PROLOG

625 60 1
                                    

"Kedatangan saya kesini ingin menawari bapak sebuah kesepakatan" jelas pria itu terus terang. dia mendudukkan dirinya di sofa.

"Kesepakatan tentang apa maksudnya, nak Reval?" pria paruh baya itu menyeruput kopi panas yang baru saja disajikan istrinya beberapa saat lalu.

"Tentang piutang bapak kepada papi saya. bagaimana jika saya saja yang melunasinya? namun dengan satu syarat"

Ayah dari azeeya itu menaruh kembali gelas berisi kopi keatas meja. untuk sesaat dirinya berpikir akan menolak tawarannya dengan tegas. namun logikanya mengambil alih pikiranya, dalam keadaan perusaan yang nyaris bangkrut seperti ini, mungtahil bagi dirinya mengumpulkan uang senilai 700jt dalam waktu singkat.

"Apa syaratnya?" pertanyaan itu mampu membuat segurat senyum tipis terbit dari bibir cucu tertua kencana.

"Sederhana saja. saya ingin menikahi putri bapak"

"Saya menolak"

Pria paruh baya itu menjawab dengan cepat. sebenarnya dia bisa saja menerima penawaran ini, hal apapun akan ia lakukan. namun tidak jika melibatkan istri dan anaknya. Lagipula kenapa harus putrinya?

"Sebetulnya, pak. ini bukan permintaan ataupun penawaran" Reval menatap nyalang pria di hadapannya.

Tangannya menaruh suatu berkas di atas meja. berkas yang memang sedari tadi ia bawa.gracio_ayah dari zeeya menatap tulisan pada berkas tersebut. Itu adalah surat piutangnya kepada Keenan darma kencana, ayah dari anak di hadapannya.

"Saya akan menyerahkan ini kepada pengadilan jika bapak menolak. tentunya sertifikat rumah ini juga bisa menjadi jaminan"

Gracio menatap tajam lelaki di hadapannya. ia dihadapkan dengan dua jalan buntu saat ini. Jika ia menolak maka sama saja dengan dirinya membuat istri dan anaknya menjadi gelandangan. namun jika menerima, artinya ia baru saja melenyapkan masa depan putri semata wayangnya.

Lidahnya kelu, enggan menjawab. ia perlu waktu menjernihkan pikiran untuk memikirkannya secara matang.

Reval menyeruput teh hangat yang disediakan untuknya. lantas mengambil berkas itu lalu berdiri.

"Besok saya akan kembali untuk menerima jawaban dari bapak. semua keputusan ada di tangan bapak saat ini"

Reval beranjak pergi dari ruangan itu. lalu ketika tangannya hendak menyentuh gagang pintu langkahnya terhenti sesaat

"Satu lagi, saya harap besok putri bapak bisa ikut andil dalam pembicaraan"

***

Esok harinya, di kediaman nindikata, ketiganya sudah duduk di ruang tamu keluarga. Reval tak main-main dengan ucapannya, dia betulan datang dengan berkas yang selalu ia bawa

Zee juga ikut berdiskusi kali ini. dengan segala bujukan dari sang ayah kemarin malam. dia setuju untuk  ikut bernegosiasi.

"Pernikahan ini hanya akan berlangsung selama satu tahun empat bulan, setelahnya saya akan menceraikan zee sebagaimana mestinya," Reval menjeda

"Tentunya, ketika waktunya tiba nanti saya akan memberikan zee uang yang cukup untuknya, setidaknya sampai ia bisa kembali menjalani hidup seperti sedia kala" lanjutnya.

Lenggang sejenak.ucapan Reval dibiarkan mengudara tanpa jawaban. ketiganya terdiam dalam sunyi yang mulai hinggap menemani.

"Apa kita harus tinggal di satu atap yang sama nantinya?" zee angkat suara. memecah sunyi yang sedaritadi mendominasi

"Iya, tugas kamu hanya bersandiwara di hadapan papi mami dan para pembantu saja" Reval menjawab tenang.

"bisa dibilang ini hanya pernikahan kontrak?" tanya gracio

"Benar" Reval mengangguk

"Kesepakatan ini menguntungkan kedua belah pihak menurut saya. sebab, saya yang akan menjadi pewaris utama dan bapak akan terbebas dari hutang papi saya" lanjut Reval menerangkan

"Jadi Kamu hanya menjadikan putri saya sebagai batu loncatan?!"

"Lalu apa-"

"Saya setuju" zee berucap cepat. mencegah perdebatan yang mungkin saja akan terjadi bila mana dia tak angkat suara

Kedua lelaki itu terdiam. Menatap Zee dengan pendar berbeda.

"Hanya sampai satu tahun empat bulan 'kan? saya menyetujuinya"

Dan begitulah semuanya disepakati. yang kemudian mengikat dua orang itu dalam sebuah tali pernikahan

Pernikahan yang akan dipandang orang lain tanpa cela. namun hanya berakhir sampai waktu yang sudah disepakati.


GURAT TAKDIR [Zeedel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang