CHAPTER 5 : perihal perasaan

276 44 4
                                    

Dalam ruangan sunyi nan gelap ini, lelaki itu berdiam diri, menatap langit-langit ruangan dengan pendar bahagia. Bibirnya membentuk sebuah lengkungan ke atas membuat ketampanan nya semakin terlihat.

Rasanya sudah lama sekali ia tak menunjukan senyuman selebar ini. sudah lama sekali ia tak tertawa selepas dan sepuas tadi.

Dan hanya kepada perempuan ini lah ia menunjukkan sisi lain dari dirinya. Kepribadian yang sulit ia tunjukan kepada orang lain

Julukan 'si dingin dari keluarga kencana' atau 'es kutubnya kencana' nyatanya tidak berlaku untuk perempuan ini.

Mereka baru saja selesai menonton film komedi di laptop miliknya tadi. Zee sendiri lah yang mengusulkan untuk menonton film ini. Dengan ditemani makanan ringan dan minuman dingin, mereka sesekali tertawa ketika melihat adegan lucu mulai ditayangkan.

Perempuan ini mungkin tidak menyadari. Namun, dalam setiap tingkah yang ia perlihatkan, semuanya adalah hal yang selalu Aldo kagumi, Terlebih lagi senyumannya.

Zee itu memiliki senyum dan tawa yang sangat indah. Tipikal tawa yang dapat membuat orang di sekitarnya ikut tersenyum ketika melihatnya. Terlihat begitu tulus dan lepas, namun juga elegan di saat yang bersamaan. Bayangkan, bagaimana lelaki itu tidak terpesona, jika hanya dengan tertawa saja keindahan perempuan itu sudah terpancar hebat.

Ia menoleh ketika merasakan gerakan di sebelahnya. Rupanya Perempuan itu baru saja mengubah posisi tidur menjadi menghadap padanya.

Sejenak, ia tatap Lamat wajah indah itu, lalu setelah itu ia menutup matanya menggunakan telapak tangan.

Tidak, ia tidak boleh begitu. Jangan sampai perasaan yang tak seharusnya itu muncul dalam hatinya. Ia kemudian beranjak, pergi keluar dari kamar.

Lelaki itu berjalan menuju sebuah kamar dengan pintu bercat putih, kamar yang selalu terkunci. Sebab, Ia melarang semua orang masuk ke dalam sini, terkecuali dirinya.

Perlahan tangannya membuka kenop pintu. Nampaklah pemandangan kamar yang tersusun rapi, seperti kamar pada umumnya. Hanya saja, terpasang begitu banyak foto polaroid di temboknya.

Ia menutup kembali pintu kamar lalu menguncinya dari dalam. Berjalan gontai menuju ranjang, ia merebahkan diri di sana. Menghirup dalam-dalam aroma lavender yang begitu harum.

Setelah beberapa saat, ia mengalihkan pandangannya pada sebuah nakas di samping ranjang. Namun, Bukan pada benda penyimpan itu, melainkan pada sebuah album di atasnya.

Diraihnya album tersebut lalu membukanya. Pada halaman pertama, terdapat foto dua orang bocah yang tersenyum lebar dengan pose peace, lalu dibawahnya terdapat catatan kecil.

Ini adalah foto pertama yang kita ambil dari kamera pemberian kakek. Fotonya diambil di taman kota, pada 6-juni-2010

Aldo tersenyum melihat itu. rasanya sudah lama sekali. "Aku harap suatu hari nanti kita bisa kembali bertemu. Dalam keadaan saling mengenal tentunya"

🍂🍂🍂

"Buat calon sekertaris baru Lo, pak Abimanyu nyuruh buat Ashel aja yang jadi gantinya" tutur Chiko.

Abimanyu Kencana adalah kakeknya dari pihak ayah. Orang yang mengharuskan setiap cucunya yang ingin menjadi pewaris utama harus sudah atau pernah menikah.

"Ashel? Emangnya dia punya bakat di bidang perkantoran?" Aldo mengerutkan keningnya.

Mengenai Ashel, atau memiliki nama lengkap Ashelia Laura Kartowidjaya, dia adalah rekan kerjanya saat masih menjadi aktor dulu. Gadis yang dulu selalu di pasang-pasangkan dengannya oleh para fans, sebelum ia memutuskan untuk keluar dari dunia entertainment.

GURAT TAKDIR [Zeedel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang