VTM[2]

609 95 31
                                    

Tandai typo!
______________

Happy reading💗

Vale sedari tadi mencak-mencak tak jelas lantaran gadis itu terus diam, bahkan tak jarang Vale selalu mengeluarkan makiannya.

Tapi saat melihat tatapan polos gadis tersebut Vale kini mulai berpikir, apa mungkin gadis itu diam karena bingung membalas perkataannya yang sarkas tersebut.

Vale lantas mendekati gadis tersebut, dengan jarak sedekat ini Vale dapet melihat sangat jelas kecantikan paras gadis itu, meneguk ludahnya kasar Vale mengamati wajah mungil di depannya ini. Bola matanya keemasan yang indah, dengan bulu mata yang lentik. Serta wajahnya yang putih bersih tanpa ada noda sedikitpun, hidung mungil mancung, dan bibir pink alami.

Yang semakin menambah kecantikan gadis didepannya ini adalah rambut panjangnya yang berwarna perak berkilau indah.

Mengerjapkan matanya beberapa kali guna menyadarkan dari ke terpesonaanya.

Vale lantas berdehem pelan, "lo siapa sebenarnya?" tanya Vale halus.

Gadis itupun sedikit merespon karena matanya mengerjap pelan seolah sedang memproses perkataan Vale.

"Lo asalnya dari mana?" tanya Vale sekali lagi dengan lembut.

Seakan paham gadis itu mengangkat sebelah tangannya dan menunjuk pada kalung yang Vale pakai.

Vale mengernyit bingung. ia lantas memegang kalung antik yang baru saja dibelinya.

Tiba-tiba Vale terpikir satu hal yang menurutnya sangat mustahil, "Maksudnya lo asalnya dari sini?" tanya Vale sembari menunjuk kalungnya.

Gadis itu tiba-tiba tersenyum dan mengangguk.

Vale tertegun melihat senyuman manis gadis itu. Jantungnya bahkan kini berdetak sangat kencang.

Sial, yang benar saja dia terpesona hanya karena melihat senyuman manis gadis aneh didepannya ini. Dengan cepat Vale menggelengkan kepalanya.

"Jadi lo siluman?" tukas Vale. Gadis itu meredupkan senyumnya, ia lantas menggeleng pelan.

"Ck, mustahil banget masa asalnya dari sini," decak Vale, ia bingung sendiri sembari mengamati kalungnya dengan lekat. Jelas ia masih tidak percaya dengan gadis itu.

"Lo pasti ngibulin gue kan! Ngaku Lo!" tuntut Vale menatap garang.

Menepuk mulutnya pelan lantaran lupa kalau gadis ini polos, lantas Vale berdehem pelan, "Maksud gue, lo pasti bohongin gue kan?"

Gadis itu hanya diam sembari menatap Vale lekat, lantas beberapa detik kemudian menggeleng.

Mengacak rambutnya frustasi, "Terus kalau lo nggak bohong, Lo itu siapa sebenarnya?"

"Mermaid"

Deg

Vale masih belum mencerna perkataan gadis itu, ia terdiam tertegun karena baru pertama kali ini mendengar suara yang menurutnya sangat halus, terkesan merdu di telinganya.

"Ta-tadi apa kata lo?" tanyanya dengan gugup.

Ada guratan bingung di wajah gadis itu, lantas ia kembali bersuara kembali, "Mermaid."

Vale terkejut, ia memundurkan badannya kebelakang, "Lo jangan bohong, kalau mermaid kenapa Lo bisa punya kaki begitu?" kata Vale menatap gadis itu tak percaya.

Gadis itu menggeleng pelan, ia lantas menyibak selimut yang tadi diberi Vale.

Membuat Vale lantas melotot "Anjir kenapa dibuka sih bangsat!" jengkel Vale yang langsung menutupi tubuh polos gadis itu lagi.

Vaesella The Mermaid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang