lembaran kedua -

28 10 1
                                    

Yogi menarik lengan sabrina secara paksa memasuki arena pasar malam, remaja itu tertawa sangat puas melihat wajah sabrina yang cemberut masam pasalnya gadis itu sangat membenci keramaian

"jangan cemberut nanti gue cium mau lo" ancam yogi diiringi smirk yang menakutkan, sabrina yang kesalnya sudah ke ubun-ubun memilih untuk meninggalkan yogi, gadis itu berjalan kearah ayunan sembari melihat indahnya gemerlap bintang

terlalu lama sabrina melamun hingga tak sadar bahwa ada seseorang yang duduk di ayunan sebelahnya

"hey, lagi liatin bintang ya? tapi kok gak kedip sih??!" mendengar ada seseorang yang berbicara padanya, sabrina pun segera menyadarkan diri dari lamunannya dan menatap seorang gadis cantik yang kini memandang dirinya penuh takjub

"iya, bintangnya cantik sih, gue jadi betah liatinnya. lo kesini sendiri ya?" mara yang melihat sabrina berbicara gugup tertawa, entahlah menurut mara gaya bicara sabrina itu lucu

pantas jika arjuwan naksir berat sama sabrina

"kamu lucu banget kalo ngomong gugup gitu hahaha, santai rileks aja. enggak aku sama arjuwan tadi tapi dianya lagi beli pop ice katanya haus" mara memecah kecanggungan diantara mereka berdua dan berakhir mereka banyak bercerita tentang kehidupan mereka sehari-hari

"jadi emang udah lama banget ya temenan sama arjuwan? lo gak ada naksir apa sama dia? secara dia kan ganteng dan baik tuh sama lo masa gak baper pas dia lagi mode buaya?" mara menghela nafas, bagaimana mungkin gadis itu tidak menyukai arjuwan yang sudah dari kecil menemani hari-harinya? bagaimana mungkin gadis itu tidak mempunyai perasaan lebih pada arjuwan jika setiap gadis itu memiliki masalah arjuwan lah orang pertama yang membantu menemukan solusi dan mampu membuat gadis itu merasa tenang dan aman

"sebenernya udah dari lama aku suka sama dia, tapi aku nggak berani ngungkapin. aku takut jika persahabatan aku sama dia hancur hanya gara-gara cinta, lagipula dia sukanya sama yang lain hehe jadi aku cuma bisa dukung dan kasih dia semangat" sabrina menganga lebar, ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar

"MARA!!! dicariin kemana-mana ternyata disini ya???!!" arjuwan menghela nafas lega saat sudah menemukan sahabatnya, namun netranya beralih kearah sabrina yang kini sedang memandangnya juga

"wan, ada sabrina...katanya kamu nge fans ber..." belum sempat mara menyelesaikan ucapannya, arjuwan segera menarik lengan mara meninggalkan sabrina seorang diri

"lo tadi ngomongin apa aja sama sabrina? lo tau gak sih jantung gue mau copot waktu dia liatin gue kaya gitu, so kayanya gue mau nyerah deh gue beneran gak bisa" lagi dan lagi arjuwan memilih untuk menyerah, namun tetap saja mara melarang lelaki itu untuk mundur karna lelaki sejati itu bukan pecundang apalagi penakut

"katanya lelaki sejati?? kamu yakin cinta sama sabrina kan? kamu mau sama dia kan? kejar dan taklukkan..jangan takut ada aku disini sama kamu"

"gue sama lo aja gapapa kan?" tanya arjuwan sembari memasang pout yang amat menggemaskan, karna gemas mara mencubit kedua pipi arjuwan membuat lelaki itu kesakitan

"MARA LEPASIN!!!"

"Hahaha salah siapa gemes"

lagi dan lagi sabrina hanya bisa menyaksikan kemesraan mereka berdua dari jauh

"kalo gue rebut dosa gak ya?" monolognya diiringi smirk

yogi yang baru selesai menaiki roller coster segera berjalan mencari sabrina, syukurlah sabrina tidak jauh dari tempat yogi berdiri sebab lelaki itu sudah tidak kuat berjalan kepalanya sangat pusing seperti baru saja dipukul ribuan besi

"sab...boncengin gue ya? gue gak kuat bawa motor"

"ck..ngerepotin aja lo"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksara Untuk HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang