·٠•● ஜ 𝔪𝔞𝔫𝔱𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔫𝔭𝔞𝔦?

98 11 1
                                    

Kageyama Tobio, pria itu mendengus kesal. Bagaimana tidak, ia sudah 3 jam berpose membiarkan para potografer itu mengambil potret dirinya sesuka hati. Tobio sudah menjadi bagian dari Nixel sebagai model pria selama 1 minggu belakangan. Malam hari ketika hujan gerimis melanda, Tobio mendatangi perusahaan raksasa tersebut dan bilang bahwa ia setuju untuk ikut bergabung. Sungguh bukan seperti Tobio sama sekali. Pria kaku itu bahkan rela pergi keluar menembus dinginnya malam demi sesuatu yang bukan kemauannya. Jika begitu mengapa ia menyetujui permintaan Tooru saat itu? Apa semua ini karena Shoyo?

Loh, Shoyo? Ada apa dengan Shoyo memangnya?

Masih ingat dengan ucapan Atsumu tentang kedekatannya dengan Shoyo? Atau perasaan aneh dalam hati Tobio ketika ia baru saja pergi ke Tokyo mendatangi toko olahraga milik Shoyo?

Terkesan sedikit berbelit, tapi itulah nyatanya. Singkatnya, Tobio mengikuti ajakan Tooru menjadi model dengan harapan jika ia melakukan itu, maka Tobio bisa menghapus perasaan anehnya tentang Shoyo. Yang selalu Tobio rasakan saat berdekatan dengan bocah jingga tersebut.

Meski Tobio harus bekerja ekstra dan menjadi sangat amat sibuk karenanya. Ayolah.. Selain mengurus perusahaan, Tobio juga menjadi model. Berdandan, berpose, berfoto, dan mengikuti arahan manager. Diakhir, fotonya akan di sebarkan di majalah dan billboard.

"Kau lelah, Tobio-chan?"

Suara berat seorang pria menginterupsi. Diliriknya pemilik suara tersebut, dia adalah Oikawa Tooru. Mantan senpai Tobio namun kini telah menjadi partner nya. Ahh... Atau rekan kerja satu agensi? Atau Tobio tidak pernah menganggap dia siapapun, layaknya angin?

"Kepalaku pusing." jawab Tobio singkat. Sungguh, jepretan kamera yang bertubi-tubi sangat membuat kepalanya berkeliling.

"Haha.. Mau berkeliling sebentar?" Tooru menawarkan sembari tersenyum.

Bukan senyuman manis ala Shoyo. Tapi senyuman yang agak bikin geli. You know lah.. Oikawa Tooru.

Tobio menyanggupinya, meski ia tidak terlalu suka dengan Tooru namun jalan-jalan di malam hari seperti ini tidaklah buruk. Begitu pikirnya.

Mereka berdua berjalan beriringan. Santai. Udara malam di kota Tokyo tidak begitu dingin namun mereka sepakat untuk memakai jaket tebal dan syal. Demi menjaga kesehatan tubuh, mereka tidak mau sakit saat harus bekerja nanti. Terlebih Tooru.

Mereka akhirnya berhenti di depan sebuah vending machine. Tooru ingin menawari Tobio sekaleng kopi namun dengan tegas Tobio menolaknya. Tobio ingin membeli sendiri, manik raven pria tersebut melirik secara bergantian memilih antara susu atau yogurt. Setelah memasukkan satu koin ke dalam vending machine.

Susu, yoghurt, susu, yoghurt, susu, yoghurt..

Tadaaa.. Akhirnya Tobio memilih yoghurt.

Masalah susu, Tobio sudah pabriknya sendiri. Tidak masalah jika ia memilih yogurt sekali-kali kan?

"Kau sudah bertemu Chibi-chan?" Tooru menyenderkan punggungnya pada vending machine. Setelah Tobio berhasil mengambil yogurt miliknya. Tooru meminum kaleng kopinya juga.

"Chibi-chan?"

Tooru sedikit aneh melihat wajah bingung Tobio. Sepersekian detik Tooru baru sadar bahwa Tobio tinggal di Italia selama 7 tahun. Mungkin si triplek ini lupa pada teman lamanya.

"Rivalmu ketika main voli dulu."

Manik Tobio sedikit membulat. "Oh.. Hinata?"

"Yep. Itu!" Tooru menjetikkan jari.

"Ya. Aku bertemu Hinata di Bandara. Waktu itu aku sedang mengantar Miwa pergi liburan."

"Woaaa.. Lebih cepat dari yang kukira. Kukira kau lupa pada si cebol itu, maksudku.. Wajahmu sempat kebingungan tadi."

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang