Dinner

241 22 3
                                    

Dewangga berhasil menemukan keberadaan Vanilla saat ini, keponakannya itu berada di dalam bioskop. Dewa sempat bertanya pada penjaga di depan gedung pemutaran film itu kira - kira berapa lama film yang sedang di putar di dalam sana. Dan ya, hampir dua jam ucap petugas tersebut. Jadi tidak mungkin Dewa akan ikut duduk berlama - lama untuk melakukan hal yang tidak jelas hanya untuk menunggui keponakannya dan membawanya pulang. Beberapa menit Dewa terlihat mondar - mandir di depan pintu gedung bioskop, untuk mencari cara supaya ia bisa masuk tanpa harus menimbulkan kegaduhan di dalam. Hingga akhirnya Dewa menemukan sebuah cara, ia berani membayar mahal gedung bioskop itu supaya menghentikan pemutaran film serta uang ganti untuk para penonton di dalam. Untung saja supervisor bioskop tersebut setuju. Jadi Dewa tingga terima beres, ia berdiri di depan pintu sembari bersedekap menunggu kemunculan sang keponakan. Gerombolan orang - orang yang keluar itu terdengar seperti sedang bergumam dengan kesal. Karena tiba - tiba saja pemutaran film di hentikan hanya karena di booking pribadi oleh seseorang.
Hingga akhirnya yang di tunggu - tunggu pun tiba, Vanilla keluar dari dalam bioskop tanpa menyadari ada Dewa yang menunggunya. Untung saja dengan sigap Dewa langsung mencekal pergelangan tangan Vanilla, sehingga gadis itu tahu jika dirinya tengah di tunggu saat ini.

"Om Dewa!"

"Kita pulang sekarang?"

"Aku masih mau makan sama Dinar Om."

"Kita makan di rumah."

Dewa menarik tangan Vanilla dan diikuti oleh Dinar yang terlihat kebingungan. Mau tidak mau Vanilla mengikuti langkah Dewa yang cukup lebar, untung saja saat ini Vanilla mengenakan celana jeans panjang berwarna hitam serta kemeja panjang berwarna navy yang ujung lengannya ia gulung hingga sebatas siku serta sepatu sneakers berwarna putih. Jadi ia bisa dengan mudah menyamai langkah Dewa yang lebar itu. Hingga akhirnya mereka bertiga kini tiba di bassement pusat perbelanjaan tersebut dan Dewa sudah melepaskan cekalannya.

"Jangan bilang insiden di bioskop tadi itu ulah Om Dewa."

"Tidak ada cara lain Vanilla, Om tidak mungkin masuk kedalam dan menyeret mu keluar dari gedung bioskop itu. Sejak tadi pagi kau berada disini dan tidak ingat pulang."

Vanilla terus mendengus sembari membuang muka karena kesal terhadap Dewangga yang selalu saja mengaturnya. Ia tak akan menduga jika Dewa akan menyusulnya dan menyeretnya pulang, tapi darimana Dewa tahu keberadaannya saat ini? Vanilla menggeleng pelan, Om ini sangat misterius dan sepertinya selain menjadi CEO, Dewa juga menjadi mata - mata untuk membututi setiap gerak - geriknya.

"Masuk mobil sekarang, atau kamu menunggu Om kembali memaksamu untuk masuk kedalam."

"Lalu mobil ku bagaimana?"

"Suruh teman mu itu yang membawa!"

Tanpa persetujuan Vanilla, Dewa menarik tas yang berada di bahu keponakannya. Ia mengobrak - abrik isi tas itu, setelah mendapatkan apa yang ia mau, Dewa segera memberikan barang yang tak lain adalah kunci mobil dengan hiasan bandul berbentuk bintang kepada Dinar.

"Bawa mobil Vanilla baik - baik, jangan sampai nabrak atau lecet. Kau ingat itu!"

"I.. i.. iya baik Om!"

Dinar mengangguk patuh, ia terbata - bata dan nampak takut dengan amanah yang Dewa berikan perihal mobil Vanilla. Gadis itu hanya bisa terbengong melihat kepergian sahabatnya yang di bawa kabur oleh Om nya sendiri.

Di dalam mobil SUV hitam milik Dewa, Vanilla merengut. Ia melipat kedua tangannya dan masih tetap membuang muka karena sangat kesal dengan perilaku Om nya.
Sepanjang perjalanan Vanilla tetap pada posisinya, sementara Dewa berulang kali menghembuskan nafasnya pasrah karena beberapa kali tegurannya sama sekali tidak diindahkan oleh gadis itu.
Dan itu terjadi sampai depan rumah mereka. Vanilla keluar dari mobil dan menutup pintu mobil tersebut dengan cukup keras. Ia menghentakkan kakinya lalu berjalan memasuki rumah. Dewa hanya bisa mengelus dada dan menggeleng pelan, tingkah keponakannya itu selalu saja menguras emosinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bitter VanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang