Rius tidak bisa melawan ketika King Albartaz mengangkatnya keluar dari bak air. Ia membiarkan dirinya dibawa, tubuhnya yang masih basah terasa begitu ringan dalam genggaman raja iblis itu.
Tapi satu hal yang tidak bisa ia abaikan—tatapan King Albartaz tetap sama.
Dingin. Kejam. Seolah tidak pernah mengenal kata belas kasih.
Langkah-langkah berat itu menggema di sepanjang lorong, hingga akhirnya King Albartaz membawanya masuk ke dalam kamar pribadi mereka berdua.
Seketika Rius merasakan hawa yang berbeda di ruangan itu. Tidak ada lagi kebebasan. Tidak ada lagi celah untuk melarikan diri.
Ia seperti burung yang dikunci di dalam sangkar emas.
King Albartaz menurunkannya di dalam kamar mandi yang luas. Air hangat sudah disiapkan di dalam bak mandi batu yang megah, dan uap lembut mengepul di udara. Namun, alih-alih merasa nyaman, Rius justru merasakan ketegangan yang lebih besar.
"Aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan ruangan ini, hanya orang-orang tertentu yang aku izinkan melayanimu," kata King Albartaz, suaranya dingin dan tegas.
Rius mendongak, menatapnya dengan penuh keterkejutan. "Apa?"
Hanya orang tertentu yang bisa bertemu dengannya, katanya.
"Siapa yang diizinkan masuk?" tanya Rius curiga. "Kenapa bukan Lynn atau Tan?"
King Albartaz menyeringai. Seringai khasnya.
"Kau pikir aku akan membiarkan kedua pelayan itu tetap hidup setelah mereka membuatmu berhasil melarikan diri dariku?"
Deg.
Dada Rius bergetar hebat. Ia menatap wajah King Albartaz dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan.
"T-Tidak mungkin..." gumamnya pelan.
King Albartaz mendekat, menangkap reaksi kecil itu.
"Tidak mungkin aku membunuh Lynn dan Tan?" ulangnya, menantang.
Rius menggigit bibirnya. Ia ingin menyangkal. Ia ingin berpegang pada harapan bahwa kedua pelayan itu masih hidup.
Namun... King Albartaz bukanlah pria yang hanya mengancam tanpa arti.
"Kenapa tidak mungkin?" lanjut King Albartaz dengan nada kejam. "Kau belum mengenalku dengan benar, Ratuku?"
Rius menggigil.
Mata merah King Albartaz bersinar dalam kegelapan ruangan, tatapannya menembus ke dalam jiwanya.
"Oleh sebab itu," suaranya menurun, namun tidak kehilangan ketegasannya, "berpikirlah dua kali sebelum kau hendak melarikan diri dariku."
Ia mendekatkan wajahnya ke arah Rius, membuat gadis duyung itu hampir menahan napas.
"Mungkin sekarang hanya nyawa kedua pelayan itu," bisiknya. "Namun, siapa tahu... nantinya adalah orang-orang terkasihmu."
Aqua.
Rius mencengkram kedua tangannya sendiri. Dadanya naik turun, napasnya memburu.
King Albartaz benar-benar membunuh mereka.
Jika Rius mencoba kabur sekali lagi, bisa-bisa Aqua yang menjadi korban berikutnya.
Tidak.
Rius tidak bisa membiarkan itu terjadi.
Tapi…
Bagaimana dengan rencana yang Zion sampaikan waktu itu?
"Setelah nona berhasil mengeluarkan kami bertiga, kami akan membawa nona kabur dari kastil istana ini. Kami jamin, King Albartaz tidak akan bisa menangkap nona lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
AQUARIUS (Tamat /Lengkap)
FantasiaAquarius adalah mermaid kembar yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Jika Aqua adalah ombak besar ditengah lautan, maka Rius adalah air tenang dalam kolam. Keduanya tidak pernah menyangka, bahwa ibu mereka sendiri telah terikat perjanjian de...