teman dihatiku

14 2 0
                                    

Kebisingan konstruksi mengisi tempat dimana ruang Decker akan dibangun, rasa penasaran memenuhi hati Deckerd karena luas bangunan itu bisa cukup besar untuk menampung sebuah pasukan kecil. Alat berat dan pengendaranya semuanya berkerja keras.

Dia diam-diam mengintip ke sketsa yang ditunjukan oleh Komesiaris, terkesan dan sedikit takjub. Bahkan ada kamar seperti sebuah asrama kepolisian yang bersifat militeristik.

Deckerd mendengarkan sampai dia tertarik untuk mengikuti percakapan ketika Komesiaris Saejima berbicara.

" Ruang ini dibuat untuk anggota Brave Police."

Hatinya menghangat karena hal yang tidak dia ketahui.

" Apa ini artinya bukan hanya ada aku?" Deckerd bertanya, memiringkan kepalanya.

Komesiaris Saejima menyergai, seolah dia memang menanti pertanyaan itu.

" Tentu saja!"

Pria itu kemudian membuat pose.

" Kemari! Build team!" Teriaknya sambil menunjuk kearah langit.

Deckerd dan Yuuta menoleh kearah atas yang sebenarnya untuk sesaat sebelum semua mobil konstruksi yang sedang berkerja parkir berurutan didepan mereka. Pengendaranya turun dan menutup pintu kendaraan berat masing-masing.

Dari crane, seorang pria berambut hitam dan kacamata hitam tergantung disakunya, wajahnya rupawan tanpa emosi.

Dari dump truck, pria berambut merah dan berotot, sedikit lebih tinggi dari dua yang lain.

Dari power sovel, pria berambut pirang dan punya kesan bela diri dari sabuk hitamnya.

Deckerd tampak terpesona dengan anggota tim, sama sekali mengabaikan kurangnya emosi dan keinginan mereka untuk berinteraksi. Mata mereka berwarna hijau yang mirip satu sama lain sehingga Deckerd punya intuisi bahwa mereka kemungkinan besar bersaudara.

" Mereka rekanku yang lain.."

" Kau pasti sangat senang, Deckerd!"

Komesiaris tersenyum dan mengangguk. Segera memperkenalkan anggota terbaru dari hasil manusia yang telah menjalani beratnya transisi dari manusia biasa menjadi Brave Police.

" Pengendara Crane, BP-301." Komesiaris menunjuk kearah pria berambut hitam. Kemudian yang berambut pirang.

" Pengendara Power sovel, BP-302." Saejima mengangguk ketika dia menunjuk yang berambut merah. " Dan pengendara dump truck, BP-303."

Deckerd terlalu bersemangat, Yuuta melihat kilauan itu Dimata oranye Deckerd dan tersenyum riang.

" Ayo kita sapa mereka!" Ujarnya.

Komesiaris tidak begitu riang begitu Yuuta mengajukan itu.

" Ya, mari kita lakukan itu." Deckerd menjawab dengan senyum yang menahan semangatnya meluap.

" Tunggu sebentar-!" Komesiaris Saejima meringis ketika dia menyaksikan dua orang yang lebih muda berjalan seperti sepasang anak anjing menyapa.

Sayangnya tidak ada balasan selain kalimat kompak yang tiba-tiba.

" Pasukan siap menerima perintah." Ketiganya dengan nada datar yang serempak mengucapkan kata itu.

Keduanya terdiam, Deckerd agak sakit hati dan Yuuta menoleh ke Komesiaris yang menghela nafas.

" Inilah kenapa aku ingin menghentikan kalian..." Gumam pria itu.

Tapi dengan tenang, Komesiaris Saejima berjalan mendekati keduanya.

" Keputusan departemen memutuskan supaya mereka tak memiliki emosi, seperti rencana awal Brave Police." Ucapnya sambil menatap Deckerd. " Bahkan mereka belum memiliki kodenama."

Brave Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang