☠️Kenzolia🚩

1.6K 96 21
                                    

Lapangan basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lapangan basket

"APA?!" Seru seluruh teman Kenzo

"Lo bilang Lia tau identitas lo?? Dari mana? Kapan? Kok bisa?!" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Letto tentu saja mewakili semua temannya yang lain. Bagaimana mungkin rahasia yang para guru sekalipun tidak tahu malah diketahui oleh seorang gadis remaja SMA?

"Kalau dia tau rahasia lo, positif dia tau rahasia kita juga,"timpal Zegan. "Apa ada yang tau hal ini selain anggota Iexglez?"

Zerix menggelengkan kepalanya kurang yakin mengenai hal tersebut. Semua dirasa terlalu cepat untuk menyimpulkan. "Yang jelas, informasi ini bocor pasti dari salah satu orang terdekat kita."

Atlas diam saja.

Sementara Zeyden mengangguk setuju.

"Iexglez berjumlah tiga ratusan anggota, gak mudah untuk mencari tahu dalangnya. Tapi dengan bocornya identitas ini, kita akan lebih mudah mencari keberadaan joker si pembunuh itu disini."Terang Kenzo. "Sekarang udah gak ada waktunya untuk kita main-main layaknya anak remaja."

"Kenapa lo gak tanya langsung sama cewek lo, Ken?" Zerix bertanya

Kenzo menggelengkan kepalanya. "Itu justru enggak menarik."

Dia bangkit dengan senyuman penuh arti. Menatap kelangit mengeluarkan suara napas cukup berat. "Sepertinya tuhan memang melarang kita menjadi anak yang memiliki hati, bukan?"

Semua temannya diam mematung tak menggubris perkataan Kenzo. Bagi mereka, ucapan Kenzo benar sekaligus menyakitkan. Kenyataan menyadarkan alasan mengapa mereka menempuh jalan penuh bahaya ini tidak lain adalah demi balas dendam atas rasa sakit yang mereka semua rasakan dari seseorang yang mereka sebut segalanya.

"Kalau lo suatu hari dihadapkan sama pilihan antara Lilia atau Iexglez,  yang mana yang bakal lo pilih?"

Sontak, semua teman melirik kearah Atlas dan Kenzo secara bergantian. Mereka cukup terkejut mendengar pertanyaan Atlas barusan. Sedikit sensitif, mungkin?

Kenzo melirik Atlas melalui ekor matanya sambil mengepalkan tangan. "Selain gua yang mati, memang ada pilihan lain?"

2 menit setelahnya.

Pak Rafli menendang bokong Zerix, cowok itu tersentak mengadu sakit.

"Aduhhh. Bapak?!"

"Saya bukan bapakmu."

"Ya tapi kan, anda guru saya?!!"

"Berisik."

"Auh. Bapak sakit telinga saya, pak!"

Pak Rafli melepas jeweran itu kemudian berkacak pinggang.

"Bapak tadi nyuruh kamu ngapain, huh?"Tanyanya emosi

"Cabut rumput, kan?"

"Benar. Terus?"

"Keliling lapangan sepuluh kali, kan?"

KENZOLIA||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang