🌼A Letter🌸

126 28 19
                                    

Semalam, kutemukan dirimu dalam lamunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam, kutemukan dirimu dalam lamunan. Tangisanmu malam itu membuat seluruh nadiku ikut terhenti dan bunga di taman menjadi layu. Dengan bodohnya, aku malah ikut memarahimu, meluncurkan kata-kata kasar yang tak sengaja ikut menggoreskan luka di hatimu.

Seharusnya, aku memelukmu malam itu, mengucapkan beribu-ribu kata betapa aku mencintaimu, menginginkanmu tetap bertahan bersamaku. Anantaku, berjanjilah untuk selalu berada disisiku, Akanku ikuiti kemanapun takdir membawamu, asalkan aku bisa merengkuhmu ke dalam pelukanku.

.

.

.

Ponsel yang sudah belasan kali berbunyi itu tetap di acuhkan oleh sang pemilik. Memilih untuk melanjutkan tidurnya bersama kekasih tercinta, setelah melakukan kegiatan yang cukup menguras tenaga. Saling merengkuh dan menghangatkan bersama tubuh telanjang.

Berbeda dengan Ananta, gadis itu memilih untuk bangun dan melepas rengkuhan Devano yang melilit pinggangnya. Turun dari ranjang dengan perlahan agar tak membangunkan tigernya, mengambil kemeja milik sang pria di bawah lantai dan memakai kemeja itu pada tubuh mungilnya hingga menutupi tubuhnya sebatas paha.

Memungut pakaiannya dan dasi dan celana bahan milik Devano lalu memasukkan pakaian kotor itu ke dalam keranjang cucian kemudian mengambil ponsel yang sejak tadi terus berbunyi. Disana, nama Lovie tertera.

Ananta segera membangunkan tigernya, meski sulit. Tapi Akhirnya, Devano mau membuka mata dan menerima panggilan dari sang sekretaris. Pria itu langsung berlari ke dalam kamar mandi setelah mematikan telepon secara sepihak dengan Lovie. Ananta tidak yakin. Tapi, pria itu pasti memiliki pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan.

Gadis itu mencepol rambutnya tinggi-tinggi kemudian bergegas ke dapur, teh yang ia buat tadi pagi pasti sudah dingin. Ananta ingin kembali membuatnya dan memanaskan makanan untuk di bawa prianya ke kantor.

Ananta sudah menyiapkan bekal makan siang untuk Devano, ia tinggal menunggu pria itu turun. Hingga beberapa saat, akhirnya Devano turun dengan tergesa-gesa. Pria itu langsung meminum teh hangatnya tanpa menatap Ananta kemudian membawa bekal makan siang lalu hendak bergegas tanpa mengucapkan kata-kata yang biasa pria itu lakukan. Ananta menahan pergelangan tangan pria itu ketika Devano akan masuk ke dalam mobil.

"Ada apa, Ananta? Aku tidak punya waktu dan harus segera ke kantor." Devano melepas genggaman tangan Ananta.

"Kau tidak lupa, kan?" Ananta bertanya sambil memilin ujung bajunya.

"Apa?"

"Kau sudah berjanji padaku semalam, Devano." Melihat Patek Phillippe yang terpasang di pergelangan tangan, Devano kambali menatap sang kekasih dengan kedua alis berkerut tajam.

"Langsung saja katakan, janji apa yang kuucapkan semalam?"

"Sore nanti, kau akan mengajakku berkencan ke taman bunga." Menghela nafas jengah, Devano berdecak kesal.

Dear Ananta {SHORT STORY}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang