bos kita masih kelas empat

15 2 0
                                    

Deckerd mengacak rambutnya yang setengah basah sehabis mandi dengan handuk, kemudian membuka sealcuff yang dipasang ditangannya yang masih terluka, pemuda itu mengepalkan dan melebarkan telapak tangannya sebelum mengangguk, hanya tinggal menunggu memarnya memudar maka dia akan siap untuk ikut misi. Dia masuk kedalam mobil untuk memeriksa adakah sesuatu yang dia harus kerjakan.

Lelaki muda berambut biru itu menoleh ketika mendengar teriakan panik yang terburu-buru dari dalam rumah.

" Ini karena kak Azuki terlalu lama bersiap! Aku akan terlambat!" Yuuta hampir mendobrak pintu, kemudian berpapasan dengan Deckerd dan tersenyum, roti panggang masih setengah dimakan dimulutnya. Dia segera masuk kedalam mobil polisi.

" Pagi Deckerd!" Sapanya riang.

Deckerd balas tersenyum lembut. " Pagi juga, Yuuta."

" Ayo pergi! Kita dalam masalah!"

Rambut Deckerd masih meneteskan air ketika dia memiringkan kepalanya. " Apa ada kasus?" Tanyanya polos.

Yuuta gelagapan, menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari suatu alasan sebelum terburu-buru menghabiskan rotinya.

" Ada apa, Yuuta?" Deckerd sedikit mengernyitkan kening dengan khawatir.

" T-tidak Ada! Maaf ya!" Deckerd tidak sempat bertanya lagi ketika Yuuta dengan buru-buru keluar dan berlari dengan panik, dia takut kalau dia telat.

"Yuuta..." Deckerd mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil untuk melihat Yuuta yang berhenti dan lari ditempat.

" Jangan lupa sarapanmu Deckerd!" Yuuta berteriak lalu lari ke sekolah. Deckerd mengerjapkan mata oranyenya lalu memiringkan kepalanya bingung.

Baru saja Yuuta keluar, Kurumi tiba-tiba membuka pintu mobil penumpang depan dan masuk.

" Gawat gawat! Kita akan terlambat!" Kurumi menepuk pundak Deckerd. " Antar!"

Deckerd tergagap. " Tapi, tapi-"

" Lho? Dimana Yuuta? Dia akan terlambat, antar dia juga ya?" Kurumi menarik handuk dipundak Deckerd dan mengosok rambut Deckerd yang masih basah dengan cukup lembut.

" Tapi aku tidak bisa mengendarai mobil ini kalau bukan darurat..." Deckerd mengigit bibir bawahnya.

Azuki membuka pintu penumpang belakang dan duduk ditengah, tersenyum manis pada Deckerd. " Tolong antar ya, pak polisi."

Deckerd mengalah, kalau Komesiaris Saejima memarahinya, dia akan menerimanya karena kalah beragumen.

Pemuda berambut biru itu baru mengemudikan mobil polisinya sampai depan gang ketika dia menyadari hal yang aneh. Indra Brave Police nya terasa agak tumpul karena masih banyak luka yang belum benar-benar sembuh, tapi masih tetap ada untuk memperingatkannya pada bahaya dibalik tabir.

Ada orang aneh, mengawasi Yuuta yang berlari menyebrang dan menghilang didalam gang pintasan tercepat menuju sekolah SD.

Orang yang bersembunyi dibalik bayangan itu berbalik padanya. tersenyum miring, menurunkan topi fendora yang di pakai sebelum mundur digang.

" Deckerd?"

" Kenapa berhenti?"

Deckerd tidak menjawab, agak terlalu fokus pada siapakah orang barusan. Tangannya menggenggam kemudi terlalu kuat sampai kukunya memutih. Orang itu terlalu sedikit menampilkan fiturnya sehingga wajahnya tidak terlalu jelas untuk dikenali.

Pemuda itu terlonjak keras dan menarik nafas tajam ketika Kurumi menekan klakson mobil.

" Jalan dong Deckerd!"

Brave Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang