjawab perasaan Hinata dan melanjutkan hubungan ke tahap berikutnya. Kedua, untuk meminta menghapus posting-annya karena dapat menimbulkan salah paham, entah pada kekasih, atau seseorang yang sedang ia dekati. Namun Hinata berharap, yang pertama adalah alasan Naruto menghampirinya, dengan sangat. Gadis itu pun tak henti-hentinya merapal doa harapan kepada Tuhan.

Enchanted: Don't Be In Love With Someone Else (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang