Lovely Captain

898 34 11
                                    

Original story by me.
Ridho top x Marselino bot

—————

Lovely Captain

Seperti yang orang-orang tahu, Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan adalah teman baik karena mereka pernah satu akademi dan klub yang sama. Pertemanan mereka bahkan sudah dimulai sejak Marselino belum menjadi memasuki Tim Nasional Indonesia U16.

Kedekatan keduanya selalu tersorot oleh para penggemar. Banyak tingkah lucu yang dilakukan mereka, salah satunya adalah menjahili pelatih mereka, Shin Taeyong.

Tapi, apakah benar mereka hanya sekedar teman? Nyatanya mereka lebih dari itu. Hanya mereka berdua yang tahu, tentu saja karena hubungan seperti itu masih tabu di sekitar mereka. Sejujurnya Ridho dan Marselino sering membagikan kedekatan mereka, tetapi orang-orang berpikir itu merupakan interaksi antara adik dan kakak.

Ketika sedang berdua saja, mereka akan saling berbagi kasih sayang selayaknya sepasang kekasih pada umumnya.

Seperti sekarang, suasana hati Marselino benar-benar buruk. Berkali-kali melakukan kesalahan saat latihan dan tidak fokus pada latihan hari itu.

Banyak komentar-komentar jahat yang memenuhi sosial medianya. Orang-orang itu berkata bahwa mereka mengkritiknya, namun bahasa mereka terlalu kasar untuk sebuah kritikan.

Ridho yang mengetahui hal itu memandangnya dengan tatapan khawatir. Ia ingin memeluk kesayangannya itu sekarang juga, namun kondisi di sekitar tidak memungkinkan. Terlalu banyak orang dan itu sangat tidak mungkin untuknya.

Ketika sedang memperhatikan pacarnya, bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang.

"Ridho, coach minta kamu sebagai kapten buat ngajak ngobrol Marselino. Kamu tau sendiri dia lagi ga oke, dan itu takutnya ngaruh sama tim" kata Jeje penerjemah coach Shin,

Ridho memandang pelatihnya, dan beliau menganggukan kepalanya dan berbicara bahasa Korea yang langsung diterjemahkan oleh Jeje

"Udah sana panggil dia. 30 menit ya"

Dengan begitu Ridho langsung berteriak memanggil nama temannya,

"MARSELINO! SINI"

Yang dipanggil menoleh, dengan malas menghampirinya untuk bertanya ada apa.

"Ayo ikut"

Ridho berjalan mendahului dan Marselino mengikuti dibelakangnya. Berjalan dengan keheningan yang mencekik hingga mereka sampai di ruang ganti yang sepi karena semua pemain berada di lapangan.

Ridho menghela nafas sebelum berbicara,

"Kamu bisa ga buat serius sama latihan hari ini? Kamu ga mau kan kalo coach milih jadiin kamu sebagai cadangan aja? Fokus Lino, jangan cuma gara-gara komentar-komentar itu kamu jadi down gini. Semuanya juga tertekan, bukan kamu doang."

Marselino memandangnya dengan sorot mata marah, tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kapten sekaligus pacarnya. Moodnya yang sedang tidak bagus semakin memburuk karena ucapannya.

"Cuma? Lo bilang cuma?"

Ridho memotongnya

"Kamu."

Yang lebih muda memutar matanya menghembuskan nafas kasar "Terserah! Oke kalo itu cuma omongan-omongan jahat di akun gua. Masalahnya disini mereka juga komentar di akun klub gua, Ridho! Gua malu, marah, sedih jadi satu tau ga? Mau ditaruh mana muka gua sama temen-temen klub? Gua udah berusaha buat jadi yang terbaik, gua tau gua egois, gua tau gua salah. Tapi apa dengan itu mereka bisa ngomong yang engga-engga berkedok kritikan?"

Marselino menyelesaikan perkataannya dengan wajah yang memerah, matanya berkaca-kaca namun dia menahan agar air matanya tidak turun. Nafasnya tidak teratur karena emosi.

Tanpa berkata apa-apa Ridho mendekapnya dengan dagu Marselino di bahunya. Tangan kirinya berada di pinggangnya sementara tangan kanannya mengelus punggung yang lebih muda untuk menenangkan.

Beberapa menit berada di posisi seperti itu hingga Marselino sedikit lebih tenang, nafasnya mulai teratur. Ridho melepaskan pelukannya

"Udah? Sekarang dengerin aku sebagai kapten. Perlu kamu inget kamu ga sendiri, ada keluargamu, ada temen-temenmu dan ada fans kamu yang ga akan ninggalin kamu." Ridho memegang kedua pundak yang lebih pendek, menatap dalam matanya mengirimkan suatu kelembutan.

"Mereka ga peduli sama omongan-omongan jelek orang yang ga kenal kamu, mereka ga akan marah ke kamu. Orang-orang yang komentar engga-engga itu ga tau kamu, mereka cuma fokus sama satu kesalahan kamu padahal kamu selalu main bagus, kan? Yang perlu kamu lakuin itu jangan sekalipun bales komenan mereka, itu bakal jadi siraman bensin di rumah yang lagi terbakar." sang kapten meyakinkannya, memberinya kelembutan yang membuat beban di pundaknya berkurang.

Marselino mendengarkan perkataannya kaptennya, menghela nafas menetralkan jantungnya.

"Sekarang, dengerin aku sebagai pacar kamu. Kamu bisa cerita semuanya ke aku, jangan nyimpen semuanya sendiri. Ada aku Sel, tumpahin semuanya ke aku. Kita udah kenal dari kita masih di EPA, aku kenal kamu dari kamu masih bocah pendek cungkring. Jadi ga usah ragu buat cerita semuanya ke aku, oke?" kali ini tatapan Ridho seperti memohon

Marselino mengangguk lalu tersenyum, kalimat-kalimat yang keluar dari mulut sang kapten membuatnya lebih baik.

"Iyaa, maaf udah emosi tadi. Moodku ga bagus banget, sekali lagi aku minta maaf" Marselino memotong jarak yang ada di antara mereka, memeluk tubuh kapten kesayangannya dengan begitu erat.

Ridho membalasnya, mengusap rambut yang muda dan menghirup wangi rambutnya sedikit.

"It's okay, aku paham. Abis ini latihan yang bener dan jangan cemberut lagi. Inget kamu penting buat tim, jangan sampai coach ga nurunin kamu di starting line up" lagi-lagi Ridho menasihatinya membuat Marselino mendengus dan melepaskan pelukannya

"Iya kapten. Bawel banget"

"Kamu bandel, kaya bocil kematian."

FIN

Bonus mereka waktu di EPA :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus mereka waktu di EPA :)

oneshoot random Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang