*:..。o○ ○o。..:*~Happy Reading~
Tap! Tap! Tap!
Suara ketukan sepatu pantofel beradu nyaring dengan lantai bandara, membuat semua orang mengalihkan pandangannya, menahan nafasnya sebentar, memandang rupawan seorang duda kaya raya, yang melangkah kan kakinya dengan angkuh menebar aura dominannya yang tegas.
Para wartawan yang melihat, segera berbondong-bondong menghampiri seorang pria yang sekarang menjadi bincangan hangat orang-orang.
Leonard atau lebih tepatnya, Leonard be whesley seorang milyader berumur 40 tahun, dengan status nya yang seorang duda, membuat para wanita di luaran sana berlomba-lomba untuk mendapatkan hati duda yang terkenal kejam itu, namun mereka seakan buta bahkan tak jarang ada yang memberikan tubuh mereka sendiri dengan suka rela kepadanya.
Menjijikkan!!
Mau secantik apapun orang yang menggoda nya, ia tak kan terpengaruh, baginya seorang yang cantik hanyalah mendiang istrinya yaitu Nadine Wijaya Wesley. wanita cantik yang berhasil meluluhkan kan hatinya, nadine wanita anggun dengan sifatnya yang lembut membuat siapapun akan nyaman terhadapnya begitupun leo, Namun sayangnya nadine wanita cantik itu, hidupnya tak lama, nadine meninggal 10 tahun yang lalu, ia di bunuh oleh musuh musuh nya leo, hati leo begitu hancur saat itu, namun disisi lain ia harus kuat untuk anak anaknya, apalagi untuk bayi yang baru tiga hari nadine lahirkan, sebelum ia meninggal.
⋇🍼⋆✦🍼⋆⋇
"Jalan,"
Guratan wajahnya menunjuk raut tak suka yang begitu kental, menatap lurus kedepan membuat jems menarik nafas sebentar merasa hawa mencekam dari tuannya itu, Leonard ia merasa lelah menghadapi wartawan yang menyerbu nya seperti zombie, padahal ia sengaja tidak membawa begitu banyak bodyguard Alih-alih agar ia tak begitu mencolok, namun apa ini! Sedikit menyesal juga tak membawa banyak bodyguard, ia hanya membawa jems asisten pribadinya.
Mobil mewah leo melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, melewati jalan yang basah akibat guyuran air hujan, leo menghela nafas nya kasar, mengapa perjalanan ini terasa begitu lama. Oh ayolah ia kelelahan!
"Ck' jems, tidak bisa kah kau mengendarai mobilnya sedikit cepat," Leo berdecak sebal.
"Tapi tuan...
"Aku kelelahan, bisakah kau mengerti,"
Hah!
"Dimengerti tuan!"
Jems, ia hanya bisa menurut saja, lagi pun apa yang bisa ia perbuat, ia hanyalah seorang bawahan, namun jems sedikit kesal dengan perkataan tuannya itu, harusnya tuannya itu mengerti bukan, dengan kondisi jalan yang basah dan juga licin di tambah cuaca nya yang begitu gelap, Hey ia tak mau mati secepat itu, ia bahkan belum merasakan yang namanya surga dunia, ingin rasanya jems berteriak.
"Dasar duda, menyebalkan" teriak jems.
Tentu itu dalam hati, mana mungkin jems berani mengatakannya secara langsung, bisa-bisa ia hanya tinggal nama, memikirkan nya saja membuat ia bergidik ngeri.
Setelah di rasa hujan mulai mereda, jems langsung saja menancap gas membuat mobilnya melaju begitu cepat, bukankah itu yang diinginkan tuannya! Leonard pun hanya diam, berarti itu tak masalah bukan?
Tak sadar jems malah melamun dan pandangannya pun mulai tak pokus, tiba-tiba saja rasa kantuk mulai datang menyerangnya, tanpa jems sadari ada seorang bocah yang menyebrang, jems belum menyadari itu sampai dimana...