Yuuta mengintip dari jendela rumahnya, khawatir dengan keramaian reporter yang mengelilingi mobil polisi Deckerd seperti semut mengerumuni gula.
Anak SD itu lebih takut keluar dan tiba-tiba dihantami oleh pertanyaan yang tidak dia ketahui jawabannya.
Beberapa wartawan kemudian bertanya kepada Deckerd, Yuuta bisa mendengarnya. Dan tentu dia tahu jawabannya.
" Apa makanan favoritmu?" Deckerd tidak pilih-pilih.
" Tipe gadismu yang seperti apa?" Kalau itu Yuuta tidak tahu, Deckerd agak polos untuk pasangan.
" Jenis pernikahan apa yang kau rencanakan?" Hey, terlalu jauh!
.
.Didalam mobil, Deckerd bersembunyi dibawah dasboard mobil. Konfersi pers terlalu banyak dan berisik untuk ditanganinya, bagaimana dia bisa menyelamatkan diri dari orang-orang penasaran ini?
Sejujurnya dia tidak siap, mereka melihatnya dalam bentuk bertarung sebelumnya, tapi dibentuk sipil? Itu agak menakutkan.
" Jadi ini yang Yuuta bilang soal kerumunan..." Gumamnya pelan, ini familiar.
Dia bersembunyi dibawah sesuatu, melindungi diri dari hal yang bersifat menyakitkan.
Tapi dia tidak bisa mengingat apapun sebelum bertemu Yuuta, sepadan. Bukannya dia ingin mengetahui kenapa ini tidak begitu nyaman. Lebih baik meletakan kepercayaannya kepada anak laki-laki berusia 10 tahun itu. Oh, Deckerd bisa mendengar Yuuta sedang diwawancarai. Agak melegakan untuknya.
Bunyi layar komunikasi yang berkedip membuatnya terkejut dan kepalanya terbentur dasboard mobil.
Komesiaris Saejima agak heran ketika kepala Deckerd menyembul dari bawah layar dan topi polisinya miring kekiri- yang segera diperbaiki- sebelum Deckerd menjawab panggilan itu.
" Komesiaris." Dia dengan sopan mendengarkan.
"Deckerd, bawalah Yuuta kekantor. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan kepada kalian."
Deckerd mengangguk untuk menanggapi perintah singkat tersebut, menjalankan mobil polisinya dan mengeraskan suaranya yang lembut.
" Yuuta, Komesiaris Saejima memanggil."
Panggilan Deckerd seperti nyanyian malaikat untuk Yuuta, dengan riang melewati reporter dan masuk ke mobil.
Meskipun para pewawancara itu tidak menyerah dan mengejar dengan mobil mereka sendiri. Deckerd yang punya wewenang untuk menyalakan sirine melewati lalulintas tanpa masalah lebih dan meninggalkan reporter dibelakangnya.
.
.
." Ini adalah J-Loader." Komesiaris Saejima membuka garasi besar dibelakangnya.
Yuuta ternganga dan Deckerd agak kagum dengan kendaraan besar berwarna putih dan hitam dibelakang komesiaris.
" Jika Deckerd melawan musuh yang lebih kuat, J-Loader akan bertransformasi menjadi sebuah armor dan Memiliki kemampuan untuk mengakses lawan yang terbang." Itu mengagumkan.
Kepala reparasi Toudou mengalahkan dirinya sendiri kali ini.
Deckerd baru menoleh ketika Yuuta dan Komesiaris Saejima agak meneriakan sesuatu seperti 'Brave up!' kemudian. 'kau harus menambahkan 'Wooph!'.' dan kemudian Yuuta agak canggung.
" Brave up! J-Decker!"
" Benar! Seperti itu!"
Keduanya menatap Deckerd seolah mengharapkan dia melakukan sesuatu.
Uh, ohh..?
Apakah sesuatu harusnya terjadi? Deckerd berkedip polos kepada Yuuta dan Komesiaris Saejima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave Up!
FanfictionBagaimana jika Brave Police J-Decker tapi manusia? Para petinggi menciptakan program untuk departemen kepolisian khusus yang dibangun untuk menghadapi penjahat yang semakin kuat, bagaimana mereka menghadapi penjahat mulai mengunakan mesin yang semak...